Friday, June 30, 2006

Bohong

Bila anda ingin sukses sebagai pemimpin, atau anda ingin meraih
keuntungan baik keuntungan secara ekonomis ataupun politis, 
hanya ada satu kunci sukses:
berbohong!
 
Machiavelli mengingatkan kita semua, 'Buat seorang penipu ulung,
selalu  ada banyak orang yang siap ditipu.' Menipu dan berbohong
adalah tekhnik yang paling efektif dalam menguasai massa. Bila anda
bisa menang dengan menipu, lakukan tipuan. Bila dengan kejujuran anda
kalah, campakkan kejujuran tersebut.
 
Namun apa sebenarnya kebohongan itu? Sissela Bok memberi definis
yang bagus. Kebohongan adalah mengkomunikasikan pesan yang  dimaksudkan
untuk menyesatkan orang lain, untuk membuat orang lain itu percaya apa
yang kita sendiri tidak percayai. Kebohongan bukan saja misinformasi
tetapi juga meliputi segala pernyataan atau perbuatan yang direkayasa
untuk menyesatkan, mengecoh atau membingungkan.
 
Lebih celaka lagi, bagi penganut mazhab berbohong ini, kebenaran
adalah kebohongan yang terus menerus diulang dan diceritakan ribuan
kali. Orang yang berbuat bohong selalu menciptakan ribuan skenario.
Bila satu skenario gagal, diciptakanlah skenario baru. Begitu seterusnya.
Kebohongan memang hanya dapat dipertahankan dengan kebohongan lagi. Bila
anda ingin berbohong, ulangi dusta itu ribuan kali. Nanti anda akan
takjub bahwa orang-orang akan menganggap itulah kebenaran.
 
Namun mengapa orang harus berbohong? Orang berbohong biasanya disebabkan
tiga hal, yaitu kebiasaan, kerakusan dan kedengkian. Satu saja sebab ini
ada pada diri kita, dapat dipastikan kita pasti gemar berbohong.
 
Jikalau ada anak dibesarkan dalam keluarga yang biasa berbohong, dia
akan tumbuh sebagai pembohong nantinya. Jikalau sepasang suami isteri
biasa berbohong pada sejawatnya, satu waktu nanti diantara suami-isteri
pun akan saling membohongi. Kerakusan kita terhadap apa saja, baik  itu
jabatan, uang ataupun kenikmatan duniawi lainnya, akan membuat kita
sadar atau tidak sadar menjadi pembohong kelas berat. Kedengkian,
berbarengan dengan permusuhan kepada golongan lain, mendorong orang
untuk menjatuhkan orang lain itu dengan kebohongan.
 
Kepada mereka yang suka berbohong, cukuplah tiga ayat
berikut ini:
"....Sesungguhnya Allah tak akan memberikan petunjuk
kepada orang yang keterlaluan dan suka berbohong (QS 40:28);
Kecelakaanlah bagi setiap pembohong yang berdosa (QS45:17);
Sesungguhnya yang berbuat bohong itu hanyalah orang-orang
yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah....(QS 16:105).
 
Nabi yang mulia mengingatkan para pendusta, 'Pengkhianatan yang paling
besar ialah engkau memberi informasi kepada saudaramu, yang informasi
itu mereka percayai, padahal engkau sendiri berdusta
(Bukhari dan Abu Dawud).
 
Kepada mereka yang sering berbohong, ada baiknya kita sampaikan bahwa
lambat laun orang akan menyadari dan mencium aroma dusta di lidah anda.
Perlahan tapi pasti, setiap orang akan mendeteksi kebohongan anda. Di
saat itu terjadi, anda akan terkejut menyadari betapa sempitnya dunia
ini ketika semua orang mengetahui kebohongan anda. Yang anda bisa lakukan
hanyalah berhenti dan  bertobat, atau mencari mangsa baru yang belum tahu
siapa anda. Beruntunglah anda bila memilih yang pertama, dan celakalah
anda bila anda masih saja mencari mangsa baru.
 
Lebih celaka lagi, adalah mereka yang selalu menjadi korban kebohongan,
namun tidak sadar dan terus memilih anda sebagai pemimpinnya dan selalu
menyediakan ruang bagi anda untuk  terus berbohong.
 
Muslim yang baik, tak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama.