Thursday, May 26, 2005

Orang yang bisa mengenal jiwanya maka dia akan mengenal Tuhannya

Ketika kita sendirian, kita merasakan ada diri kita yang lain, yang berada jauh di dalam tubuh kita. Itulah jiwa. Apa sebetulnya jiwa itu? Dalam bahasa Arab, jiwa itu disebut nafs, sedangkan dalam bahasa latin atau yunani, jiwa disebut anima atau psyche. Makanya, ilmu yang mempelajari kejiwaan disebut psikologi.

Jika tidak dijaga, jiwa kita akan seperti anjing lapar. Sekali diberi daging, dia akan menuntut lebih bnayak dan akan sulit menghentikannya. Sekali kita mengikuti kemauan hawa nafsu, maka akan sulit mengendalikannya. Percaya lah, jiwa ini sering disebut nafs ammarah bissu yaitu yang selalu memerintahkan pada keburukan. Ia menggoda kita untuk bersikap serakah, ingin dipuji, sombong, dan sikap tidak baik lainnya.

Jika kamu sudah tidak bisa mengendalikan jiwa yang liar itu, mintalah pertolongan kepada pemilik Nya, Allah SWT. Jika kita betul-betul menyerahkan jiwa, nafs ammarah bissu’ sedikit demi sedikit akan digeser oleh nafs lawwamah.

Nafs lawwamah ini akan membuat jiwa kita peka terhadap rasa bersalah, penyesalan, dan keengganan berbuat tidak baik.

Jika kamu rajin menjinakkan jiwamu, lama-kelamaan jiwamu menjadi bersih. Jiwa yang bersih itu disebut nafsul muthmainnah, jiwa yang tenang. Maka, bersiaplah disambut oleh Allah, seperti yang tercantum dalam Al Qur’an.

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi Nya. Maka, masuklah kamu ke kalangan hamba-hamba Ku dan masuklah ke dalam surga Ku. (QS Al Fajr-89 :27-30)