Thursday, October 29, 2009

Menangis karena takut kepada Allah

1. Dari Abu hurairah ra, ia berkata ; Rasulullah saw bersabda; tidak akan masuk neraka seorang yang menangis karena takut kepada Alloh, sehingga air susu kembali kepada putingnya , tidak akan bisa berkumpul debu yang menempel karena berjuang di jalan Alloh dengan asap neraka jahanam (HR Timidzi)

2. Keutamaan Menangis :
Naungan Pada Hari kiamat
Dari Abu hurairah ra, dari nabi saw , beliau bersabda; ada tujuh kelompok yang akan memperoleh naungan Alloh, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu :
- Pemimpin yang adil
- Pemuda yang giat beribadah
- seorang yang hatinya selalu digantungkan dengan masjid
- Dua orang yang saling mencintai karena Alloh, keduanya berkumpul dan berpisah karena Alloh
- Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan bangsawan yang cantik, lalu berkata "Sesungguhnya aku takut kepada Alloh"
- Seorang yang memberikan sedekah ,lalu disembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya
- Seorang yang berdzikir kepada Alloh di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya bercucuran air mata
(HR Bukhari dan Muslim)

3. Dari abu ummamah shuday bin ajlan al bahiliy ra, dari nabi saw beliau bersabda; tidak ada sesuatupun yang lebih dicintai Alloh dari pada dua tetes dan dua bekas, yaitu tetesan air mata karena takut kepada Alloh dan tetesan darah yang menetes sewaktu berjuang di jalan Alloh, adapun dua bekas adalah bekas luka sewaktu berjuang di jalan Alloh dan bekas dari menjalankan salah satu kewajiban-kewajiban Alloh ta'ala (HR Tirmidzi)


Menangisi mayat
1. Dari Umar bin al-Khaththab r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Mayat itu dapat disiksa dalam kuburnya dengan sebab tangisan keras padanya yang disebabkan kematiannya." Dalam riwayat lain disebutkan: "Dengan sebab tangisan yang ditujukan atas dirinya." (Muttafaq 'alaih)

2. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak termasuk golongan kita - kaum Muslimin - orang yang memukul-mukul pipi, mencabik-cabik saku dan berdoa dengan doa-doa cara zaman Jahiliyah." (Muttafaq 'alaih)

3. Dari Abu Burdah, katanya: "Abu Musa sakit lalu ia tidak sadarkan diri, sedang kepalanya di atas pangkuan isterinya yakni dari kalangan keluarganya. Setelah isterinya melihat itu lalu mulailah ia berteriak-teriak dengan teriakan keras sekali, sedang Abu Musa tidak dapat menolak - yakni melarang - sedikit pun dari perbuatan isterinya tadi - sebab masih dalam keadaan tidak sadar. Setelah Abu Musa sadarkan diri kembali, ia pun lalu berkata: "Saya melepaskan diri - yakni tidak ikut bertanggungjawab - terhadap sesuatu yang Rasulullah s.a.w. sendiri juga melepaskan diri daripadanya. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. berlepas diri dari orang yang bersuara keras-keras dalam menangisnya, juga dari orang yang mencukur rambut serta orang yang mencabik-cabik saku-ketika ada seseorang keluarga yang meninggal dunia." (Muttafaq 'alaih)

4. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Pada suatu ketika Abdullah bin Rawahah r.a. pengsan - yakni tidak sadarkan diri, lalu saudara perempuannya menangisinya dengan mengucapkan: "Aduhai tuanku," serta lain-Iain yang sedemikian, sedemikian. la menghitung-hitungkan kebaikan saudaranya itu sebagaimana hal-ihwal zaman Jahiliyah. Setelah Abdullah sadarkan diri kembali, ia pun berkata: "Tiada sesuatu ucapan yang engkau ucapkan itu, melainkan kepada saya pun ditanyakan: "Apakah engkau juga demikian? Maksudnya apakah engkau benar-benar seperti yang diucapkan oleh saudarimu itu?" (Riwayat Bukhari)

5. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Sa'ad bin Ubadah r.a. mengeluh karena sesuatu penyakit yang diderita olehnya. Kemudian Rasulullah s.a.w. mendatangi untuk menjenguknya bersama Abdur Rahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abu Waqqash dan Abdullah bin Mas'ud. Setelah beliau s.a.w. memasuki tempatnya, beliau menemukannya sedang tidak sedarkan diri, lalu bersabda: "Apakah sudah meninggal dunia." Para sahabat berkata: "Belum, ya Rasulullah." Rasulullah s.a.w. lalu menangis. Orang-orang banyak setelah melihat tangis Nabi s.a.w. itu, mereka pun menangis pula, kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Tidaklah engkau semua mendengar? Sesungguhnya Allah itu tidak menyiksa kerana keluarnya airmata dari mata, tidak pula kerana kesedihan hati, tetapi Allah menyiksa kerana ini (dan beliau s.a.w. menunjuk kepada lisannya) atau Allah akan memberikan kerahmatan." (Muttafaq 'alaih)

6. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seseorang wanita yang menangisi keras-keras - kepada mayat -itu apabila ia tidak bertaubat sebelum matinya, maka ia akan didirikan pada hari kiamat nanti dengan mengenakan baju gamis yang dibuat dari tir serta baju besi yang penuh kutu penyakit kudis." (Riwayat Muslim)

7. Dari Usaid bin Abu Usaidat-Tabi'i dari seorang wanita dari golongan orang- orang yang mengadakan bai'at kepada Nabi s.a.w., katanya: "Dalam rangka pembai'atan yang diambil oleh Rasulullah s.a.w. mengenai berbagai kebaikan yang kita tidak boleh melanggarnya ialah: Kita tidak boleh mencakar-cakar muka kita, tidak boleh berdoa agar memperoleh kecelakaan, tidak boleh mencabik-cabik saku dan tidak boleh mencabuti rambut - ketika ada orang mati." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

8. Dari Abu Musa r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang mayat pun yang meninggal dunia lalu orang-orang yang menangisinya itu sama berdiri sambil mengucapkan: "Aduhai pelindungku, aduhai tuanku atau yang semacam dengan itu, melainkan Allah mengutus dua malaikat yang memukuli mayat tersebut sambil mengucapkan: "Apakah engkau benar-benar seperti yang diucapkan oleh orang-orang itu?" Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

9. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua perkara yang ada di kalangan para manusia dan menyebabkan mereka itu menjadi kafir - kalau menyakinkan bahawa perbuatan itu boleh menurut agama, iaitu mencemarkan nasab - yakni keturunan - dan menangisi dengan suara keras kepada mayat." (Riwayat Muslim)


10.. Dari Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika diaturkanlah berita tentang anak dari puterinya yang dalam keadaan akan meninggal dunia, lalu kedua mata Rasulullah s.a.w. mengalirkan airmata. Kemudian Sa'ad berkata pada beliau s.a.w.: "Apakah ertinya ini, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ini adalah sebagai tanda belas kasihan yang dijadikan oleh Allah Ta'ala dan hati hamba-hambaNya. Hanyasanya Allah itu mengasihi orang-orang yang mempunyai hati belas kasihan dari golongan hamba-hambaNya itu." (Muttafaq 'alaih)

11. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat anaknya iaitu Ibrahim r.a. dan ia sedang berderma dengan jiwanya - yakni menghadapi kematian, maka kedua mata Rasulullah s.a.w. itu melelehkan airmata. Abdur Rahman bin Auf berkata kepadanya: "Tuan pun menangis ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Hai Ibnu Auf, sesungguhnya airmata ini adalah sebagai tanda kasih sayang." Selanjutnya airmata pertama itu diikuti airmata kedua dan seterusnya. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya mata pun dapat mengalirkan air mata dan hatipun dapat berdukacita. Kita tidak mengucapkan melainkan apa yang dapat memberikan keredhaan kepada Tuhan kita dan sesungguhnya kita ini dengan berpisah denganmu itu, hai Ibrahim nescayalah bersedih hati." (HR Bukhari)