Thursday, October 29, 2009

IKHLAS..

cara untuk IKHLAS....

1.harus tahu manfaat/akibatnya yg akan dikerjakan,

2.Harus menghadirkan niat didalam hati hanya karna ALLAH SWT, lihat isi dalam hati dan keluarkan semua isinya,

3.bila isi hati sdh bersih maka isilah hati itu dg sesuatu hanya karna ALLAH SWT,

4.Tanamkan dan tancapkan didalam hati sedalam dalamnya hanya karna ALLAH SWT..

InsyaAllah itu yg dinamakan IKHLAS... Subhanallah...

(Quraish Shihab)

Anak dan Orang tua

Seringkali kita kesal akan kenakalan anak-anak kita, hingga kita heran mengapa kita dikaruniai anak yang nakal seperti itu? Hal ini kemudian akan mengarahkan kita pada menyalahkan Tuhan yang telah memberikan kepada kita anak tersebut...
Sebelum menjawab ha itu, Saya senantiasa teringat kajian Bengkel Hati Ustadz Dhanu.. manakala anak yang masih belum baligh sakit, maka dimungkinkan ada sesuatu yang salah dengan akhlak orang tuanya...
Maka berkaitan dengan akhlak si anak sendiri... sangat menarik kisah berikut ini...

"Syekh Vefa, seorang ulama besar, memiliki seorang anak lelaki. Ketika si anak sudah cukup umur untuk bermain-main keluar rumah, dia selalu mengganggu para penganggkut air di jalan. Dia menusuki kantung-kantung air mereka dengan paku, kemudian meminum air yang memancur dari lubang itu. Para pengangkut air sungkan melaporkan kepada Syekh Vefa karena rasa hormat mereka, namun setelah sekian bulan berjalan, salah seorang pengangkut air tidak bisa membiarkan hal itu terjadi lagi. Ia pergi melaporkan kenakalan si anak kepada sang Syekh.
Syekh Vefa kemudian mengundang para pengangkut air, dan mengganti seluruh kantung dengan kantung yang baru, serta berkata, 'Aku akan menasehati anakku. Kalian tak perlu cemas. Kenakalannya berasal dariku atau dari Ibunya. Keburukan tidak berasal dari anak itu sendiri.'
Beliau lalu memanggil istrinya untuk berdiskusi. Sang istri kemudian berkata, 'Aku bersumpah bahwa aku tidak pernah dengan sengaja melalaikan perintah ALLAH atau melanggar laranganNYA. Hanya ada satu hal, ketika hamil, aku berkunjung ke rumah tetangga sebelah. Di atas bufet aku melihat sebuah jeruk. Aku ingn sekali memakannya. Untuk menghilangkan keinginan itu, aku menusuk jeruk tersebut dengan sebatang jarum dan mencecap airnya yang mengalir keluar.'
Dengan penuturan itu, Syekh Vefa menarik nafas dan berkata, 'Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga penyebabnya.' Beliau segera menyuruh istrinya meminta maaf kepada tetangga itu, dan setelah dimaafkan, Syekh merasa tidak perlu lagi menasehati putra tercintanya.. Sang putra tetap bermain dengan paku, tapi sama sekali ia tidak tertarik dengan pengankut air, ia lebih senang bermain paku di tanah."
(Sumber: Pencerah Matahati oleh Syekh Muzzafer Ozzak)

Intinya, anak yang belum baligh belum memiliki dosa apapun, mereka hanyalah ujian dan peringatan bagi kita, untuk segera mengevaluasi diri kita sendiri...
Wallahu a'lam bishowab..

RENUNGAN BUAT SUAMI

Wahai sang suami ....

Apakah membebanimu wahai hamba Allah, untuk tersenyum di hadapan istrimu dikala anda masuk ketemu istri tercinta, agar anda meraih pahala dari Allah?!!

Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala anda melihat anak dan istrimu?!!

Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat anda menghampiri dirinya?!!

Apakah memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkannya di mulut sang istri, agar anda mendapat pahala?!!

Apakah termasuk susuh, kalau anda masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap : Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh agar anda meraih 30 kebaikan?!!

Apa yang membebanimu, jika anda menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!

Tanyalah keadaan istrimu di saat anda masuk rumah!!
Apakah memberatkanmu, jika anda menuturkan kepada istrimu di saat masuk rumah : Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun.

Sesungguhnya, jika anda betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau anda letih dan lelah, anda mendekati sang istri tercinta dan menjimaknya, maka anda mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :Dan di air mani seseorang kalian ada sedekah.

Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika anda berdoa dan berkata : Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya.

Ucapan baik adalah sedekah.
Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.
Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.
Berhubungan badan mendapatkan pahala.


Diambil dari kitab Fiqh pergaulan suami istri oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.

RENUNGAN BUAT ISTRI

Wahai sang Istri ....

Apakah akan membahayakan dirimu, kalau anda menemui suamimu dengan wajah yang berseri, dihiasi senyum yang manis di saat dia masuk rumah.?

Apakah memberatkanmu, apabila anda menghapus debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta mengecup pipinya.?!!

Apakah anda akan merasa sulit, jika anda menunggu sejenak di saat dia memasuki rumah, dan tetap berdiri sampai dia duduk.!!!

Mungkin tidak akan menyulitkanmu, jika anda berkata kepada suami : Alhamdulillah atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang kekasihku.

Berdandanlah untuk suamimu -harapkanlah pahala dari Allah di waktu anda berdandan itu, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan- pakailah parfum, dan bermake up-lah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.

Jauhi dan jauhilah bermuka asam dan cemberut.

Janganlah anda mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang akan merusak dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.

Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.

Janganlah berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lambut, sehingga menyebabkan orang yang di hatinya ada penyakit mendekatimu dan mengira hal-hal yang jelek terhadap dirimu.

Selalulah berada dalam keadaan lapang dada, hati tentram, dan ingat kepada Allah setiap saat.

Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.

Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.

Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu dapat mengusir syeitan.

Hilangkanlah dari rumahmu foto-foto, alat-alat musik dan alat-alat yang bisa merusak agama.

Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunat, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan jangan anda menghalanginya untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabatnya.

Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu, serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoalah kepada Allah, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam meminta. Allah berfirman:Dan Rabbmu berkata : serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu (Al-Ghafir : 60).

Diambil dari kitab Fiqh pergaulan suami istri oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.

Gambaran Neraka menurut Al Quran

Rasanya tidak pantas jika kita yang telah dewasa,mengaku muslim masih ditakut-takuti dengan gambaran neraka hanya supaya taat ibadah. Namun kenyataanya masih banyak orang yang lupa bahwa kita pasti akan merasakan tinggal di neraka,ada yang sebentar ada yang lama itu bedanya.. Mengapa kita takut membicarakan keadaan neraka saat ini tapi tidak takut bermaksiat di hadapan Allah?.

Berikut ini adalah penggalan penggalan ayat yang menceritakan kondisi neraka dalam Al Quran.

..Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
surat 2:206

Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.
surat 73:12

Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),
surat 11:106

(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): “Rasakanlah sentuhan api neraka!”
surat 54:48

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
surat 4:56

Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.
surat 38:57

Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at[487] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
surat 6:70

Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
surat 22:19

Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak
surat 67:7

Apabila neraka itu melihat[1056] mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.
surat 25:12

Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana.
surat 77:32

Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak
surat 70:15

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
surat 66:6

Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.
surat 17:97

Ini adalah sebagian kondisi Neraka yang dituliskan dalam alquran, masih banyak lagi ungkapan kondisi neraka, baik dalam al quran ataupun hadist dan itu adalah kebenaran dari kitab Allah. kita tidak bisa menyangkal karena tidak pernah berkunjung ke neraka.

Saya tidak bermaksud menakut nakuti anda dengan kondisi neraka, tetapi saya ingin menunjukkan skaligus mengingatkan kita semua, kalo belum pernah melihat neraka, kira kira seperti ayat ayat diataslah kondisi neraka yang sebenarnya.

Saya tidak bisa membayangkan kondisi kehidupan di neraka, kita sebagai manusia yang diberi kelebihan indera perasa terasa amat cengeng, kenapa? kita sedikit aja tersulut api atau rokok, udah berteriak seakan dunia akan runtuh, apalagi kalo terkena knalpot yang mana itu adalah buatan manusia dan panasnya hanya sekitar beberapa derajat celcius, kita udah berteriak sekuat tenaga.Lantas apa sanggup kita berdiam di dalam Neraka? Jika tidak mari mulai sekarang senantiasa menjaga perbuatan dan hati kita tetap lurus di jalanNya, mencari ridhoNya supaya selamat kelak di akherat.

HAI MANUSIA , INILAH NERAKA !

Neraka adalah tempat yang disediakan Allah swt. bagi orang-orang kafir. Mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari Rasulullah saw. Neraka merupakan wujud siksa Allah kepada musuh-musuh-Nya dan penjara bagi mereka yang berbuat dosa. Tempat ini adalah suatu kehinaan dan kerugian yang tiada taranya.

“Ya Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau hinakan dia; dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (Ali Imran: 192)
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir.” (Ali Imran: 131)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Sosok yang berdiri tegak menjaga api neraka adalah malaikat. Perawakannya besar. Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak pernah durhaka kepada Rabb yang menciptakan diri mereka. Mereka senantiasa patuh terhadap semua perintah Rabb mereka. Coba simak ayat Al-Qur’an ini.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Jumlah malaikat penjaga neraka ada sembilan belas, seperti yang firman Allah swt.,
“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia, di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Al-Muddatstsir: 26-30)

“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat, dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu kecuali sebagai ujian bagi orang-orang kafir.” (Al-Jin: 31)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Tahukah anda seperti apa api neraka itu? Sanggupkah kulit dan daging anda menahan panasnya yang membakar?
Rasulullah saw. bersabda, “Api kamu ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api di neraka jahannam.” Para sahabat mengatakan, ”Yang ini pun sudah cukup berat panasnya.” Berkata Nabi, ”Bahkan api neraka itu melebihi sebanyak enam puluh sembilan kali lipat panasnya api dunia.”
“Api neraka jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.” (HR Tirmidzi).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Siapapun orang yang dimasukkan ke dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu neraka berdiri kokoh dan tertutup rapat. Itulah pejara bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat.
“Dan sesungguhnya jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al-Hijr: 43-44)

“Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang (pintunya) ditutup rapat.” (Al-Balad: 19-20)

Orang-orang kafir dihalau ke neraka jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepada kalian Rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Rabbmu dan memperingatkanmu akan pertemuan hari ini?” Mereka menjawab, “Benar telah datang.” Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang kafir. Dikatakan (kepada mereka), “Masukilah pintu-pintu neraka jahanam itu, sedang kamu kekal di dalamnya.” Maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (Az-Zumar: 71-72)

Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu darinya adalah bagian yang sudah ditentukan.” (Al-Hijr: 44)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….
Orang-orang yang abadi di dalam neraka adalah golongan kafir dan munafik. Ini firman Allah swt., “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 39)

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami serta menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raf: 36)
“Tidakkah mereka, orang-orang munafik itu mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, mereka kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (At-Taubah: 63)

Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim (musyrik) itu, ”Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal, kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Yunus: 52)

“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya ialah orang yang diberi sepasang sandal yang talinya terbuat dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya karena panasnya yang laksana air panas mendidih di dalam periuk. Dia mengira tiada seorangpun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu, padahal dialah orang yang mendapat siksaan paling ringan.” (Bukhari-Muslim)

“Ada di antara mereka yang dimakan api sampai ke mata kaki, ada yang dimakan sampai pinggangnya dan ada pula yang dimakan sampai ke tenggorokannya.”

“Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis ! ,Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia.” (HR Ibnu Majah)

Mudah-mudahan kita semua dibebaskan oleh Allah swt. dari adzab neraka. Amin, ya Mujibassailin.

Menangis karena takut kepada Allah

1. Dari Abu hurairah ra, ia berkata ; Rasulullah saw bersabda; tidak akan masuk neraka seorang yang menangis karena takut kepada Alloh, sehingga air susu kembali kepada putingnya , tidak akan bisa berkumpul debu yang menempel karena berjuang di jalan Alloh dengan asap neraka jahanam (HR Timidzi)

2. Keutamaan Menangis :
Naungan Pada Hari kiamat
Dari Abu hurairah ra, dari nabi saw , beliau bersabda; ada tujuh kelompok yang akan memperoleh naungan Alloh, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu :
- Pemimpin yang adil
- Pemuda yang giat beribadah
- seorang yang hatinya selalu digantungkan dengan masjid
- Dua orang yang saling mencintai karena Alloh, keduanya berkumpul dan berpisah karena Alloh
- Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan bangsawan yang cantik, lalu berkata "Sesungguhnya aku takut kepada Alloh"
- Seorang yang memberikan sedekah ,lalu disembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya
- Seorang yang berdzikir kepada Alloh di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya bercucuran air mata
(HR Bukhari dan Muslim)

3. Dari abu ummamah shuday bin ajlan al bahiliy ra, dari nabi saw beliau bersabda; tidak ada sesuatupun yang lebih dicintai Alloh dari pada dua tetes dan dua bekas, yaitu tetesan air mata karena takut kepada Alloh dan tetesan darah yang menetes sewaktu berjuang di jalan Alloh, adapun dua bekas adalah bekas luka sewaktu berjuang di jalan Alloh dan bekas dari menjalankan salah satu kewajiban-kewajiban Alloh ta'ala (HR Tirmidzi)


Menangisi mayat
1. Dari Umar bin al-Khaththab r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Mayat itu dapat disiksa dalam kuburnya dengan sebab tangisan keras padanya yang disebabkan kematiannya." Dalam riwayat lain disebutkan: "Dengan sebab tangisan yang ditujukan atas dirinya." (Muttafaq 'alaih)

2. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak termasuk golongan kita - kaum Muslimin - orang yang memukul-mukul pipi, mencabik-cabik saku dan berdoa dengan doa-doa cara zaman Jahiliyah." (Muttafaq 'alaih)

3. Dari Abu Burdah, katanya: "Abu Musa sakit lalu ia tidak sadarkan diri, sedang kepalanya di atas pangkuan isterinya yakni dari kalangan keluarganya. Setelah isterinya melihat itu lalu mulailah ia berteriak-teriak dengan teriakan keras sekali, sedang Abu Musa tidak dapat menolak - yakni melarang - sedikit pun dari perbuatan isterinya tadi - sebab masih dalam keadaan tidak sadar. Setelah Abu Musa sadarkan diri kembali, ia pun lalu berkata: "Saya melepaskan diri - yakni tidak ikut bertanggungjawab - terhadap sesuatu yang Rasulullah s.a.w. sendiri juga melepaskan diri daripadanya. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. berlepas diri dari orang yang bersuara keras-keras dalam menangisnya, juga dari orang yang mencukur rambut serta orang yang mencabik-cabik saku-ketika ada seseorang keluarga yang meninggal dunia." (Muttafaq 'alaih)

4. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Pada suatu ketika Abdullah bin Rawahah r.a. pengsan - yakni tidak sadarkan diri, lalu saudara perempuannya menangisinya dengan mengucapkan: "Aduhai tuanku," serta lain-Iain yang sedemikian, sedemikian. la menghitung-hitungkan kebaikan saudaranya itu sebagaimana hal-ihwal zaman Jahiliyah. Setelah Abdullah sadarkan diri kembali, ia pun berkata: "Tiada sesuatu ucapan yang engkau ucapkan itu, melainkan kepada saya pun ditanyakan: "Apakah engkau juga demikian? Maksudnya apakah engkau benar-benar seperti yang diucapkan oleh saudarimu itu?" (Riwayat Bukhari)

5. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Sa'ad bin Ubadah r.a. mengeluh karena sesuatu penyakit yang diderita olehnya. Kemudian Rasulullah s.a.w. mendatangi untuk menjenguknya bersama Abdur Rahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abu Waqqash dan Abdullah bin Mas'ud. Setelah beliau s.a.w. memasuki tempatnya, beliau menemukannya sedang tidak sedarkan diri, lalu bersabda: "Apakah sudah meninggal dunia." Para sahabat berkata: "Belum, ya Rasulullah." Rasulullah s.a.w. lalu menangis. Orang-orang banyak setelah melihat tangis Nabi s.a.w. itu, mereka pun menangis pula, kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Tidaklah engkau semua mendengar? Sesungguhnya Allah itu tidak menyiksa kerana keluarnya airmata dari mata, tidak pula kerana kesedihan hati, tetapi Allah menyiksa kerana ini (dan beliau s.a.w. menunjuk kepada lisannya) atau Allah akan memberikan kerahmatan." (Muttafaq 'alaih)

6. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seseorang wanita yang menangisi keras-keras - kepada mayat -itu apabila ia tidak bertaubat sebelum matinya, maka ia akan didirikan pada hari kiamat nanti dengan mengenakan baju gamis yang dibuat dari tir serta baju besi yang penuh kutu penyakit kudis." (Riwayat Muslim)

7. Dari Usaid bin Abu Usaidat-Tabi'i dari seorang wanita dari golongan orang- orang yang mengadakan bai'at kepada Nabi s.a.w., katanya: "Dalam rangka pembai'atan yang diambil oleh Rasulullah s.a.w. mengenai berbagai kebaikan yang kita tidak boleh melanggarnya ialah: Kita tidak boleh mencakar-cakar muka kita, tidak boleh berdoa agar memperoleh kecelakaan, tidak boleh mencabik-cabik saku dan tidak boleh mencabuti rambut - ketika ada orang mati." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

8. Dari Abu Musa r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang mayat pun yang meninggal dunia lalu orang-orang yang menangisinya itu sama berdiri sambil mengucapkan: "Aduhai pelindungku, aduhai tuanku atau yang semacam dengan itu, melainkan Allah mengutus dua malaikat yang memukuli mayat tersebut sambil mengucapkan: "Apakah engkau benar-benar seperti yang diucapkan oleh orang-orang itu?" Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

9. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua perkara yang ada di kalangan para manusia dan menyebabkan mereka itu menjadi kafir - kalau menyakinkan bahawa perbuatan itu boleh menurut agama, iaitu mencemarkan nasab - yakni keturunan - dan menangisi dengan suara keras kepada mayat." (Riwayat Muslim)


10.. Dari Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika diaturkanlah berita tentang anak dari puterinya yang dalam keadaan akan meninggal dunia, lalu kedua mata Rasulullah s.a.w. mengalirkan airmata. Kemudian Sa'ad berkata pada beliau s.a.w.: "Apakah ertinya ini, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ini adalah sebagai tanda belas kasihan yang dijadikan oleh Allah Ta'ala dan hati hamba-hambaNya. Hanyasanya Allah itu mengasihi orang-orang yang mempunyai hati belas kasihan dari golongan hamba-hambaNya itu." (Muttafaq 'alaih)

11. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat anaknya iaitu Ibrahim r.a. dan ia sedang berderma dengan jiwanya - yakni menghadapi kematian, maka kedua mata Rasulullah s.a.w. itu melelehkan airmata. Abdur Rahman bin Auf berkata kepadanya: "Tuan pun menangis ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Hai Ibnu Auf, sesungguhnya airmata ini adalah sebagai tanda kasih sayang." Selanjutnya airmata pertama itu diikuti airmata kedua dan seterusnya. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya mata pun dapat mengalirkan air mata dan hatipun dapat berdukacita. Kita tidak mengucapkan melainkan apa yang dapat memberikan keredhaan kepada Tuhan kita dan sesungguhnya kita ini dengan berpisah denganmu itu, hai Ibrahim nescayalah bersedih hati." (HR Bukhari)

MENANGISLAH !

Menangislah pada dunia pada saat sekarang juga !!!
karena ............
Dunia sudah bobrok .............
Pergaulan bebas semakin meningkat , maraknya aborsi atau pembunuhan " calon generasi bangsa " , dan jumlah orang yang "sakit jiwa " semakin membludak.

Menagislah sekarang juga !!!!
karena ............
orang yang sakit jiwa semakin membludak ........
mereka bangga berbuat dosa, mereka bangga mempertontonkan " aib " dan mereka bangga kalau perbuatan maksiat yang mereka lakukan dapat dikonsumsi publik.

Menangislah sekarang juga !!!!
karena ...........
Perbuatan suap menyuap , korupsi, perselingkuhan dan prostitusi sudah dianggap biasa, sementara pernikahan sirri atau poligami ( pent: pernikahan yang legal ) dihujat dan diperdebatkan.

Menagislah sekarang juga !!!
karena ...................
berbagai bencana terjadi dimana - mana pertanda dunia telah renta.

Mengislah sekarang juga !!!
karena .........
Saudara kita di Palestina sudah menjadi korban kebiadaban Yahudi, anak-anak kehilangan tempat bermain, mereka menangis kehilangan orangtua, saudara, teman bermain dan mereka senantiasa dicekam ketakutan sementara Yahudi bersorak gembira.

Menangislah sekarang juga !!!
karena ...........
bekal kita untuk hidup di alam baqa sangatlah sedikit, dosa kita menggunung tinggi dan membuncah bagaikan ombak di lautan , sementara kita merasa bangga karena telah berbuat amal sholeh.

Menangislah sekarang juga !!!
karena .............
Semua orang mati, kecuali orang yang berilmu.
Semua yang berilmu tidur, kecuali orang yang beramal.
Dan semua yang beramal sia-sia, kecuali orang yang beramal dengan ikhlas.

( Renungan harian seorang hamba yang fakir ilmu dan bersyukur karena aib-aibnya ditutupi Alloh SWT )

Kemana Aku akan Pulang

aku ingin pulang…….
setelah sekian lama hidup didunia yang penuh aturan
aku tidak tau, kemanakah arah hidupku ini
hanya mengikuti nafsu dan pikiranku
benarkah pilihanku ini, atau ini sekedar hayalanku
atau ajakan setan yang sedang menggodaku
ajalku sudah menjemput
tidak kuasa aku menundanya
aku tidak tau harus kemana
dimana rumahku
siapa tuhanku
kemanakah aku harus pulang
apakah melayang layang terus diawan …..melihat gemerlapnya kota (karena tidak punya tuhan)
atau melintasi surga…………melihat indahnya janji Allah
atau menetap dineraka…….. menikmati azab dari dunia yang aku puja (karena aku punya tuhan selain Allah.swt)

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (Faathir:6)

...........
syaitan itu berwajah cantik
syaitan itu bermulut manis
syaitan selalu membawa kenikmatan yang melampaui batas
pandai menggoda, pandai merayu, punya 1001 tipu muslihat, bahkan lebih
tapi aku tidak pernah melihat wajah syaitan dibalik topeng kenikmatan itu
setelah sekian lama bergaul dengan syaitan
akhirnya syaitan mengajak aku pulang
pulang ke nereka, pulang ke rumah mereka
pulang ke rumah yang tidak aku inginkan
manisnya mulut syaitan dibayar dengan panas api neraka
janji setan adalah kontrak neraka
hatiku berontak
hatiku menolak
tapi apa daya, kontrak telah disepakati
kaki telah terbenam ke dalam lumpur api
tanganku memegang bola api
minumanku air yang sangat panas
aku pun berteriak, memanggil syaitan yang mengundang aku
aku ingin mengakhiri kontrak ini, aku sudah tidak tahan lagi..

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (At Taghaabun:10)

............
syaitanpun tersenyum
kalo kamu mengikutiku didunia, kamu juga harus ikut aku tinggal neraka
kalo didunia kontrak masih bisa dibatalkan, jika dineraka kontrak adalah ikatan yang abadi
kenapa tidak dari dulu aku menolah ajakanmu
kenapa baru sekarang aku memberontak

Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?” Mereka (penduduk neraka) menjawab: “Betul.” Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: “Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, (Al A’raaf:44)

.............
sudah banyak yang mengajakku ke kejalan yang lurus
banyak pula saudaraku yang mengingatkanku
tapi aku ini orang yang sombong
aku seiman dengan mereka
tetapi dalam hati aku mengingkarinya
aku butuh bantuannya
tetapi dalam hati aku melawannya
sebenarnya akulah musuh musuh mereka
mereka menawarkan cahaya surga
syaitan mengajakku ke dalam kegelapan
mereka memanggilku untuk beribadah
syaitan mengundangku ke kemaksiatan
dengan susah payah mereka mengangkat derajatku
tetapi syaitan semakin menjerumuskanku
ditunjukkan ayat ayat-Mu yang indah ya Allah
aku memilih ayat ayat syaitan yang terbungkus ayat ayat cinta
aku telah memilih hidup dalam kegelapan
inilah akhir dari hidupku….
pulang ke tempat yang tidak aku inginkan
terjebak dengan rayuan dan godaan
tidak bisa ditolah atau dibatalkan
hanya aku yang bisa menjalani, tidak ada yang mau mewakiliku, tidak ada yang bisa menolongku, tidak ada doa yang dapat mengangkatku
walau dengan imbalan Uang jutaan Dollar sekalipun
harta dan kekayaanku sudah tidak ada gunanya
pangkat dan jabatanku sudah tidak berharga lagi
taring tajam dan badan kekarku sudah aku tanggalkan
kini tinggal aku sendiri, menjalani siksa tahap demi tahap
berulang ulang tiada habisnya
jiwa yang hancur lebur ini mendadak utuh kembali
menunggu siksa tahap berikutnya..

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (al baqarah:257)

“penyesalan selalu datang terlambat”

Air Mata Rasulullah SAW

KAMI RINDU BERTEMU DENGAN MUHAMMAD SAW YA ALLAH...............


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum –peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim ‘alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

YA ALLAH TOLONG TITIP RINDU KAMI SANGAT DALAM PADA KEKASIH-MU ITU YA ALLAH.. KAMI RINDU BERTEMU DENGAN MUHAMMAD SAW YA ALLAH...............

Sholawat dalam menghadapi kesulitan hidup

Dari buku 'Bersholawat untuk Mendapat Keberkahan Hidup' karya Yusu bin Ismail an-Nabhani, terdapat beberapa sabda Nabi saw yang berkaitan dgn mengatasi kesulitan hidup..

"Barangsiapa yang kesulitan dalam menghadapi persoalannya, maka hendaklah ia memperbanyak membaca sholawat untukku, karena sesungguhnya ia dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan dan kesulitan-kesulitan hidup serta menambah luas pintu rezeki dan meluluskan beberapa permintaan."

"Barangsiapa kesulitan dalam menghadapi sebuah permasalahan, maka hendaklah ia memperbanyak bacaan sholawat, karena sesungguhnya sholawat dapat mencairkan belenggu-belenggu dan menghilangkan kesusahan-kesusahan."

ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA SAYYIDINA WA MAULANA MUHAMMAD...

7 WASIAT RASULULLOH SAW

Rasulullah saw berwasiat, cintailah fakir-miskin, berbanyak silaturrahmi, jangan suka meminta-minta dan jangan takut celaan dalam berdakwah
“Dari Abu Dzar ia berkata; “Kekasihku (Rasulullah SAW) berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahku agar aku melihat orang-orang yang di bawahku dan tidak melihat orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahim dengan karib kerabat meski mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku diperintahkan agar memperbanyak ucapan La haula walaa quwwata illa billah, (5) aku diperintahkan untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, (7) belaiu melarang aku agar aku tidak meminta-minta sesuatu kepada manusia” (Riwayat Ahmad).
Meski wasiat ini disampaikan kepada Abu Dzar RA, namun hakikatnya untuk kaum Muslimin secara umum. Sebagaimana kaidah: (Al-Khitobu li’umuumil-lafdzi, walaisa min khususil asbab).

Wasiat pertama,
mencintai orang miskin.
Islam menganjurkan umatnya agar berlaku tawadhu’ (berendah hati) terhadap orang-orang miskin, menolong dan membantu kesulitan mereka. Demikianlah yang dicontohkan para sahabat di antaranya Umar bin Khaththab Radhiallahu anhu (RA) yang terkenal sangat merakyat, Khalifah Abu Bakar yang terkenal dengan sedekah “pikulan”nya, Utsman bin Affan dengan kedermawanannya.
Cintailah dan kasihanilah orang-orang miskin, sebab hidup mereka tidak cukup, diabaikan masyarakat dan tidak diperhatikan. Orang yang mencintai fuqara’ dan masakin dari kaum Muslimin, terutama mereka yang mendirikan shalat, dan taat kepada Allah, maka mereka akan dibela Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) di dunia dan pada hari kiamat.
Sebagaimana sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang Muslim, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (Riwayat Muslim).
Juga sabda beliau, “Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang jihad fi sabilillah…..” (Riwayat Bukhari). Dalam riwayat lain seperti mendapatkan pahala shalat dan puasa secara terus menerus….

Wasiat kedua,
melihat orang yang lebih rendah kedudukannya dalam hal materi dunia.
Rasulullah memerintahkan agar kita melihat orang-orang yang berada di bawah kita dalam masalah dunia dan mata pencaharian. Tujuannya, tiada lain agar kita selalu bersyukur dengan nikmat Allah yang ada. Selalu qona’ah (merasa cukup dengan apa yang Allah karuniakan kepada kita), tidak serakah, tidak pula iri dengki dengan kenikmatan orang lain.
Memang rata-rata penyakit manusia selalu melihat ke atas dalam hal harta, kedudukan, dan jabatan. Selama manusia hidup ia selalu merasa kurang dan kurang. Baru merasa cukup manakala mulutnya tersumpal tanah kuburan.
“Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan janganlah melihat orang yang ada di atasmu, karena hal demikian lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (Riwaat Muttafaqun ‘alaihi).
Sebaliknya dalam masalah agama, ibadah dan ketakwaan, seharusnya kita melihat orang-orang yang di atas kita, yaitu para Nabi, sahabat, orang-orang yang jujur, para syuhada’, para ulama’ dan salafus-shalih.

Wasiat ketiga,
menyambung silaturahim kepada kaum kerabat
Silaturahim adalah ungkapan mengenai berbuat baik kepada karib kerabat karena hubungan nasab (keturunan) atau karena perkawinan. Yaitu silaturahim kepada orang tua, kakak, adik, paman, keponakan yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Berbuat baik dan lemah lembut kepada mereka, menyayangi, memperhatikan dan membantu mereka.
Dengan silaturahim, Allah memberikan banyak manfaat. Di antaranya, menjalankan perintah Allah dan rasul-Nya, dengannya akan menumbuhkan sikap saling membantu dan mengetahui keadaan masing-masing. Silaturahmi pula akan memberikan kelapangan rezeki dan umur yang panjang. Sebaliknya bagi yang mengabaikan silaturahim Allah sempitkan hartanya dan tidak memberikan berkah pada umurnya, bahkan Allah tidak memasukkannya ke dalam surga.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung silaturahmi” (Riwayat Bukhari).

Wasiyat keempat,
memperbanyak ucapan ‘La haula walaa quwwata illa bilLah’
Rasulullah memerintahkan memperbanyak ucapan La haula walaa quwwata illa bilLah’ agar kita berlepas diri dari merasa tidak mampu. Kita serahkan semuanya kepada Allah. Makna kalimat ini juga sebagai sikap tawakkal, hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya pula kita memohon pertolongan.
Pada hakekatnya seorang hamba tidak memiliki daya-upaya apapun kecuali dengan pertolongan Allah. Seorang penuntut ilmu tidak bisa duduk di majelis ilmu melainkan dengan pertolongan Allah. Demikian juga seorang guru tidak mungkin bisa mengajarkan ilmu yang manfaat kepada muridnya melainkan dengan pertolongan Allah.
Nabi bersabda :
“Ya Abdullah bin Qois, maukah aku tunjukkan kepadamu atas perbendaharaan dari perbendaharaan surga? (yaitu) ‘La haula walaa quwwata illa billah’ (Riwayat Muttafaqun ‘Alaih).

Wasiat kelima,
berani mengatakan kebenaran meskipun pahit
Kebanyakan orang hanya asal bapak senang (ABS), menjilat agar mendapat simpati dengan mengorbankan kebenaran dan kejujuran. Getirnya kebenaran tidak boleh mencegah kita untuk tidak mengucapkannya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Apabila sesuatu itu sudah jelas sebagai sesuatu yang haram, bid’ah, munkar, batil, dan syirik, maka jangan sampai kita takut menerangkannya.
Sesungguhnya jihad yang paling utama ialah mengatakan kalimat kebenaran (haq) kepada penguasa yang zalim. Bukan dengan cara menghujat aib mereka di mimbar-mimbar, tidak dengan aksi orasi, demonstrasi, dan provokasi.
“Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa, janganlah ia tampakkan dengan terang-terangan. Hendaklah ia pegang tangannya lalu menyendiri dengannya. Kalau penguasa itu mau mendengar nasehat itu, maka itu yang terbaik. Dan apabila penguasa itu enggan, maka ia sungguh telah melaksanakan kewajiban amanah yang dibebankan kepadanya” (Riwayat Ahmad)

Wasiat keenam,
tidak takut celaan dalam berdakwah.
Betapa berat resiko dakwah yang Rasulullah dan sahabat alami. Mereka harus menderita karena mendapat celaan, ejekan, fitnah, boikot. Juga pengejaran, lemparan kotoran, dimusuhi, diteror, dan dibunuh.
Manusia yang sakit hatinya kadang-kadang tidak mau menerima dengan penjelasan dakwah, maka para pendakwah harus sabar menyampaikan dengan ilmu dan hikmah. Jika dai mendapat penolakan dan cercaan jangan sampai mundur. Maka para penyeru tauhid, penyeru kebenaran jangan berhenti hanya dengan di cerca.
“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut dengan siapapun selain Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan” (Al-Ahzab [33]: 39).
Wasiat ketujuh, tidak suka meminta-minta sesuatu kepada orang lain.
Orang yang dicintai Allah, Rasul dan manusia, adalah mereka yang tidak meminta-minta. Seorang Muslim harus berusaha makan dari hasil jerih payah tangannya sendiri. Seorang Muslim harus berusaha memenuhi hajat hidupnya sendiri dan tidak boleh selalu mengharapkan belas kasihan orang.
“Sungguh, seseorang dari kalian mengambil tali, lalu membawa seikat kayu bakar di punggungnya, kemudian ia menjualnya, sehingga dengannya Allah menjaga kehormatannya. Itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada manusia. Mereka bisa memberi atau tidak memberi” (Riwayat Bukhori).

Demikianlah 7 wasiat Rasulullah SAW. Semoga kita bisa menunaikannya. [Abu Hasan-Husain/diambil dari Majalah Suara Hidayatullah www.hidayatullah.com]

Amalan Setelah Ramadhan (3)

Menjaga Shalat Malam

Inilah penyakit yang diderita oleh kaum muslimin setelah Ramadhan. Ketika Ramadhan masjid terlihat penuh pada saat qiyamul lail (shalat tarawih). Namun coba kita saksikan setelah Ramadhan, amalan shalat malam ini seakan-akan hilang begitu saja. Orang-orang lebih senang tidur nyenyak di malam hari hingga shubuh atau pagi tiba, dibanding bangun untuk mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat malam. Seolah-olah amalan shalat malam ini hanya ada pada bulan Ramadhan saja yaitu ketika melaksanakan shalat tarawih. Seharusnya jika dia betul-betul menjalankan ibadah shalat tarawih dengan baik pasti akan membuahkan kebaikan selanjutnya.

Sebagian salaf mengatakan,
إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا

“Sesungguhnya di antara balasan amalan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dan di antara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir pada tafsir surat Al Lail)
Namun, ibadah shalat malam ini mungkin hanya ibadah musiman saja yaitu dilaksanakan hanya di bulan Ramadhan. Padahal keutamaan shalat malam ini amatlah banyak, di antaranya:
[1] Shalat malam adalah sebaik-baik shalat setelah shalat wajib. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163)
[2] Orang yang melakukan shalat malam dijamin masuk surga dan selamat dari adzab neraka. Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا أَيُّهَا اَلنَّاسُ! أَفْشُوا اَلسَّلَام, وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ, وَأَطْعِمُوا اَلطَّعَامَ, وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوا اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia! Sebarkanlah salam, jalinlah tali silturahmi (dengan kerabat), berilah makan (kepada istri dan kepada orang miskin), shalatlah di waktu malam sedangkan manusia yang lain sedang tidur, tentu kalian akan masuk ke dalam surga dengan penuh keselamatan.” (HR. Tirmidzi no. 2485 dan Ibnu Majah no. 1334. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 569 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
[3] Orang yang melakukan shalat malam akan dicatat sebagai orang yang berdzikir kepada Allah
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Apabila seseorang bangun di waktu malam, lalu dia membangunkan istrinya, kemudian keduanya mengerjakan shalat dua raka’at, maka keduanya akan dicatat sebagai pria dan wanita yang banyak berdzikir pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 1335. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Shohih wa Dho’if Sunan Ibnu Majah bahwa hadits ini shohih). Hadits ini menunjukkan bahwa suami istri dianjurkan untuk shalat malam berjama’ah.
[4] Orang yang bangun di malam hari kemudian berwudhu dan melakukan shalat malam, dia akan bersemangat di pagi harinya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika dia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari no. 1142 dan Muslim no. 776)
Sangat disayangkan sekali, sebagian orang lebih memilih tidur pulas di malam hari daripada bangun shalat malam. Inilah orang-orang yang mendapat celaan yaitu akan dikencingi setan sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini.
Dari Abu Wa’il, dari Abdullah, beliau berkata, “Ada yang mengatakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa terdapat seseorang yang tidur malam hingga shubuh (maksudnya tidak bangun malam, pen). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan,
« ذَلِكَ الشَّيْطَانُ بَالَ فِى أُذُنَيْهِ ».
“Demikianlah setan telah mengincingi kedua telinganya.” (HR. An Nasa’i no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1330. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 640 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Hendaklah kita merutinkan amalan shalat malam ini di luar ramadhan sebagaimana kita rajin mengerjakannya di bulan Ramadhan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela orang yang dulu gemar shalat malam, namun sekarang dia meninggalkannya.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,
« يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ »

“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si A. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari no. 1152)
Sebaik-baik orang adalah yang mau mengerjakan shalat malam jika tidak berhalangan karena kecapekan atau ingin mengulang pelajaran sebagaimana Abu Hurairah.
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ ، لَوْ كَانَ يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik orang adalah Abdullah bin Umar, seandainya dia biasa mengerjakan shalat malam.” (HR. Bukhari no. 1122 dan Muslim no. 2479)
Padahal shalat malam itu mudah dikerjakan, bisa dengan hanya mengerjakan shalat tahajud 2 raka’at dan ditutup witir 1 raka’at, namun sebagian orang enggan mengerjakan shalat yang utama ini.

Amalan yang terus menerus, Amalan yang Paling Dicintai

Kalau memang kita gemar melakukan shalat malam atau amalan sunnah yang lainnya, maka hendaklah amalan-amalan tersebut tetap dijaga. Kalau biasa mengerjakan shalat malam 3 raka’at dan dilakukan terus menerus (walaupun jumlah raka’at yang dikerjakan sedikit), maka itu masih mending daripada tidak shalat malam sama sekali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اكْلَفُوا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“Bebanilah diri kalian dengan amal sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 1228 mengatakan hadits ini shohih)
Ingatlah bahwa rajin ibadah bukanlah hanya di bulan Ramadhan saja. Ulama salaf pernah ditanya tentang sebagian orang yang rajin beribadah di bulan Ramadhan, namun jika bulan suci itu berlalu mereka pun meninggalkan ibadah-ibadah tersebut. Dia pun menjawab,
بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ

“Alangkah buruknya tingkah mereka; mereka tidak mengenal Allah melainkan hanya di bulan Ramadhan!” (Lihat Latho’if Ma’arif, 244)
Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengingatmu di waktu sempit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَعَرَّفْ إِلَي اللهِ فِى الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِى الشِّدَّةِ

“Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan mengenalimu ketika susah.” (HR. Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadits ini shohih)

SILATURAHIM

Oleh: Hasan Husen Assagaf

Perlu diketahui, ada kesalahan yang sudah lumrah dan menjadi umum terhadap kata “silaturahim”. Selama ini yang biasa dipakai adalah kata “silaturahmi”, sebenarnya kata ini terdapat kesalahan. Seharusnya adalah “silaturahim”bukan silarahmi.

Dalam bahasa Arab rahim artinya lembut, kasih sayang , atau karabat. Secara jelas kata ini kita bisa lihat dalam ayat al Qur’an yang berbunyi : “ Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim “- an Nisa. Begitu pula kita bisa lihat dalam hadits Nabi yang diriwawatkan oleh Anas bin Malik, bahwa Rasulallah bersabda “Siapa yang ingin senang, diluaskan rizkinya dan dipanjangkan usianya, hendaklah ia bersilaturahim “ ( Bukhari Muslim ).

Ayat dan hadist tersebut diatas tidak hanya menerangkan asal kata silaturahim, tapi juga mengandung urusan besar dan perintah penting. Begitu peningnya perintah itu, sehingga silaturahim dijajarkan dengan perintah bertakwa kepada Allah dan menjadi syarat luasnya rezeki dan panjangnya umur. Bukankah dalam sebuah hadits lain disebutkan bahwa orang yang suka memutuskan silaturahim diancam dengan “bisa masuk neraka”?.

Silaturahim bukan hanya dibutuhkan untuk berhubungan dengan keluarga, famili dan handai tolan saja, tapi lancarnya jalan da’wah pula memerlukah silaturahim. Silaturahim adalah ruh bagi berkembangnya da’wah. Tampak silaturahim yang baik, geraknya da’wah bisa terhenti bahkan putus sama sekali. Jauhnya tempat tinggal, lamanya masa berpisah, merantau (seperti saya sekarang ini) dan sibuknya tugas pekerjaan adalah factor-fakor penyebab putusnya silaturahim yang berarti putusnya pula da’wah. Jadi dengan silaturahim yang baik, semua factor-faktor trb bisa diatasi.

Ada banyak cara menyabung silaturahim. Misalnya, kemajuan teknologi merupakan nikmat utama dari Allah yang patut kita disyukuri. Kalau dulu, untuk saling menyapa dan menanyakan kabar, dibutuhkan waktu yang lama yaitu dengan surat menyurat. Tapi kini dalam beberapa detik saja silaturahim bisa diwujudkan. Coba lihat misalnya SMS, telepon, email, milis, blog dan media lainya adalah sarana mudah untuk silalturahim yang bisa menembus batas lintas negara sekalipun. Dengan teknologi yang serba canggih, Jauh tempat tinggal, lama berpisah, merantau dan sibuknya pekerjaan sudah tidak menjadi masalah.

Namun, bukan semua jalinan silaturahim hanya cukup dengan sarana kemajuan teknologi saja. Bertatap muka, pertemuan-pertemuan dan berjabatan tangan tetap menjadi hal yang sangat penting. Hal ini biasanya dilakukan pada waktu munasabat (occation) seperti perayaan, peringatan, hari hari raya, dan masih banyak lagi munasabat yang bisa membuat kita bertemu muka dan bertatap wajah.

Maka dari itu, majlis ta’lim, pengajian-pengajian rutin, dan pula, merurut saya, situs situs kita, yang kelihatanya kecil fungsinya, menjadi hal yang patut harus digalakan. Jangan sampai kesibukan, jabatan, kedudukan dan urusan duniawi lainya menyebabkan hal trb terbengkalai.

Jadi, agar hubungan kita tidak terputus koncinya adalah silaturahim apalagi di bulan Rajab dan menjelang datangnya Syaban dan Ramadhan yang penuh dengan kebaikan, keberkahan dan anugrah Ilahi.

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan” (hadist Nabi).

Wallahua’lam

ALLAH SWT

Kata ALLAH dalam bahasa Arab terdiri dari empat kata yaitu alif, lam, lam dan ha. Pada lam pertama dan lam kedua terdapat tasydid sebagai tanda idham. Pula dalam bahasa Arab kata ALLAH dinamakan ghairu musytaq yang dimaksud disini tidak ada asal katanya dan bukan pecahan dari kata kata lain. Karena itu kata ALLAH tidak bisa diubah menjadi bentuk tatsniyah (ganda) dan jama’ (plural). Begitu pula kata ALLAH tidak bisa dijadikan sebagai mudhaf, tapi bisa dijadikan sebagai mudhafun ilah misalnya Abdullah, Rasulallah, Habibullah, Nashrullah, Habibullah dll.

Kata ALLAH dalam bahasa Arab bisa juga disebut sebagai isim murtajal, maksudnya kata ALLAH adalah nama asal bagi dzat yang wajib ada, Yang Maha Suci, Maha Agung dan Yang Berhak Disembah (ma’baud). Tidak ada satupun makhluk yang berhak memakai nama ALLAH.

Karena itu nama ALLAH tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Maka terjemahan ALLAH menjadi God dalam bahasa Inggris atau Tuhan dalam bahasa Indonesia, adalah tindakan yang “batil” dan menyimpang dari ajaran Islam. Karena God bisa diubah menjadi bentuk jama’ –plural- (Gods), dan Tuhan bisa diubah menjadi bentuk jama’ (Tuhan-Tuhan). Sedangkan ALLAH tidak bisa diubah menjadi bentuk jamak.

Dalam Al Qur’an, kata ALLAH disebut sebanyak 2153 kali, semuanya dalam bentuk mufradh atau tunggal, karena lafdzul jalalah (lafdz yang agung) ini adalah Esa dan Mutlak, sesuai ayat al Qur’an dalam surat al Ikhlash 1-4 “ Katakanlah; Dia Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada seorang pun yang serata dengan Dia”. Dalam ayat lainnya surat Taha,14 “ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.

ALLAH dalam akidah Islam itu berbeda dengan makhluk Nya (laisa kamislihi syaiun), Allah tidak serupa dengan apapun. ALLAH Maha Mendengar, Maha Tahu, Maha Melihat, dan tidak ada yang setara dengan Nya.

Dan ALLAH Maha Mengetahui
Hasan Husen Assagaf

Semoga KekasihNYA juga kau cintai...

Mengidolakan artis bukanlah sesuatu yang unik dalam fenomena masyarakat saat ini... Sebagian merasa sangat mencintai artis tersebut, hingga tahu segala pernik kehidupan sang artis yang diidolakannya...

Mari kita renungkan ucapan Anas bin Malik ra berikut menyikapi sebuah hadist yang menjanjikan keindahan berikut,
Sahabat Anas bin Malik menyatakan,
"Tidak ada yang menggembirakan kami setelah masuk Islam, melebihi kegembiraan kami saat mendengar hadist 'Seorang akan bersama orang yang dicintainya' karena aku sangat mencintai Rasulullah saw, Abu Bakar ra dan Umar bin al-Kaththab, dan aku berharap dapat berkumpul dengan mereka di surga."

Jika engkau mencintai ALLAH SWT dan mencintai orang yang mencintaiNYA, maka engkau akan menjadi tetangganya di surga firdaus yang paling tinggi... Itulah "Law of Attraction" yang merupakan salah satu sunnatullah.

Maka keputusan sangat penting yang harus kita lakukan saat ini adalah...
"PILIHLAH KEKASIHMU DARI SEKARANG... Semoga Kekasihmu adalah KekasihNYA..."

Sholawat dan salam kita sampaikan kepada Kanjeng Nabi yang telah menyampaikan salah satu rahasia terindah dalam hidup...

ALLAHUMMA SHALLI 'ALA SAYYIDINA WA MAULANA MUHAMMAD

LAA ILAAHA ILLALLAAH...

Assalamualaikum w.w.. saudara2ku..
group LAA ILAAHA ILLALLAAH ini sempat tidak aktif karena acct Adminnya ter disable aleh admin facebook, dan skrg Alhamdulillah group LAA ILAAHA ILLALLAAH ini bisa diaktifkan kembali, terima kasih saudara Abu Ridho yg sdh membantu mengaktifkannya kembali.. InsyaAllah group kita ini dapat lbh bermanfaat lagi.. amin..



LAA ILAAHA ILLALLAAH

PERTAMA ; Mengetahui maknanya
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang hak selain Allah” (QS. Muhammad : 19)
Di dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengetahui laa ilaaha illallaah. Dan ayat ini juga berlaku bagi kita sebagai umat yang harus meneladaninya. Maka kita juga harus memahami makna laa ilaaha illallaah yaitu tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Segala sesuatu yang diibadahi selain Allah adalah sesembahan yang batil. Orang yang meninggal dalam keadaan mengetahui makna laa ilaaha illallaah niscaya akan masuk surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan (yang hak) selain Allah pasti masuk surga” (HR. Muslim)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengatakan,

Syaikh Rabi’ bin Hadi hafizhahullah mengatakan, “Maksud dari syahadat ini (laa ilaaha illallaah) adalah segala macam bentuk ibadah adalah hak yang harus ditunaikan kepada Allah saja, tidak ada sesuatupun selain-Nya yang berhak untuk mendapatkannya barang sedikitpun. Entah dia malaikat yang didekatkan, Nabi yang diutus, orang shalih, batu, pohon, matahari ataupun bulan. Oleh sebab itu tidak boleh diibadahi kecuali Allah saja. Tidak boleh meminta pertolongan supaya dihilangkan bahaya yang sudah menimpa kecuali kepada-Nya. Tidak boleh dimintai pertolongan kecuali Dia. Tidak boleh bertawakal kecuali kepada-Nya. Tidak boleh menjadi sasaran rasa takut dan harap (yang disertai ketundukan, pent) kecuali Dia. Sehingga barangsiapa yang memalingkan salah satu bentuk ibadah tersebut atau ibadah-ibadah yang lainnya kepada selain Allah maka sesungguhnya dia telah mempersekutukan Allah. dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh surga telah diharamkan baginya dan tempat tinggalnya adalah neraka. Dan tidak ada satu penolongpun bagi orang-orang zhalim (musyrik) itu.” (Mudzakkirah Hadits Nabawi)

KEDUA : Meyakini isinya
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang disebut orang-orang yang beriman hanyalah orang yang beriman kepada Allah kemudian tidak merasa ragu..” (QS. Al Hujuraat : 15)
Di dalam ayat ini Allah menyebut orang sebagai kaum beriman apabila mereka itu beriman kepada Allah kemudian tidak menyimpan rasa ragu-ragu. Ini menunjukkan keharusan untuk meyakini kebenaran syahadat. Seorang hamba yang bertemu Allah dalam keadaan meyakini makna dua kalimat syahadat pasti masuk surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada seorang hamba yang bertemu Allah dengan membawa dua kalimat syahadat ini tanpa keraguan kemudian akan dihalangi masuk surga” (HR. Muslim)

KETIGA : Memurnikan ibadah hanya untuk Allah
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah hanya milik Allah agama yang murni” (QS. Az Zumar : 3) Allah juga berfirman, “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan menjalankan agama yang lurus dengan ikhlas untuk-Nya” (QS. Al Bayyinah : 5) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan surga dimasuki oleh orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah ikhlas hanya mengharapkan wajah Allah ‘azza wa jalla” (HR. Bukhari dan Muslim) Maka seorang yang bersyahadat harus meninggalkan semua peribadahan kepada selain Allah. Siapapun dia, baik itu nabi, malaikat, orang shalih apalagi batu dan pohon. Dengan demikian orang yang mengucapkan kalimat syahadat akan tetapi masih menyembah-nyembah kuburan wali maka syahadatnya tidak sah, keluar dari Islam alias murtad.

KEEMPAT : Bersikap tulus dengan syahadatnya, tidak pura-pura
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan diantara manusia ada orang yang mengucapkan dengan lisannya Kami beriman kepada Allah dan hari akhir akan tetapi sebenarnya mereka bukan termasuk orang beriman” (QS. Al Baqarah : 8) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada seorangpun yang bersaksi bahwa tiada sesembahan yang hak selain Allah dan Muuhammad adalah hamba dan utusan Allah dengan tulus dari dalam hatinya melainkan Allah pasti mengharamkan neraka bagi dirinya” (HR. Bukhari dan Muslim) Orang yang bersyahadat dengan lisannya akan tetapi hatinya mengingkarinya adalah orang yang munafik. Merekalah para pendusta yang diancam dengan siksa di kerak terbawah api neraka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apabila ada orang-orang munafik datang kepadamu mengatakan Kami bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah. Allah mengetahui kalau engkau memang benar-benar Rasul-Nya. Dan Allah bersaksi kalau sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah benar-benar tukang dusta” (QS. Al Munaafiquun : 1)

KELIMA : Mencintai kandungan syahadat
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu. Mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Sedangkan orang yang beriman lebih dalam cintanya kepada Allah” (QS. Al Baqarah : 165)
Salah satu syarat untuk bisa merasakan manisnya iman adalah lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya, sebagaimana tecantum dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas radhiyallahu’anhu. Orang yang tidak mencintai kandungan syahadat maka dia telah kehilangan sebuah syarat yang sangat penting. Karena kecintaan adalah poros ketaatan dan motor penggerak amal. Tanpa cinta seorang hamba tidak akan mau taat dan beramal kepada Tuhannya. Oleh karena itulah orang yang memendam kebencian terhadap makna dan konsekuensi laa ilaaha illallaah telah melepaskan simpul Islam dari dalam dirinya.

KEENAM : Tunduk dan patuh kepada Allah ta’ala
Allah berfirman (yang artinya), “Dan kembalilah taat kepada Tuhanmu serta berserah dirilah kepada-Nya” (QS. Az Zumar : 54) Allah juga berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang memasrahkan wajahnya kepada Allah dan berbuat kebaikan maka dia sungguh telah berpegang teguh dengan buhul tali yang sangat kuat (laa ilaaha illallaah)” (QS. Luqman : 22)
Orang yang berserah diri kepada Allah pasti akan tunduk dan patuh kepada perintah dan larangan-Nya. Karena dia telah bersaksi Allah lah satu-satunya sesembahannya yang hak maka diapun harus tunduk dan patuh kepada-Nya. Orang yang mengucapkan syahadat tapi tidak mau tunduk beribadah kepada Allah maka syahadatnya tidak sah.

KETUJUH : Menerima isi kalimat tauhid
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang kafir itu apabila diperintahkan kepada mereka untuk mengucapkan laa ilaaha illallaah maka mereka pun menyombongkan diri” (QS. Ash Shaaffaat : 35) Lihatlah sifat orang-orang kafir ini. Mereka tidak mau menerima isi kalimat tauhid. Mereka justru menyombongkan diri. Maka demikian pula orang yang mengaku Islam tetapi tidak mau menerima isi kalimat tauhid. Yaitu orang yang tidak mau menerima ketetapan bahwa segala ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. Atau tidak mau menerima keyakinan bahwasanya semua keyakinan yang bertentangan dengan isi laa ilaaha illallaah adalah batil. Maka pada hakikatnya orang seperti ini telah kehilangan salah satu syarat syahadat. Sehingga syahadatnya tidak sah alias keluar dari Islam, meskipun dia masih megucapkan syahadat itu setiap pagi dan sore, dan meskipun rumahnya dipenuhi dengan hiasan kaligrafi laa ilaaha illallaah !!

(bahan bacaan : At Tanbihaat Al Mukhtasharah Syarh Al Wajibaat, Syaikh Ibrahim bin Syaikh Shalih Al Khuraishi. Sudah ada terjemahnya berjudul ‘Penjelasan Hal-hal Yang Harus diketahui oleh setiap Muslim dan Muslimah)

MENATAP MASA DEPAN LEBIH CERAH

Tidak terasa bahwa umur kita semakin berkurang dengan berjalannya waktu, ketika memasuki tahun baru orang sering bilang bahwa umur kita bertambah, padahal sesungguhnya dia berkurang dari jatah umur yang diberikan oleh Allah. Lihatlah sejarah Siapakah manusia yang hidupnya kekal di dunia ini ? Adakah manusia yang kekal di dunia ? Tidak ada manusia yang kekal di dunia. Dalam syair Arab dikatakan:
فَلَوْكَانَتِ الدُّنْيَا تَدُوْمُ لِوَاحِدٍ لَكَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ فِيْهَا مُخَلَّدَا
“Seandainya dunia ini kekal untuk seorang tentu Rasulullah menjadi orang pertama yang kekal didalamnya”
Bila Nabi Muhammad Saw yang menjadi kekasih Allah saja tidak kekal hidup di dunia, bagaimana mungkin manusia biasa akan kekal ?
Allah mengatakan bahwa bekal yang paling baik bagi seorang muslim adalah bertaqwa

Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Al Baqoroh: 197)
Allah mewasiatkan kepada segenap umat manusia agar bertaqwa kepada-Nya, seperti firman-Nya

Dan sungguh kami Telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. ( An Nisa’: 131)
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masa depan. Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa menengok sejarah yang telah lampau, Karena hidup ini sebuah perjalanan panjang. Allah befirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al hasyr: 18)
Rasulullah saw bersabda :

اِغْتَنِمْ خَِمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ (رواه الحاكم
“Carilah lima perkara sebelum datangnya lima perkara:
1. Pergunakanlah hidupmu untuk amal kebaikan, sebelum datangnya mati;
2. Manfaatkan kesehatanmu, sebelum nanti sewaktu-waktu kamu sakit;
3. Gunakan kesempatanmu, sebelum kamu menjadi sibuk;
4. Jangan sia-siakan masa mudamu, seblum datangnya masa tuamu;
5. Infakkanlah hartamu selagi kamu cukup, sebelum nanti kamu menjadi fakir (HR Hakim dari Ibu Abbas)
Dalam beramal kebajikan jangan menunda-nunda waktu selagi ada kesempatan


ALLAHUMMA SHALLI 'ALA SAYYIDINA WA MAULANA MUHAMMAD

Melecehkan HadiahNYA

Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR. Muslim)

Satu rahasia indah disampaikan Kanjeng Nabi Muhammad SAW bahwa ketika kita membandingkan harta yang kita miliki dengan yang dimiliki orang lain maka akan hilang rasa syukur kita kepada sesuatu yang terbaik yang telah diberikanNYA kepada kita.
Bahwa dengan kasih sayangNYA, IA telah mengaruniai konsekuensi yang terbaik dari pilihan hidup kita.
Maka ketika kita senantiasa membandingkan artinya bahwa kita tidak ridho dan mensyukuri ketetapanNYA, artinya juga bahwa kita telah melecehkan hadiah terindahNYA kepada kita.

Semoga kita terhindar dari sikap sedemikian.

Salam Terindah tuk selalu Bahagia dengan PemberianNYA. :)

NUR MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad saw. telah dipilih Alloh swt. untuk jadi penutup para nabi dan rosul, serta menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebelum nabi Adam diciptakan. Rosululloh saw. datang sebagai penutup bagi semua risalah samawi.

Beliau saw. telah diangkat menjadi nabi ketika Adam masih berupa tanah. Hadits yang menyatakan hal tersebut adalah:

1)Hadits dari al-‘Irbadh ibn Sariyyah r.a.; beliau meriwayatkan bahwa Rosululloh saw. bersabda: “Inni ‘abdulloh khootam al-nabiyyiinn wa inna Aadam lamunjadil fii thiinatih” (Sesungguhnya aku hamba Alloh yang merupakan penutup para nabi ketika Adam masih berupa tanah.” (HR Ahmad, al-Hakim, dan Ibn Hibban).

2)Hadits Abu Hurairoh r.a. yang mengatakan “Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulalloh, kapan kenabian ditetapkan bagimu?” Beliau menjawab: ‘wa Aadam baina al-ruuh wa al-jasad’ (Ketika Adam masih berada di antara jasad dan ruh’).” (H.R. at-Turmudzi dan al-Hakim).

3)Hadits Abdulloh ibn Syafiq r.a. dari “seorang lelaki” – yakni dari kalangan sahabat Nabi saw.; (ketidaktahuan tentang nama seorang sahabat tidak menjadi masalah sebagaimana yang dikenal di kalangan ahli hadits). Ia mengatakan, “Aku bertanya, ‘wahai Rosulalloh, kapan engkau dijadikan sebagai nabi?’ Beliau menjawab: “Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R. Ahmad).

4)Hadits Maisaroh al-Fajr r.a. Ia berkata, “Aku bertanya: ‘Wahai Rosululloh, kapan engkau menjadi nabi?’ Dalam teks lain, ‘Kapan engkau dikukuhkan?’ Beliau menjawab: ‘Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R.Ahmad dan al-Hakim).

Catatan:
1 Ahmad, al-Musnad, Juz IV, hal. 217; al-Hakim, al-Mustadrok, Juz II, hal. 148; al-Hakim, “Kitab ‘Alaamat Nubuwwah Nabiyyinaa, Bab Fii Awwal Amrihi”, dalam Mawaarid azh-Zham’an hal 512. Hadits ini shohih menurut Ibn Hibban dan al-Hakim, dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi.

2 at-Turmudzi, Kitab al-Manaqib, Bab “Fadhl an-Nabiy”. Dan al-Hakim, al-Mustadrok, Juz II, hal. 609.

3 Ahmad, al-Musnad, Juz IV, hal. 66; Juz V, hal. 379; sanadnya shohih menurut al-Haitsami, para perowinya adalah perowi yang shohih, lihat Majma’az-Zawaa’id, Juz VIII, hal. 223.

4 Ahmad, al-Musnad, Juz V, hal. 59; al-Hakim, al-Mustadrok, Juz XX, hal. 607-609. Al-Hakim menilainya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Al-Haitsami mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thobroni dan para perowinya adalah perowi yang shohih. Lihat Majmu’ az-Zawaa’id. Juz VIII, hal. 223.

Sumber:
Mohammad Abdo Yamani.2006. Kupertaruhkan Segalanya Demi Engkau, Ya Rasulullah! Terjemahan Ali Yahya dari Kitab (Bi Abii Anta wa Ummii Ya Rosuulalloh). Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, hal. 67-68.

ALLAH ITU PENCEMBURU

Dari kejadian2 yang kami alami selama ini, dimana ketika kita hanya memperhatikan kepentingan dunia saja, hanya memikirkan urusan kita, keserakahan kita, ego kita, maka seakan akan kita ini lupa dengan yang namanya Allah, yang memberi segalanya, yang menciptakan segalanya dan yang melayani kita setiap saat. dari sini Allah mulai cemburu pada kita, kita sudah mulai mengurangi ibadah kita, sedikit demi sedikit mulai melupakan peringatan peringatan allah, mulai meninggalkan Allah. bagaimana akibatnya kalo Allah sampai cemburu pada kita ?, cobaan mulai datang, ujian silih berganti, masalah timbul tenggelam….kalo diperingatkan masih gak sadar maka murka allah yang akan datang, bencana dan bencana yang akan kita alami…subhanallah.
misalnya ; anak sakit sakitan, barang sering hilang,, peralatan bagus cepet rusak…ditipu orang.. musibah demi musibah..dll.

ada banyak sekali cara Allah untuk memperingatkan kita, untuk mengingatkan kita supaya kita kembali kepada Allah. marilah kita koreksi kembali langkah kehidupan kita selama ini, berapa persenkah waktu yang kita berikan untuk tuhan kita. Allah swt.

dalam sehari kita memiliki waktu 24 jam, hampir seluruhnya kita pergunakan untuk keperluan dan kepentingan dunia, urusan kita, dan untuk memuaskan nafsu kita. sedangkan waktu yang kita berikan untuk sang pencipta, Allah swt adalah sisanya, bisa dibilang gak ada 2 persennya. itung itung sekali sholat perlu waktu 5 menit, dikali 5 kali sehari. paling waktu untuk ibadah kita hanya 25 menit. pantas kalo Allah selalu murka kepada kita, selalu memberikan ujian kepada kita. lha wong kitanya juga gak perhatian kepada tuhan kita sendiri. pantas kalo Allah belum mengabulkan doa doa kita, wajar saja karena waktu yang kita berikan untuk Allah AWT. gak sampai 2 persen dari seluruh waktu yang kita miliki.

bahkan.. kasarnya, Allah itu kita beri waktu sisa kita, sisa segala urusan kita, kalo masih ada waktu kita sholat, kalo gak ada waktu ya gak sholat, alasan sibuk (”itu salah besar”). kalo sholat subuh jam 6 pagi atau jam 7, itu bukan subuh.. seharusnya kita itu menjemput yang namanya sholat, menghadapi waktu untuk sholat, kita persiapkan sebelum datangnya waktu sholat, bukan menelantarkannya…….

kalo inget, sholat malam, kalo gak inget molor sampai pagi (bukan subuh). dan kebanyakan dari kita gak inget untuk urusan sholat malam.
tapi kalo urusan dunia …. dinomor satukan… kalo ada yang datang mo kasih uang langsung dibukakan pintu, sholatnya tar dulu, bisa ditunda…..
kalo lagi nonton sinetron atau yang lain, 2 jam gak geser dari tempat duduk, tapi untuk sholat dicepet cepetin, udah gak sabar biar cepet kelar… ada panggilan sholat (adzan) pikirnya ” ah tar dulu, nonton yang ini lagi seru…..” apalagi kalau sdh online/chatting didepan komputer atau hp..

gimana Allah gak cemburu sama kita…katanya Allah itu nomer satu, yang paling di utamakan, tetapi kenyataannya selalu disepelekan, ditelantarkan..dinomor duakan, atau yang kesekian kali ..
kita lupa dengan kesulitan kesulitan yang kita hadapi sebelumnya, lupa dengan tangisan kita dimalam hari yang mengeluh pada Allah, yang memohonkan doa kepada Allah, yang sholat pagi, siang, malam tanpa henti untuk bermunajat kepada Allah. lupa bersedekah, lupa berpuasa, lupa membantu sesama, …bahkan lupa untuk berdzikir kepada Allah.

ya Allah.. dengan ditulisnya kisah ini mudah mudahan bisa memberikan kekuatan baru bagi kami untuk lebih meningkatkan ibadah kami … untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah kami, kami yang sobong, yang naif, yang serakah ini tidak akan pernah ada puasnya dengan apa yang telah Engkau berikan. bimbinglah kami menuju jalan yang lurus, jalan yang Engkau ridloi, jalan yang memang Engkau kehendaki, ampunilah kami, ampunilah keserakahan kami, ampunilah kesombongan kami, mudah mudahan kami tidak akan mengulanginya lagi

yaa Fattaah…. yaa Rozzaq… ya Lathief.. yaa Allah…

KESEIMBANGAN DALAM HIDUP MANUSIA

Dalam hidup ini senantiasa harus ada keseimbangan, baik seimbang antara kehidupan dunia dan akherat, seimbang antara jasmani dan rohani serta keseimbangan lahir dan batin. Sebagaimana semua makhluk ini telah diciptakan Allah dalam bentuk berpasang-pasangan agar ada keseimbangan dan keteraturan. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, hewan dan tumbuh-tumbuhan ada jantan ada betina, firman Allah menyebutkan:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ(49
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.(Adz Dzariyat: 49)

Makna berpasangan bisa dalam arti hakiki, yaitu makhluk Allah yang ada di alam ini seperti manusia, hewan, tumbuhan, benda seperti ada langit ada bumi, ada air ada api dan sebagainya yang berpasangan jenisnya, namun bisa juga bermakna majazi seperti ada senang ada susah, ada kaya ada miskin, ada yang tertawa ada yang menangis.
Dan rotasi kehidupan kitapun juga akan mengalami hal yang demikian, terkadang kita senang tapi di waktu yang lain kita susah, Allah sendiripun telah mengatakan:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(5)إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا(6
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (An Nasyr :5-6)
Kalaulah pada saat ini kita mengalami kesusahan, kesedihan, kesulitan hidup, kesengsaraan, tentu nanti hal itu akan berubah menjadi kesenangan, kegembiraan, tercukupi hidupnya serta bahagia.
Oleh karena itu Allah menegaskan pada ayat berikutnya:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ(7)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ(8
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Artinya setelah melakukan sesuatu maka kerjakanlah yang lain, dalam hidup ini kita tidak boleh berhenti, berdiam diri atau tidak melakukan sesuatu. Apabila mengalami kesulitan maka carilah jalan keluarnya, karena mencari jalan keluar itu termasuk usaha berbuat yang lain. Dan yang tidak kalah penting adalah berharap serta memohon kepada Allah Tuhan yang mengatur alam serta mengendalikan manusia.

Terkadang orang salah menduga terhadap sesuatu yang menimpa diri kita, atau keluarga kita. Dikiranya bahwa kesulitan, kesedihan, kesengsaraan ataupun mungkin musibah yang menimpa diri dan keluarga itu merupakan puncak atau akhir dari upaya kita, bahwa itu nasib atau takdir yang diberikan Allah, sehingga seakan tidak ada jalan keluar yang bisa ditempuh selain menerima keputusan itu. Padahal semua yang kita alami itu merupakan proses dari kehidupan sampai kita dipanggil kembali keharibaan sang Pencipta.
Contoh yang sering di alami dalam kehidupan rumah tangga adalah apabila kita diberi cobaan oleh Allah dalam bentuk kesusahan, kekhawatiran (الخوق ), kelaparan karena kemiskinan, tidak punya pekerjaan atau kekurangan harta seperti hilangnya harta benda karena dicuri, dibohongi atau kematian dan sebagainya sebagaimana difirmankan Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ(155
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,( Al Baqarah, 155)
Maka kemudian kita bersikap putus asa, dalam bahasa jawa nglokro, tidak bertindak, maka hal itu merupakan sikap yang kurang tepat,
Allah memberikan cobaan kepada manusia itu tentu seukur dengan kemampuan dia untuk mencari jalan keluar, kesanggupan orang yang diberi cobaan itu bisa keluar dari cobaan yang diterimanya. Oleh karena itu kata terakhir dalam ayat itu adalah “ Berilah kabar kembira kepada orang-orang yang sabar”
Makna orang yang sabar adalah orang yang menerima bahwa sesuatu yang telah menimpa ke dalam dirinya itu adalah pemberian dari Allah sebagai ujian, cobaan atau peringatan dariNya kemudian dia berusaha untuk keluar dari cobaan, ujian atau peringatan itu dengan tindakan yang positif dan tidak menyimpang dari norma-norma Agama.
Tindakan keliru yang sering kita jumpai dalam masyarakat adalah ketika menerima cobaan atau ujian seperti kehilangan harta yaitu dengan mencari tahu kepada orang pintar siapa yang mengambil harta, bukan lapor kepada yang berwajib agar diidentifikasi dan diusut , atau ketika diberi peringatan Akan timbul bahaya badai, bukanya bersiap diri dan waspada dengan tindakan prefentif, tetapi malah mencari tolak balak memasak lodeh, memasang uang di depan pintu atau tindakan lain yang dianggapnya dapat mengeluarkannya dari bahaya yang dialaminya.

Dalam hidup ini kita harus seimbang antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan intelektual serta kebutuhan spiritual. Kebutuhan jasmani seperti sandang, pangan dan papan harus tercukupi, karena saat ini kita hidup di dunia, namun kehidupan rohani juga harus dipenuhi sebab nantinya kita akan hidup kekal abadi di alam rohani, dan dunia ini adalah tempat kita menabung untuk bekal :
اَلدُّنْيَا مَزْرَعَتُ الاَخِرَةِ
Dunia ini adalah tempat untuk bercocok tanam untuk dituai nantinya di akherat.
Semakin banyak kita menanam kebajikan dan amal sholeh, maka kita akan menuai kebaikan di akherat kelak. Tapi kalau di dunia ini hidup kita hanya untuk kesenangan duniawi saja, tanpa menghiraukan kehidupan ukhrawi, ya nantinya kita akan menerima akibat buruk di akherat.

Kesimpulan yang bisa kita petik dari uraian tadi adalah :
1. Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan, agar terjadi interaksi sehingga mewujudkan keseimbangan yang harmonis, Orang yang kaya membantu yang miskin, orang yang lapang menolonga orang yang susah dan sebagainya. Kalau interaksi ini berjalan sesuai aturan maka akan terwujud keharmonisan dalam kehidupan ini.
2. Bahwa rotasi kehidupan manusia itu akan mengalami siklus dari yang rendah menuju yang tinggi, dari kesusahan akan beralih kepada kemudahan, selagi masih berpijak pada norma-norma kebenaran sesuai dengan tuntunan agama. Namun apabila norma-norma agama telah dilanggar seperti berbuat syirik, berbuat dholim atau tidak memenuhi hak-hak orang lain maka keseimbangan hidup akan terganggu. Orang yang miskin akan tetap miskin karena tidak ada yang menolong, orang yang bodoh tetap bodoh karena yang pintar malah membodohi, orang yang susah tetap susah karena tidak ada solidaritas antar sesame.
3. Bahwa manusia harus tetap bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani, kebutuhan intelektual dan spiritual secara seimbang, kalau hanya mengutamakan salah satunya, maka akan terjadi disharmoni, atau rusaknya keseimbangan hidup yang dapat merugikan kita sendiri.
Demikian uraian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Masuk Surga Bukan Karena Amalan Kita..

Kita masuk surga bukan karena amalan-amalan kita..
Bukan karena tiap hari kita sholat lima waktu plus sholat-sholat sunah yang lain, Bukan karena kita taat puasa ramadhan dan rajin puasa sunnah, Bukan karena teratur mengeluarkan zakat bahkan sedekah..
Terlalu kecil amalan-amalan di atas untuk sekedar mendapatkan tiket masuk surga Lantas apa? Rahmat Allah pada kita,Kasih SayangNya pada kita..

Masalahnya bagaimana mengundang Rahmat Allah tsb?
Yaitu dengan melakukan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya
Jika kita telah berusaha melakukan segala amalan yang dicintai Allah
Tinggallah menunggu keputusanNya,akan diletakkan dimana kita..

Rasulullah SAW pernah berkata, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh sayapun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?” . Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.

Memahami Allah dengan menggunakan kemampuan akal manusia adalah sia-sia, karena hakikat sifat-sifat Allah tidak dicerna oleh akal manusia, tapi oleh hati manusia. Hati manusia akan membantu kita memahami Allah, karena didalam hati bersemayam fitrah manusia yang salah satunya memiliki sifat-sifat cinta kepada Allah. Hatipun perlu dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran (sifat sombong, dengki, kikir, dsbnya) agar fitrah manusia bisa diaktifkan untuk memahami sifat-sifat Allah dengan baik.

Melalui pengenalan yang baik terhadap Allah melalui cara-cara yang diatur dalam Qur’an dan hadits, akan kita temukan bahwa Allah mensyaratkan aqidah Islam yang benar sebelum segala amal ibadahnya diterima.

Aqidah adalah hal yang pokok yang membedakan Islam dengan agama lainnya. Aqidah adalah fondasi bangunan seorang umat Muslim, sedang ibadah (syariah) adalah dinding bangunan seorang Muslim, lalu akhlak adalah atapnya. Tanpa fondasi maka ia pun tidak bisa mendirikan bangunan diri seorang Muslim, tanpa aqidah yang benar dan lurus pun tidak pantas disebut seorang Muslim. Tanpa ibadah yang sesuai syariah Islam, pun belum sempurna untuk dikatakan sebagai sebuah bangunan yang bernama Muslim. Demikian pula, tanpa Atap yang bernama akhlak, bangunan yang bernama Muslim ini belum utuh dan akan mudah rusak oleh hujan dan panas.

Muslim yang baik wajib memiliki ketiga syarat ini (aqidah, ibadah dan akhlak) secara lengkap, tidak kurang satupun, dan harus sempurna. Bila aqidahnya salah, maka kekal lah ia di neraka, bila ibadah dan akhlak buruk maka ia ‘mungkin’ masih berpeluang masuk surga setelah di’cuci’ dulu di neraka. Semoga kita tidak termasuk sebagai orang yang di’cuci’ dulu, apalagi kekal, di neraka.

Mumpung kita masih hidup di dunia ini, semoga kita diberi ilmu oleh Allah SWT mengenai kedahsyatan akhirat dan neraka, supaya kita tidak menggampangkan diri untuk menganggap bahwa di’cuci’ di neraka adalah bukan masalah besar. apakah kita sanggup menahan panasnya??? Naudzu billah min dzalik…

Bebek dan Ayam

Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam. Mereka sedang
menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mendengar suara di kejauhan.
"Kuek! Kuek!"

"Dengar", kata si istri, "itu pasti suara ayam."

"Bukan, bukan, itu suara bebek," kata si suami.

"Nggak, aku yakin itu ayam," si istri bersikeras.

"Mustahil. Suara ayam itu 'kukuruyuuuk! ' , bebek itu 'kuek! Kuek!' itu bebek, Sayang,' kata si suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi.

"Nah, tuh! Itu suara bebek," kata si suami.

"Bukan, Sayang. Itu ayam. Aku yakin betul," tandas si istri, sembari menghentakkan kaki.

"Dengar ya! Itu a…da…lah…be…bek, B-E-B-E-K. Bebek! Mengerti?" si suami berkata dengan gusar.

"Tapi itu ayam," masih saja si istri bersikeras.

"Itu jelas-jelas bue…bek, kamu…kamu…"

Terdengar lagi suara, "Kuek! Kuek!" sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya.

Si istri sudah hamper menangis, "Tapi itu ayam…"

Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, ingat kenapa ia menikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra,
"Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok.."

"Terima kasih, Sayang," kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya.

"Kuek! Kuek! Terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.

Maksud dari cerita bahwa si suami akhirnya sadar adalah siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat
mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. Berapa banyak pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian
terjadi karena hal-hal "ayam atau bebek?"

Ketika kita memahami cerita tersebut, kita ingat apa yang menjadi prioritas kita. Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang
apakah itu ayam atau bebek. Lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah?
Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek!

Untuk semua orang yang mengenal saya, maafkan saya jika kita berselisih paham tentang sesuatu yang belum jelas.

"Is Nice To Be Important, But More Important Is To Be Nice"

HUKUM BERSUMPAH, BENAR ATAUPUN DUSTA

Oleh Syaikh Abdul Azi bin Abdullah bin Baz

berdasarkan firman Allah:

“Artianya : Dan jagalah sumpah-sumpah kamu”

Rasulullah saw. bersabda kepadanya “Realisasikanlah sumpahmu krn dosa itu ditanggung orang yg melanggar .”

Juga berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Tiga orang yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak Dia sucikan mereka bahkan mereka mendapatkan adzab yang pedih (yaitu) : seorang yang sudah bercampur rambut hitam dan putihnya (orang yang sudah tua) lagi pezina, seorang fakir lagi sombong dan seorang laki laki yang Allah jadikan dia tidak membeli barangnya kecuali dengan bersumpah atas namaNya dan tidak menjual kecuali dengan bersumpah dengan bersumpah atas namaNya” [1]

Orang-orang Arab selalu memuji orang yang tidak banyak bersumpah sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang penyair.

Sedikit bersumpah, selalu menjaga sumpahnya.

Bila sudah bersumpah, dia segera menepatinya.

Seorang Mukmin disyari’atkan agar tidak banyak bersumpah sekalipun dia benar karena memperbanyaknya terkadang bisa menjerumuskan ke dalam kedustaan

Sebagaimana dimaklumi bahwa dusta HARAM hukumnya dan bila ia disertai dengan sumpah, maka tentu sangat diharamkan lagi akan tetapi bila dipaksa oleh kondisi atau suatu kemaslahatan yang lebih dominan sehingga harus bersumpah secara dusta, maka hal itu tidak apa-apa. Hal ini berdasarkan hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersumber dari hadits Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abu Mu’ith Radhiyallahu anha bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Bukanlah termasuk pendusta orang yang mendamaikan antara sesama manusia, lalu dia berkata baik atau menanamkan kebaikan”

Bila ketika seseorang mendamaikan antara sesama manusia, dia berkata, “Demi Allah, sesungguhnya teman-teman kamu itu mencintai perdamaian dan persatuan. Mereka ingin begini dan begitu ..” lalu dia mendatangi pihak yang lain dengan mengatakan hal yang sama dan tujuannya hanyalah untuk berbuat baik dan mendamaikan, maka hal itu tidak apa-apa berdasarkan hadit di atas.

Demikian juga bila seseorang melihat ada orang yang ingin membunuh seseorang secara zhalim atau menzhalimi dirinya dalam suatu hal, lalu dia berkata, “Demi Allah, orang itu adalah saudaraku” agar dia dapat menyelamatkannya dari tindakan orang yang zhalim tersebut karena ingin membunuhnya tanpa haq atau memukulnya tanpa haq sementara dia tahu bahwa dia bila dia mengatakan “Saudaraku” tadi, orang itu akan membiarkannya karena menghormatinya ; maka melakukan hal seperti itu menjadi wajib baginya demi tujuan menyelamatkan saudaranya dari perbuatan zhalim.

Yang dimaksudkan di sini bahwa hukum asal sumpah-sumpah dusta itu adalah dilarang dan diharamkan kecuali bila berimplikasi suatu kemaslahatan besar yang lebih besar daripada implikasi dusta tersebut, sebagaimana dalam tiga hal yang disebutkan dalam hadits di atas.

_________
Foote Note
[1]. Lihat Al-Mu'jam Al-Kabir karya Ath-Thabrani (6111), Al-Mu'jam Al-Awsath senada dengan itu (5577), Al-Haitsami berkata di dalam kitabnya Majma Az-Zawa'id ; para periwayatnya adalah para periwayat pada kitab Shahih.
[2]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dengan terbatas pada lafazh yang marfu saja, dalam kitab Ash-Shulh (2692), Shahih Muslim dalam kitab Al-Bir wa Ash-Shilah (2605)

Wednesday, October 28, 2009

Amalan Setelah Ramadhan (2)

Memperbanyak Puasa Sunnah

Selain kita melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan, hendaklah kita menyempurnakannya pula dengan melakukan amalan puasa sunnah. Di antara keutamaannya adalah disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ
“Maukah kutunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (HR. Tirmidzi no. 2616. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud bahwa hadits ini shohih)
Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Keutaman lain dari puasa sunah terdapat dalam hadits Qudsi berikut.
وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Bukhari no. 2506)
Itulah di antara keutamaan seseorang melakukan amalan sunnah. Dia akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya do’a. (Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad, www.islamspirit.com)

Banyak puasa sunnah yang dapat dilakukan oleh seorang muslim setelah Ramadhan. Di bulan Syawal, kita dapat menunaikan puasa enam hari Syawal. Juga setiap bulan Hijriyah kita dapat berpuasa tiga hari dan lebih utama jika dilakukan pada ayyamul bid yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. Kita juga dapat melakukan puasa Senin-Kamis, puasa Arofah (pada tanggal 9 Dzulhijah), puasa Asyura (pada tanggal 10 Muharram), dan banyak berpuasa di bulan Sya’ban sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan jika ada yang punya kemampuan boleh juga melakukan puasa Daud yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Semoga Allah memudahkan kita melakukan amalan puasa sunnah ini.

Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawal

Hendaklah di bulan Syawal ini, setiap muslim berusaha untuk menunaikan amalan yang satu ini yaitu berpuasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)

Pada hadits ini terdapat dalil tegas tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)
Bagaimana cara melakukan puasa ini? An Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan atau diakhirkan hingga akhir Syawal maka seseorang tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”

Apa faedah melakukan puasa enam hari di bulan Syawal?
Ibnu Rojab rahimahullah menyebutkan beberapa faedah di antaranya:
1. Berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti halnya shalat rawatib qobliyah dan ba’diyah. Amalan sunnah seperti ini akan menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam amalan wajib. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam amalan wajib. Amalan sunnah inilah yang nanti akan menyempurnakannya.
3. Membiasakan berpuasa setelah puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah Ta’ala jika menerima amalan hamba, maka Dia akan memberi taufik pada amalan sholih selanjutnya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan, “Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang melaksanakan kebaikan lalu dilanjutkan dengan melakukan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.”
4. Karena Allah telah memberi taufik dan menolong kita untuk melaksanakan puasa Ramadhan serta berjanji mengampuni dosa kita yang telah lalu, maka hendaklah kita mensyukuri hal ini dengan melaksanakan puasa setelah Ramadhan. Sebagaimana para salaf dahulu, setelah malam harinya melaksanakan shalat malam, di siang harinya mereka berpuasa sebagai rasa syukur pada Allah atas taufik yang diberikan. (Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, 244, Asy Syamilah)
Sungguh sangat beruntung sekali jika kita dapat melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal. Ini sungguh keutamaan yang luar biasa, saudaraku. Marilah kita melaksanakan puasa tersebut demi mengharapkan rahmat dan ampunan Allah.
Penjelasan penting yang harus diperhatikan: Lebih baik bagi seseorang yang masih memiliki qodho’ (tanggungan) puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melakukan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah. Alasan lainnya adalah karena dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barangsiapa berpuasa ramadhan”. Jadi apabila puasa ramadhannya belum sempurna karena masih ada tanggungan puasa, maka tanggungan tersebut harus ditunaikan terlebih dahulu agar mendapatkan pahala semisal puasa setahun penuh.
Apabila seseorang menunaikan puasa syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan puasa, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak mendapatkan ganjaran puasa syawal.