Sunday, May 01, 2005

Pribadi Yang Tenang

Saudaraku yang baik, sikap resah, gelisah, panik, merupakan tanda ketidak tenangan seseorang dalam bersikap dan berprilaku. Sikap tersebut dapat mendatangkan situasi disekitarnya tidak bersahabat. Bahkan akan memupuk sikap ceroboh, emosional, dan membuat orang lain terdzalimi. Padahal prestasi, kesuksesan, dapat diraih oleh seseorang yang hatinya senantiasa berada dalam keadaan tenang. Seseorang yang memiliki pribadi yang tenang dapat dilihat dari kemampuan berpikirnya yang jernih, kemampuan menghimpun informasi yang akurat, dan kemampuan dalam bertindak yang selalu tepat, efektif, dan efesien. Semua itu diperoleh dari keyakinan yang tinggi pada Allah SWT. Sementara keyakinan dapat diperoleh dari ilmu pengetahuan dan pemahaman. Hal yang ironis jika seseorang bisa berprestasi tanpa ilmu dan pengalaman atau tanpa pendekatan pada Allah. Karena dengan ilmu, seseorang dapat merangkum berbagai informasi; dan melalui pengalaman seseorang akan meraih sejuta wawasan. Begitu juga dengan pendekatan melalui dzikir dan doa akan menyebabkan seseorang bertambah keyakinan pada sang Khalik. Keyakinan dapat muncul dari latihan yang intensif. Orang yang terbiasa hidup sederhana, misalnya. Yang sejak kecil dididik untuk hidup sederhana, maka setelah dewasa, di kala jabatan telah digenggamnya tak membuatnya silau karena baju ke-zuhud-an senantiasa melekat dalam dirinya. Itu salah satu bukti akan terinternalisasinya ilmu dan kedekatan dari pada Allah SWT hingga menjadikan-Nya sebagai yang utama. Saudaraku, marilah kita pupuk diri kita menjadi pribadi yang tenang, namun tetap terkendali. Karena dengan sikap tenanglah akan melahirkan pribadi yang bijak dan berwibawa. Maka di saat kita dilanda gelisah, cukuplah Allah menjadi tempat pemberi ketenangan. Semoga Allah SWT yang menggenggam setiap hati hamba-hamba-Nya senantiasa melimpahkan ketenangan kepada kita. Amin. Wallahua’lam.
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar