Kura-kura terbang
by Isa Alamsyah
Seekor anak kura-kura memanjat tebing dengan tergopoh-gopoh. Begitu sampai di atas ia loncat sambil mengepak-kepakkan kedua kaki depannya.
Ia jatuh terjungkir dan menggelinding ke bawah.
Tak lama kemudian ia kembali naik ke atas dan loncat dan jatuh lagi sampai berkali-kali.
Sepasang burung melihat perilaku kura-kura kecil dengan hati yang pilu.
Lalu si burung betina berkata pada burung jantan, suaminya;
"Sayang, rasanya kini saat yang tepat untuk mengatakan pada kura-kura mungil kita bahwa ia adalah anak adopsi."
Humor dan hikmah:
Meniru atau imitasi adalah proses paling penting dalam pertumbuhan anak bahkan pertumbuhan manusia.
Setiap anak selalu tanpa sadar mengimitasi apapun yang dilakukan orang tua.
Itu adalah salah satu naluri mahluk hidup.
Kura-kura anak adopsi tadi hanya melihat apa yang dilakukan ayah ibu angkatnya dari kelompok burung, ia kira ia bisa terbang hanya dengan menggerakkan kaki depannya sebagaimana ayah ibu angkatnya seekor burung.
Ada orang tua yang matanya hanya melihat layar handphobe, Blackberry atau komputer ketika bicara dengan anak-anak mereka. Hasilnya anak merasa tidak penting dan merasa tidak perlu menghormati orang lain karena ia sendiri tidak merasa dihormati.
Anak-anak mungkin merasa tidak perlu sholat karena ayah ibunya juga tidak sholat.
Anak-anak merasa merokok sah-sah saja karena ayah atau ibunya merokok.
Sebenarnya proses imitasi ini tetap berjalan sekalipun kita dewasa.
Para karyawan kerja malas-malasan kalau bos kerja seenaknya.
Mereka ikut sering telat kalau atasan juga sering telat.
Ada pegawai yang korupsi karena meniru perilaku teman kerjanya.
Karena itu jaga sikap, karena bisa jadi kita diikuti orang.
Kalau mereka ikut yang baik gak masalah, tapi kalau mereka ikut perilaku buruk, itu bisa jadi masalah.
Antusiasme itu menular!
Begitu juga pesimisme.