Ada seorang Isteri sahabat RA yang suatu hari telah meminta cerai dari suaminya. Padahal selama ini mereka adalah keluarga bahagia. Tapi secara tiba-tiba si isteri telah meminta cerai. Suaminya menjadi terperanjat. Kata suaminya, "Baiklah mari kita pergi jumpa dengan Rasulullah SAW agar beliau dapat memberi keputusan di antara kita." Lalu mereka keluar di waktu malam untuk berjumpa Rasulullah SAW. Karena malam, suaminya telah terjatuh ke dalam lubang dan kakinya terkilir. Maka isterinya membawanya kembali ke rumah. Ketika itu isterinya berkata bahwa perceraian tidak usah dilakukan. Suaminya lebih terperanjat lagi dan menanyakan alasannya kepada istrinya. Kata si isteri, "Semenjak kita kawin, abang tidak pernah sakit, saya tidak pernah sakit, dan anak-anak tak pernah sakit. Maka rumah yang tidak pernah datang sakit adalah rumah yang terjauh dari rahmat Allah SWT."
Seorang sahabat kembali ke rumah. Di dapatinya tempat masak roti menyala. Padahal dia tahu bahwa di rumahnya tak ada apa-apa termasuk makanan untuk dimasak atau dimakan. Maka ia bertanya kepada isterinya,"Apa yang kamu masak?" Si isteri menjawab, "Saya hanya sekedar menyalakan api. Sehingga nanti kalau ada tetangga yang datang berkunjung, mereka akan mengetahui bahwa di rumah kita ada makanan. Dan saya tidak ingin mereka mengetahui keadaan kita yang sebenarnya." Lalu suaminya mematikan api itu. Ketika dia buka tungkunya dia terperanjat, karena di dapatinya dalam tempat masak itu ada tersedia banyak roti bakar dan daging bakar. Si istri sengaja pura-pura menyalakan tungku masak agar tidak dikasihanin oleh mahluk, sehingga Allahlah yang memberikan balasan langsung asbab dia menjaga keyakinannya. Allahu Akbar!
Kisah-kisah seperti ini dalam kehidupan sahabat asbab kepahaman mereka terhadap agama.
Sebagai Murobbiyah ( Mendidik Anak )
Mentarbiyah anak ini Allah Swt berikan contoh dalam Al Quran ini bukan semenjak lahir tapi semenjak hamil :
“Idzkolati miroaata imrona” : Tatkala ketika istri Imron, Hannah, berkata, “Robbi inni nadzartu laa kama fi baghni”, “Ya Rabb sesungguhnya aku nadzarkan bayi yang aku kandung ini.” “Muharroron”, “Aku bebaskan untuk agama saja” “Fattaqobbal minni” “Maka ya Allah terimalah dariku”
Semenjak hamil, anak tadi itu sudah dibebaskan dari kepentingan dunia dan di nadzarkan hanya untuk agama saja. Di dalam perut sudah di cita-citakan, bukan untuk jadi insyur, jadi dokter, jadi presiden, tapi untuk agama Allah saja. Dijaman istri imron, Hannah Rah.A, ada para pemuda yang tinggalnya didalam mesjid saja berkhidmat pada agama, seperti ashabul suffah. Maka istri imron ini menginginkan anaknya nanti dapat berkhidmat kepada agama seperti mereka para pemuda tersebut. Namun tatkala melahirkan ternyata yang dilahirkan adalah perempuan. Ada kekecewaan karena yang lahir perempuan, karena keinginan berkhidmat pada agama akan lebih mudah jika laki-laki. Namun Allah katakan :
“Wallahu’ a’ala ma wa’adhan” : “Allah Ta’ala Maha Tahu dengan yang dilahirkan.”
Memang laki-laki tidak sama dengan perempuan. Maka Hannah memberikan nama Mariam kepadanya. Lalu Hannah berdoa :
“Robbi inni wa yu’i dhuha bika wa dzurriyataha minasyaithon nirrojim”
Artinya : “Ya Allah aku meminta perlindungan kepadaMu untuknya dari setan yang terkutuk.”
Sehingga Rasullullah Saw sampaikan tidak ada satupun bayi yang lahir, setan akan menusuk lambungnya. Sehingga setiap bayi lahir ini akan menangis-nangis, kecuali Maryam AS dan anaknya karena sudah dimohonkan perlindungan untuk mereka dari ibu mereka, Hannah Rah.A, agar dilindungi dari syetan.
“Fattaqobbalaha robbuha bi qobulin hasanin wa ambadaha nabatan Hasana”
Artinya :
“Maka Allah terima dengan penerimaan yang baik, lalu ditumbuhkan dengan pertumbuhan yang baik.”
Allah Swt pelihara Mariam dan dibesarkan melalui didikan seorang Nabi yaitu Zakari AS, yang tidak lain adalah paman beliau sendiri. Betapa mulianya Mariam ini disisi Allah, asbab doa dari seorang ibu semenjak masih dalam kandungan. Di dalam Al Quran diceritakan, setiap kali Zakaria AS masuk kedalam mihrob ini disitu sudah ada rizki yang Allah siapkan untuk Maryam, padahal tidak ada satu oranpun yang mengantarkan. Siapa yang memberi Rizki ? Allah Swt. Ulama katakan jika seseorang ini mau masuk ke dalam biliknya Mariam ini harus melewati Tujuh Lapis pintu yang setiap pintu kuncinya ini dipegang oleh Zakaria AS. Tapi itulah keanehannya, setiap kali dibukan pintunya, disitu ada rizki yang sudah disiapkan untuk Mariam Rah.A.
Ini juga suatu pelajaran bagi kita, bahwa kehebatan seorang wanita ini adalah tatkala dirinya ini tertutup. Satu lapis pintu aja sudah tidak kelihatan sebenarnya, ini tujuh lapis pintu, bagaiamana rapat dan tertutupnya seorang Mariam AS. Maka wanita ini semakin tertutup semakin dekat dengan Allah Swt. Semakin mau dia diam di rumah semakin dekat dengan Allah Swt :
“Wa qarna fi buyuti bikunna” : “Dan diamlah kalian wahai wanita di rumah-rumah kalian.”
Maka akan mudah seorang wanita ini untuk dekat dengan Allah Swt, tatkala dia mau diam di rumahnya. Sehingga ketika kita baca riwayat-riwayat wanita yang sholihah, mereka ini menjadi wali-wali Allah, tatkala dia mau diam rumah. Keluar hanya betul-betul untuk keperluan agama saja. Seperti itu pula kehidupan yang dicontohkan oleh Mariam AS. Tatkala dia, Maryam AS, berdiam dirumah, maka Allah hantarkan rizki kepadanya.
“Qolla ya maryam wa anna lakihaza” tanya Zakaria, “Dari Mana ini Rizki / Makanan ?”, jawab Mariam AS, “Qolla wa in dillah” : “Ini semua dari sisi Allah”