Seringkali kita kesal akan kenakalan anak-anak kita, hingga kita heran mengapa kita dikaruniai anak yang nakal seperti itu? Hal ini kemudian akan mengarahkan kita pada menyalahkan Tuhan yang telah memberikan kepada kita anak tersebut...
Sebelum menjawab ha itu, Saya senantiasa teringat kajian Bengkel Hati Ustadz Dhanu.. manakala anak yang masih belum baligh sakit, maka dimungkinkan ada sesuatu yang salah dengan akhlak orang tuanya...
Maka berkaitan dengan akhlak si anak sendiri... sangat menarik kisah berikut ini...
"Syekh Vefa, seorang ulama besar, memiliki seorang anak lelaki. Ketika si anak sudah cukup umur untuk bermain-main keluar rumah, dia selalu mengganggu para penganggkut air di jalan. Dia menusuki kantung-kantung air mereka dengan paku, kemudian meminum air yang memancur dari lubang itu. Para pengangkut air sungkan melaporkan kepada Syekh Vefa karena rasa hormat mereka, namun setelah sekian bulan berjalan, salah seorang pengangkut air tidak bisa membiarkan hal itu terjadi lagi. Ia pergi melaporkan kenakalan si anak kepada sang Syekh.
Syekh Vefa kemudian mengundang para pengangkut air, dan mengganti seluruh kantung dengan kantung yang baru, serta berkata, 'Aku akan menasehati anakku. Kalian tak perlu cemas. Kenakalannya berasal dariku atau dari Ibunya. Keburukan tidak berasal dari anak itu sendiri.'
Beliau lalu memanggil istrinya untuk berdiskusi. Sang istri kemudian berkata, 'Aku bersumpah bahwa aku tidak pernah dengan sengaja melalaikan perintah ALLAH atau melanggar laranganNYA. Hanya ada satu hal, ketika hamil, aku berkunjung ke rumah tetangga sebelah. Di atas bufet aku melihat sebuah jeruk. Aku ingn sekali memakannya. Untuk menghilangkan keinginan itu, aku menusuk jeruk tersebut dengan sebatang jarum dan mencecap airnya yang mengalir keluar.'
Dengan penuturan itu, Syekh Vefa menarik nafas dan berkata, 'Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga penyebabnya.' Beliau segera menyuruh istrinya meminta maaf kepada tetangga itu, dan setelah dimaafkan, Syekh merasa tidak perlu lagi menasehati putra tercintanya.. Sang putra tetap bermain dengan paku, tapi sama sekali ia tidak tertarik dengan pengankut air, ia lebih senang bermain paku di tanah."
(Sumber: Pencerah Matahati oleh Syekh Muzzafer Ozzak)
Intinya, anak yang belum baligh belum memiliki dosa apapun, mereka hanyalah ujian dan peringatan bagi kita, untuk segera mengevaluasi diri kita sendiri...
Wallahu a'lam bishowab..