Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw., ia berkata : “Wahai Rasulullah sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau bersabda : “Kamu bersedekah dan kamu dalam keadaan sehat dan kikir, kamu takut fakir dan mencita-citakan kaya, namun jangan menunda sehingga (nyawamu) sampai di tenggorokan baru kamu katakan : “Untuk Fulan demikian dan Fulan demikian padahal benda itu telah ada pada Fulan.”(HR: Bukhari)
“Dari Aisyah ra. Bahwasanya sebagian isteri Nabi saw. Bertanya kepada Nabi saw. : “Siapakah yang paling segera menyusul engkau?” Beliau menjawab : “Orang yang paling panjang tangannya di antaramu.” Lalu mereka mengambil bambu yang mereka (pergunakan) untuk mengukur hasta mereka, ternyatalah Saudah lah yang tangannya paling panjang. Kemudian kami mengetahui bahwa maksud tangannya panjang adalah sedekah. Dan memang Saudah lah orang yang paling dahulu menyusul beliau, dan ia senang bersedekah.” (HR: Bukhari)
“Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “?. Dan orang laki-laki yang mensedekahkan sedekah lalu disembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan-tangan.”(HR: Bukhari)
“Dari Asma’ ra., ia berkata : Nabi saw. Bersabda kepadaku : “Janganlah kamu menghalangi sedekah sehingga kamu dihalangi rizkimu.” (HR: Bukhari)
“Dari Abadah, ia berkata : Nabi saw. Bersabda : “Janganlah kamu menghitung-hitung maka kamu dihitung-hitung oleh Allah.”(HR: Bukhari)
“Dari Asma’ binti Abu Bakar ra. Bahwasanya ia datang kepada Nabi saw. Lalu beliau bersabda : “Janganlah kamu kikir, maka Allah kikir kepadamu, berilah sesuatu menurut kemampuanmu.”
(HR: Bukhari)
“Dari Hudzaifah ra., ia berkata : Umar ra. Berkata : “Adakah di antara kamu sekalian yang halal (yakni mengingat) hadist Rasulullah saw. Tentang fitnah (cobaan)? Hudzaifah berkata : “Aku mengatakan bahwa akulah yang hafal (ingat) hadist beliau tentang masalah fitnah sebagimana yang disabdakan beliau.” Umar berkata : “Sesungguhnya engkau seorang yang amat berani mengenai hal ini. Jadi bagaimanakah yang beliau sabdakan?” Aku berkata : “Fitnah (cobaan) seseorang terletak pada keluarganya, anaknya dan tetangganya. Fitnah (cobaan) tersebut bisa dihapus dengan mengerjakan shalat, sedekah, serta mengerjakan kebaikan.” Sulaiman berkata : dalam riwayat lain Khudzaifah berkata : “Yang dapat menghapus kesalahan yaitu shalat, sedekah, amar ma’ruf dan nahi mungkar.” Umar berkata : “Bukan itu yang kumaksudkan, tetapi masalah fitnah (cobaan) yang menyebabkan timbulnya kegoncangan bagaikan gelombang besar di lautan.” Hudzaifah berkata : “Aku berkata kepada Umar : “Tidak ada fitnah bagimu, wahai Amirul mu’minin, karena antara engkau dan fitnah bagaikan pintu yang tertutup.” Umar berkata : “Apakah kiranya pintu itu tidak dapat dirusak atau dibuka?” Hudzaifah berkata : “Pintu itu dapat dirusak.” Umar berkata : “Jika pintu itu dapat dirusak tentu tidak mungkin untuk ditutup selama-lamanya.” Hudzaifah berkata : “Aku memberitahukan bahwa memang demikian keadaannya (yakni jika sudah dirusak dan terbuka, tentu tidak dapat ditutup lagi).” Abu Wail berkata : “Kita semua yang pada saat itu dekat dengan Umar merasa takut menanyakan kepada Hudzaifah, lalu siapakah yang menjadi pintunya (yakni siapakah yang sebenarnya yang memulai menimbulkan (fitnah). Kami lalu berkata kepada Masruq : “Bertanyalah kepada Hudzaifah!” Kemudian Masruq bertanya kepada Hudzaifah tentang siapa yang menjadi pintunya, lalu Hudzaifah berkata : “Umar.” Kami berkata lagi : “Jadi Umar telah tahu siapa yang engkau maksudkan?” Hudzaifah berkata : “Ya. Seolah-olah tahunya bahwa sebelum besok itu nantinya akan terjadi waktu malam dulu. Dan hal ini disebabkan aku sudah memberitahukan kepadanya suatu uraian yang tidak mungkin salah.” (HR: Bukhari)
“Dari Hakim bin Hizam ra., ia berkata : Saya berkata : “wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapat engkau tentang sesuatu yang saya lakukan sebagai ibadah pada masa jahiliyah, yakni sedekah, memerdekan hamba sahaya dan silaturahim, apakah berpahala?” Lalu Nabi saw, bersabda : “Kamu telah menyelamatkan kebaikan yang telah lalu.” (HR: Bukhari)
“Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. Bersabda : “Apabila seorang perempuan bersedekah dari makanan yang dihasilkan oleh suaminya tanpa membuat kerusakan, maka perempuan itu mendapatkan pahala dan suaminya juga mendapat pahala karena dia yang bekerja. Dan bagi yang menyimpan juga mendapat pahala seperti pahalanya suami isteri itu.” (HR: Bukhari)
“Dari Abu Musa ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “Penyimpan yang muslim yang terpercaya adalah orang yang melaksanakan.” Barangkali beliau bersabda : “Ia memberikan sesuatu yang diperintahkannya dengan sempurna serta jiwanya baik lalu ia memberikannya kepada sesuatu yang diperintahkan oleh salah seorang dari dua orang yang memberi sedekah.” (HR: Bukhari)
“Dari Aisyah ra., ia berkata : Nabi saw. Bersabda : “Apabila seorang perempuan bersedekah dari rumah suaminya tanpa membuat kerusakan, maka perempuan itu memperoleh pahala, suaminya mendapat pahala seperti isterinya dan penyimpanan mendapat pahala, sebab apa yang telah diusahakan oleh suaminya dan sebab apa yang telah dinafkahkan oleh suaminya.” (HR: Bukhari)