Sahabat Hikmah…
Kadang manusia tidak memahami bentuk KASIH SAYANG Allah,
DIBUKAnya pintu RIZKI dan KESENANGAN dari Allah....
Dianggap PEMULIAAN dirinya dan KASIH SAYANG dari Allah.
Sebaliknya PEMBATASAN RIZKI dan UJIAN dari Allah...
Dianggap PENGHINAAN dirinya dan KEBENCIAN dari Allah.
”Adapun manusia apabila Tuhannya mengUJInya lalu diMULIAkan-Nya dan diberi-Nya keSENANGan, maka dia berkata: "Tuhanku telah meMULIAkanku".
”Adapun bila Tuhannya mengUJInya lalu memBATASi RIZKInya maka dia berkata: "Tuhanku mengHINAkanku".(QS Al-Fajr: 15-16)
Orang yang memahami DUNIA adalah arena UJIAN,
Mereka akan menyikapi KEBAIKAN dan KEBURUKAN adalah UJIAN Allah.
Mereka tidak menganggap KEBAIKAN dari Allah sebagai PEMULIAAN
Dan Mereka tidak menganggap KEBURUKAN dari Allah sebagai PENGHINAAN,
Mereka memahami apa yang dibutuhkan di DUNIA sebagai KEBAIKAN,
Dan mereka memahami apa yang dibutuhkannya di DUNIA sebagai KEBURUKAN,
Bagaimanakah cara Allah menCINTAi dan menSAYANGi hamba-Nya ?
Imam Ja’far al-Shadiq as berkata,
”Jika Allah menCINTAi seorang hamba, Allah ilhamkan kepadanya ketaatan, Allah biasakan ia dengan qana’ah (menerima apa yang ada), Allah karuniakan baginya pemahaman agama, Allah menguatkannya dengan keyakinan, Allah cukupkan baginya dengan sifat al-kafaf (merasa cukup dengan rezeki yang memadai) , Allah memakaikannya dengan sifat al-‘afaf.
Sebaliknya jika Allah memBENCI seorang hamba maka Allah jadikan dia menCINTAi HARTA dan Allah MUDAHkan baginya untuk memPEROLEHnya, Allah iILHAMkan kepadanya DUNIAnya, Allah serahkan dia pada HAWA NAFSUnya, maka ia mengendarai al-‘inaad (keras kepala), ia mudah berbuat fasad (kerusakan), dan menzhalimi hamba-hamba (Tuhan)” (Bihar al-Anwar 103 : 26.)
1. Allah mengILHAMkan kepadanya keTAATan dan selalu meberinya PETUNJUK.
Sesungguhnya Allah mengilhamkan kepada jiwa semua manusia ketaatan dan maksiat, namun beruntunglah orang yang mengambil ilham ketaatan dan merugilah orang yang mengambil ilham kemaksiatan.
“Maka Allah ilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang mengotorinya.” (QS Al-Syams [91] : 8-9)
Dan Allah mencintai orang yang terilhami oleh ketaatan dan ketakwaan, lalu ia bersegera menyucikan jiwanya dengan melakukan ketaatan dan ketakwaan sehingga Allah akan selalu memberinya petunjuk dengan NUR (cahaya) dan FURQAN (pembeda).
”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berIMANlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan RAHMAT (KASIH SAYANG)-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu NUR (cahaya) yang dengan NUR (cahaya) itu kamu berjalan dengannya dan Dia mengAMPUNi kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Al Hadid :28)
”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu FURQAAN (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Anfal :29)
2. Allah membiasakan kepadanya sifat QANA’AH (ridlo menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya)
“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165)
Seseorang mengeluh kepada Imam Ja'far al-Shadiq as tentang ketamakannya yang kian hari bertambah. Imam as menasihatinya, ”Jika engkau merasa beruntung dengan memiliki apa yang mencukupimu, maka engkau akan merasa cukup dengan kebutuhan terkecil dunia ini. Sebaliknya jika engkau tidak merasa puas dengan memiliki kebutuhan-kebutuhan minimum dunia ini, maka seluruh kesenangan duniawi takkan bakal mencukupimu.”
3. Allah memberikannya AL-HIKMAH (kefahaman yang mendalam (FAQIH) dalam ilmu agama)
” Allah menganugrahkan al HIKMAH (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al HIKMAH itu, ia benar-benar telah dianugrahi KARUNIA yang BANYAK. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS Al Baqarah :269)
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka dijadikannya FAQIH (kefahaman yang mendalam) terhadap ilmu agama" (HR.Bukhari-Muslim)
4. Allah akan memberikan SAKINAH dan meneguhkan keIMANanya.
” Dia-lah yang telah menurunkan keTENANGan (SAKINAH) ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keIMANan mereka berTAMBAH di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana...” (QS Al-Fah :4)
5. Allah memberikan UJIAN dan COBAAN.
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka ditimpakan ujian padanya.” (HR. Bukhari)
Rasulullah saww bersabda : ”Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah berikan cobaan baginya. Dan jika Allah mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka Allah akan mengujinya.” Para sahabat Nabi bertanya : ”Apakah ujiannya?” Rasulullah saww menjawab : “Tidak sedikit pun Allah tinggalkan baginya harta dan anak.” (Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 81 : 188 ;Kanz al-‘Ummal hadits ke : 30793)
Imam Muhammad al-Baqir as berkata, ”Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan UJIAN dan COBAAN kepada seorang mukmin sebagaimana seorang suami menjanjikan kepada isterinya dengan HADIAH yang diRAHASIAkan (disembunyikan)-nya.” (Bihar al-Anwar 15 : 56.)
Atau dalam hadits lainnya, Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, ”Sesungguhnya apabila Allah menCINTAi seorang hamba niscaya Dia tenggelamkan hamba tersebut ke dalam COBAAN.” (Bihar al-Anwar 15 : 55)
Suatu hari, Rasulullah shalallahu wa sallam diundang ke rumah salah seorang muslim. Sewaktu beliau tiba di rumahnya, beliau melihat seekor ayam sedang bertelur di sebuah sarang di samping rumah. Beliau melihat telor ayam tersebut tidak jatuh, dan kalaupun jatuh ternyata tidak pecah. Betapa takjubnya Rasullah saww melihat kejadian tersebut. Karena itu, pemilik rumah tersebut bertanya kepada beliau, “Engkau heran melihatnya, ya Rasullah? Demi Allah yang telah memilih Anda sebagai Nabi, sesungguhnya saya selama ini tidak pernah sakit”
Rasulullah segera meninggalkan rumah tersebut, seraya berkata, “Barangsiapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah.” (Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 15 : 1 : 53)
6. Allah akan menjaganya dari apa yang diharamkan-Nya
Dari Abu Hurairah Ra: Bersabda Rasulullah Saw,” Sesungguhnya Allah CEMBURU, dan cemburu Allah adalah menCEGAH seseorang mengerjakan apa yang diHARAMkan-Nya" (HR.Bukhari-Muslim)
7. Allah memberikannya sifat al-‘Afaf ( sifat menjaga kehormatan diri dari perbuatan-perbuatan hina)
Diriwayatkan oleh Imam Ja’far al-Shadiq as bahwa Imam Ali as berkata, ”Seutama-utama ibadah adalah al-‘afaf” (Al-Kulayni, Al-Kafi 2 : 79)
Dan sabda Rasulullah saww, ”Sesungguhnya Allah mencintai seorang yang pemalu, yang menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan yang hina (al-hayya al-muta’affif)”( Bihar al-Anwar 71 : 270)
8. Allah memasukkannya kedalam Kaum PILIHAN.
”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan menDATANGkan suatu kaum yang Allah menCINTAi mereka dan merekapun menCINTAi-Nya, yang bersikap LEMAH LEMBUT terhadap orang MU’MIN, bersikap TEGAS terhadap orang-orang KAFIR, berJIHAD di jalan Allah, dan TIDAK TAKUT kepada CELAan orang yang suka mencela. Itulah KARUNIA Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah:54)
9. Allah akan memberikannya KHUSNUL KHOTIMAH
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS Al Fajr: 27-30)
Bagaimana Sahabat Hikmah ?
Apakah kita menjadi hamba Allah yang diSAYANG atau diBENCI ?
Semuanya terserah PILIHAN kita...
Firman Allah :
"Dan katakanlah: "KeBENARan itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang INGIN (berIMAN) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang INGIN (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS Al Kahfi : 29)
Wallahu’alam bi showab
Semoga bermanfaat
OFA
Wednesday, February 09, 2011
Jarum - Jarum surga
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh...
Bismillaahirrahmanirrahiim
Jarum-jarum tajam menghujam urat nadi
Wajahmu memucat darah membeku lagi
Kini kau memaksa Namun tak kuasa
Dirimu terancam dalam bahaya
Jarum-jarum syetan bisa mencabut nyawa
Bila kau tak cepat berhenti memakainya
Tanpa kau sadari, tanpa Engkau rasakan
Kau bunuh dirimu secara perlahan
Tak seorangpun bisa bikin kau berhenti bila kau mau
Yang bisa hanya dirimu sendiri.
Jiwamu selalu dalam bahaya Terancam syetan jarum neraka
Jarum-jarum syetan bisa mencabut nyawa
Bila kau tak cepat berhenti memakainya
Tanpa kau sadari, tanpa Engkau rasakan
Kau bunuh dirimu secara perlahan
Jarum-jarum surga penyejuk jiwa
Pembawa berkah Bila kau sering-sering memakainya
Tapi bila kau tak sering pakai, dirimu dalam sengsara
Tak seorangpun mampu membawamu kesurga sana
Kecuali dirimu sendiri, amalanmu, dan rahmat yang kuasa
Maka sering-seringlah berobat kedokter
Mintalah padanya jarum-jarum surga itu
Dirimu terancam bahaya,
Pabila dirimu tak pernah kena suntikan jarum surga
Genggamlah angin surga, peluklah wanginya surga
Anggaplah angin surga setiap yang datang menasehatimu
Tepiskan rasa sombong yang ada pada dirimu
Karena Rasul kita bersabda,
hanyalah kesombongan yang mampu menolak kebenaran
Ingatlah kita, siapapun yang sombong tak akan pernah menghirup angin surga
Rasulullah bersabda :"Tidak akan masuk surga orang yang ada dalam dirinya sebesar dzarrah dari sifat kesombongan"
Sahabatpun mikir-mikir lagi dan bertanya
Wahai Rasulullah, apakah seseorang memakai pakaian indah dan cantik dikatakan sombong,..apakah sombong itu?
Rasulullahpun menjawab :"Sombong adalah meremehkan orang lain, dan tak bisa menerima kebenaran"
Itulah yang dikatakan sombong Orang yang tak bisa mendapatkan angin surga karena jarum surga berupa nasehat, petunjuk tak diambilnya Bahkan cenderung dilemparkannya, kalau perlu dibakar habis.
Ditawarkan segelas air, malah mintanya lautan"
Itulah namanya manusia, selalu minta lebih dari apa yang diberikan.
Wasssalamu'alaikum.
"Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya".
Bismillaahirrahmanirrahiim
Jarum-jarum tajam menghujam urat nadi
Wajahmu memucat darah membeku lagi
Kini kau memaksa Namun tak kuasa
Dirimu terancam dalam bahaya
Jarum-jarum syetan bisa mencabut nyawa
Bila kau tak cepat berhenti memakainya
Tanpa kau sadari, tanpa Engkau rasakan
Kau bunuh dirimu secara perlahan
Tak seorangpun bisa bikin kau berhenti bila kau mau
Yang bisa hanya dirimu sendiri.
Jiwamu selalu dalam bahaya Terancam syetan jarum neraka
Jarum-jarum syetan bisa mencabut nyawa
Bila kau tak cepat berhenti memakainya
Tanpa kau sadari, tanpa Engkau rasakan
Kau bunuh dirimu secara perlahan
Jarum-jarum surga penyejuk jiwa
Pembawa berkah Bila kau sering-sering memakainya
Tapi bila kau tak sering pakai, dirimu dalam sengsara
Tak seorangpun mampu membawamu kesurga sana
Kecuali dirimu sendiri, amalanmu, dan rahmat yang kuasa
Maka sering-seringlah berobat kedokter
Mintalah padanya jarum-jarum surga itu
Dirimu terancam bahaya,
Pabila dirimu tak pernah kena suntikan jarum surga
Genggamlah angin surga, peluklah wanginya surga
Anggaplah angin surga setiap yang datang menasehatimu
Tepiskan rasa sombong yang ada pada dirimu
Karena Rasul kita bersabda,
hanyalah kesombongan yang mampu menolak kebenaran
Ingatlah kita, siapapun yang sombong tak akan pernah menghirup angin surga
Rasulullah bersabda :"Tidak akan masuk surga orang yang ada dalam dirinya sebesar dzarrah dari sifat kesombongan"
Sahabatpun mikir-mikir lagi dan bertanya
Wahai Rasulullah, apakah seseorang memakai pakaian indah dan cantik dikatakan sombong,..apakah sombong itu?
Rasulullahpun menjawab :"Sombong adalah meremehkan orang lain, dan tak bisa menerima kebenaran"
Itulah yang dikatakan sombong Orang yang tak bisa mendapatkan angin surga karena jarum surga berupa nasehat, petunjuk tak diambilnya Bahkan cenderung dilemparkannya, kalau perlu dibakar habis.
Ditawarkan segelas air, malah mintanya lautan"
Itulah namanya manusia, selalu minta lebih dari apa yang diberikan.
Wasssalamu'alaikum.
"Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya".
MENARIK...Hakikat PIKIRAN dan PERASAAN
ANDA bukanlah apa yang ANDA PIKIRKAN
dan ANDA bukanlah apa yang ANDA RASAKAN.
Tapi Anda dapat BELAJAR banyak dari apa yang ANDA PIKIRKAN
dan apa yang ANDA RASAKAN...
ANDA adalah ANDA yang MERDEKA...
dari PIKIRAN dan PERASAAN yang MEMENGARUHI ANDA...
dan HANYA ALLAH tempat ANDA bergantung,
So, jangan gantungkan diri ANDA kepada PIKIRAN dan PERASAAN ANDA,
apalagi kepada orang lain di luar sana...
Anda BUKANLAH apa yang Anda PIKIRKAN.
Anda adalah Anda, dan Si Pikiran adalah Si Pikiran.
Anda bertugas sebagai LEADER dan PENGAMAT bagi Si Pikiran.
Jika Si Pikiran sedang NEGATIF, maka cukup amati saja dan beristighfarlah,
dan jika Si Pikiran sedang POSITIF maka SUPPORTlah ia...
Tak perlu stress karena berusaha mengendalikan Si Pikiran,
sebab seringkali justru pikiran yang berhasil mengendalikan Anda...
ALLAH hadirkan PIKIRAN & PERASAAN kepada Anda sebagai UJIAN.
UJIAN dalam bentuk keSENANGan atau penDERITAan.
IBLIS dan Syaitan pun MEMENGARUHI dan MENGGODA manusia melalui PIKIRAN & PERASAAN ini.
Sehingga kita harus LIHAI membedakan mana PIKIRAN & PERASAAN dari Syaitan
dan mana PIKIRAN & PERASAAN dari Tuhan.
Itu sebabnya kita butuh KITABULLAH untuk memfilternya....
Anda bukanlah PIKIRAN & PERASAAN,
tapi PIKIRAN & PERASAAN memang bertugas memengaruhi Anda...
Karena ANDA bukanlah yang ANDA PIKIRKAN,
maka jika hadir PIKIRAN yang "Bukan-Bukan" maka tenang saja
sebab pelakunya bukanlah Anda,
kecuali jika Anda "mengamini" dan "menikmati" Pikiran yang "bukan-bukan" itu ...
TOLAKlah pikiran yang "bukan-bukan" itu dengan cara MENGABAIKANnya,
TA'AWUDZ, dan BERISTIGHFAR kepada ALLAH.....
Perhatikan EMOSI/PERASAAN Anda...
NASEHATilah ia sesering mungkin dengan AYAT-AYAT Ilahi,
dan mintalah Allah agar menTENANGkan sang EMOSI.
Anda bukanlah EMOSI yang Anda rasakan.
Anda mah Anda, EMOSI mah ya Emosi.
Kalau EMOSI sedang menTEROR Anda dan tidak mau diajak berDAMAI,
maka berdo'alah "Hasbunallah wani'mal wakiil, ni'mal maula wani'man nashiir"
(Artinya : Cukup Allah bagiku sebagai Pelindung dan Penolong dan Allah lah sebaik-baik Pelindung dan Penolong)
So, Tidak perlulah PIKIRAN dan PERASAAN Anda...
menganalisa TAKDIR Allah yang belum terjadi atas diri Anda...
sehingga Anda GELISAH karena analisa Anda dan bukan GELISAH karena takdir Nya...
sebab takdir-Nya nanti masih BELUM TERJADI pada diri Anda ....
kalaupun kelak sudah TERJADI dan Anda tidak menyukainya maka TERIMALAH,
karena takdir itu pasti yang TERBAIK (baca : tercocok) untuk Anda, PASTI!!!
Sehingga lebih baik RASAkan saja keHADIRan Anda bersamaNya di setiap "saat" ..
maka Anda niscaya selalu diJAGA-Nya...
Jangan Takut dan Jangan Khawatir...
PenJAGAan-Nya sangatlah SEMPURNA...
BEBASkan diri Anda dari PIKIRAN Anda sendiri.
SEJATINYA, Anda berbuat NEGATIF bukanlah karena PIKIRAN Anda ,
tapi karena Anda SENDIRI yang kok mau-maunya diPENGARUHi oleh PIKIRAN Anda.
Itu sebabnya kelak ANDA-lah yang berTANGGUNG JAWAB di hadapan Allah,
...bukan PIKIRAN Anda.
Kelak PIKIRAN hanya menjadi SAKSI dalam pengHISABan Anda,
sebagaimana Penglihatan, Pendengaran, dan Fuad yang menjadi saksi.
PIKIRAN adalah UJIAN, tempat SYAITHAN memBISIKkan banyak hal.
Belajar menCUEKkan PIKIRAN berarti Anda belajar menCUEKkan SYAITHAN.
Yuwaswisu fii shuduurinnaas...
Anda adalah ANDA yang diwakili oleh RUH yang telah dititipkan-Nya...
RUH-lah yang seharusnya menjadi DRIVER/KENDALI dalam kehidupan Anda yang singkat...
...sehingga jangan serahkan KENDALI kehidupan Anda kepada PIKIRAN dan PERASAAN Anda...
"Ya Allah, jangan izinkan emosiku, pikiranku, dan jasadku mengikat, mencemari, dan memengaruhi kefitrahan Ruh titipanMu ini.Tolong jagalah Ruh dari-Mu padaku ini, sehingga Ruh ini tetap bisa menjadi Driver bagi kehidupanku..."
Sahabat, semoga kita terlindungi dari hal menTUHANkan dan mengABDI kepada PIKIRAN dan PERASAAN... sebab hanya Allah lah yang berhak ditTUHANkan, sedangkan PIKIRAN, PERASAAN, dan orang lain adalah sebagai pembelajaran dan kawan sinergi untuk bersama-sama bertemu Allah, insya Allah..
Wallahu alam
oleh Kang Zen Abdullah (cahaya-semesta.com)
dan ANDA bukanlah apa yang ANDA RASAKAN.
Tapi Anda dapat BELAJAR banyak dari apa yang ANDA PIKIRKAN
dan apa yang ANDA RASAKAN...
ANDA adalah ANDA yang MERDEKA...
dari PIKIRAN dan PERASAAN yang MEMENGARUHI ANDA...
dan HANYA ALLAH tempat ANDA bergantung,
So, jangan gantungkan diri ANDA kepada PIKIRAN dan PERASAAN ANDA,
apalagi kepada orang lain di luar sana...
Anda BUKANLAH apa yang Anda PIKIRKAN.
Anda adalah Anda, dan Si Pikiran adalah Si Pikiran.
Anda bertugas sebagai LEADER dan PENGAMAT bagi Si Pikiran.
Jika Si Pikiran sedang NEGATIF, maka cukup amati saja dan beristighfarlah,
dan jika Si Pikiran sedang POSITIF maka SUPPORTlah ia...
Tak perlu stress karena berusaha mengendalikan Si Pikiran,
sebab seringkali justru pikiran yang berhasil mengendalikan Anda...
ALLAH hadirkan PIKIRAN & PERASAAN kepada Anda sebagai UJIAN.
UJIAN dalam bentuk keSENANGan atau penDERITAan.
IBLIS dan Syaitan pun MEMENGARUHI dan MENGGODA manusia melalui PIKIRAN & PERASAAN ini.
Sehingga kita harus LIHAI membedakan mana PIKIRAN & PERASAAN dari Syaitan
dan mana PIKIRAN & PERASAAN dari Tuhan.
Itu sebabnya kita butuh KITABULLAH untuk memfilternya....
Anda bukanlah PIKIRAN & PERASAAN,
tapi PIKIRAN & PERASAAN memang bertugas memengaruhi Anda...
Karena ANDA bukanlah yang ANDA PIKIRKAN,
maka jika hadir PIKIRAN yang "Bukan-Bukan" maka tenang saja
sebab pelakunya bukanlah Anda,
kecuali jika Anda "mengamini" dan "menikmati" Pikiran yang "bukan-bukan" itu ...
TOLAKlah pikiran yang "bukan-bukan" itu dengan cara MENGABAIKANnya,
TA'AWUDZ, dan BERISTIGHFAR kepada ALLAH.....
Perhatikan EMOSI/PERASAAN Anda...
NASEHATilah ia sesering mungkin dengan AYAT-AYAT Ilahi,
dan mintalah Allah agar menTENANGkan sang EMOSI.
Anda bukanlah EMOSI yang Anda rasakan.
Anda mah Anda, EMOSI mah ya Emosi.
Kalau EMOSI sedang menTEROR Anda dan tidak mau diajak berDAMAI,
maka berdo'alah "Hasbunallah wani'mal wakiil, ni'mal maula wani'man nashiir"
(Artinya : Cukup Allah bagiku sebagai Pelindung dan Penolong dan Allah lah sebaik-baik Pelindung dan Penolong)
So, Tidak perlulah PIKIRAN dan PERASAAN Anda...
menganalisa TAKDIR Allah yang belum terjadi atas diri Anda...
sehingga Anda GELISAH karena analisa Anda dan bukan GELISAH karena takdir Nya...
sebab takdir-Nya nanti masih BELUM TERJADI pada diri Anda ....
kalaupun kelak sudah TERJADI dan Anda tidak menyukainya maka TERIMALAH,
karena takdir itu pasti yang TERBAIK (baca : tercocok) untuk Anda, PASTI!!!
Sehingga lebih baik RASAkan saja keHADIRan Anda bersamaNya di setiap "saat" ..
maka Anda niscaya selalu diJAGA-Nya...
Jangan Takut dan Jangan Khawatir...
PenJAGAan-Nya sangatlah SEMPURNA...
BEBASkan diri Anda dari PIKIRAN Anda sendiri.
SEJATINYA, Anda berbuat NEGATIF bukanlah karena PIKIRAN Anda ,
tapi karena Anda SENDIRI yang kok mau-maunya diPENGARUHi oleh PIKIRAN Anda.
Itu sebabnya kelak ANDA-lah yang berTANGGUNG JAWAB di hadapan Allah,
...bukan PIKIRAN Anda.
Kelak PIKIRAN hanya menjadi SAKSI dalam pengHISABan Anda,
sebagaimana Penglihatan, Pendengaran, dan Fuad yang menjadi saksi.
PIKIRAN adalah UJIAN, tempat SYAITHAN memBISIKkan banyak hal.
Belajar menCUEKkan PIKIRAN berarti Anda belajar menCUEKkan SYAITHAN.
Yuwaswisu fii shuduurinnaas...
Anda adalah ANDA yang diwakili oleh RUH yang telah dititipkan-Nya...
RUH-lah yang seharusnya menjadi DRIVER/KENDALI dalam kehidupan Anda yang singkat...
...sehingga jangan serahkan KENDALI kehidupan Anda kepada PIKIRAN dan PERASAAN Anda...
"Ya Allah, jangan izinkan emosiku, pikiranku, dan jasadku mengikat, mencemari, dan memengaruhi kefitrahan Ruh titipanMu ini.Tolong jagalah Ruh dari-Mu padaku ini, sehingga Ruh ini tetap bisa menjadi Driver bagi kehidupanku..."
Sahabat, semoga kita terlindungi dari hal menTUHANkan dan mengABDI kepada PIKIRAN dan PERASAAN... sebab hanya Allah lah yang berhak ditTUHANkan, sedangkan PIKIRAN, PERASAAN, dan orang lain adalah sebagai pembelajaran dan kawan sinergi untuk bersama-sama bertemu Allah, insya Allah..
Wallahu alam
oleh Kang Zen Abdullah (cahaya-semesta.com)
TIPS agar SABAR dan IKHLAS menerima KENYATAAN
Sahabat Hikmah...
Pernahkah mengalami MUSIBAH atau COBAAN yang sangat menSAKITkan?
Mungkin suami/istrei/anak Anda sakit yang tidak bisa disembuhkan atau bahkan meninggal, atau Anda di-PHK (kerja atau cinta), bisnis bangkrut, suami/isteri selingkuh, bercerai, suami tidak mau memberi nafkah, isteri yang tidak taat, sauadara, teman atau tetangga tidak mau menyapa, orang tua, suami, teman yang zhalim, dsb.
Apakah Anda ingin SABAR dan RIDLO menerima setiap keNYATAan,
serta tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada mereka,
dan tetap berSYUKUR kepada Allah atas keNYATAan tersebut ?
Bila Anda bisa melakukan seperti itu...
berarti Anda telah melakukan hal yang menTAKJUBkan.
Karena Rasulullah bersabda dari Suhaib r.a.,
“Sungguh menTAKJUBkan perkaranya orang yang berIMAN, karena SEGALA URUSANnya adalah BAIK baginya. Dan hal yang demikian itu TIDAK AKAN terdapat KECUALI HANYA pada orang MUKMIN; yaitu jika ia mendapatkan keBAHAGIAan, ia berSYUKUR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang TERBAIK untuknya. Dan jika ia tertimpa MUSIBAH, ia berSABAR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal TERBAIK bagi dirinya.” (HR. Muslim)
Sahabat Hikmah...
Dari hadits di atas ternyata TIPS-nya satu, yaitu menjadi manusia berIMAN
Tetapi beriman yang seperti apa sahabat?
Yaitu menjadi orang yang berIMAN dengan 6 RUKUN IMAN (berIMAN kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, Taqdir-Nya dan Hari Akhir) dan berIMAN dengan hal-hal berikut :
• 1. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah SEMENTARA, bukan sebenarnya keHIDUPan dan AKHIRAT itulah keHIDUPan yang sebenarnya dan KEKAL.
Sehingga kita akan berSABAR untuk menjalani keHIDUPan yang SEMENTARA dan menanti keHIDUPan yang KEKAL ABADI.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan DUNIA itu hanyalah perMAINan dan suatu yang meLALAIkan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA ini tidak lain hanyalah keSENANGan yang MENIPU ?” (QS Al-Hadiid: 20)
“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) SEHARI atau ½ HARI, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan SEBENTAR saja, kalau kamu mengetahui dengan sesungguhnya.' Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menCIPTAkan kamu secara MAIN-MAIN (saja), dan bahwa kamu tidak akan diKEMBALIkan kepada Kami?” (QS Al-Mu'minuun: 112-115)
• 2. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah TEMPAT UJIAN (dengan keBURUKan dan keBAIKan ) dan akan diMINTA perTANGGUNGJAWABannya (kewajiban) masing-masing.
Sehingga kita akan SIAP hidup susah (yang tidak sesuai dengan keinginan ) dengan penuh pengorbanan, kita akan IKHLAS (karena Allah bukan karena orang yang kita BENCI) tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada orang yang menZHALIMi kita. Kita akan bisa mempunyai kePRIBADIan seperti para Nabi dan Rasul.
”Dialah yang menJADIkan MATI dan HIDUP, supaya Dia mengUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk : 2)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengUJI kamu dengan keBURUKan dan keBAIKan sebagai COBAAN (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (Qs. al-Anbiya': 35).
"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya". (HR. Tirmidzi)
”Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. ” (QS Al Qalam : 4)
• 3. BerIMAN bahwa semua yang terjadi telah TERTULIS dalam KITAB di LAUH MAHFUZH.
”Tiada suatu BENCANA pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah TERTULIS dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) SEBELUM Kami menCIPTAkannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah MUDAH bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu JANGAN berDUKA cita terhadap apa yang LUPUT dari kamu, dan supaya kamu JANGAN TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah TIDAK MENYUKAI setiap orang yang SOMBONG lagi memBANGGAkan diri,” (QS Al-Hadiid: 22-23)
• 4. BerIMAN bahwa UJIAN adalah untuk mengetahui keBENARan IMAN kita.
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka diBIARkan (saja) mengatakan: "Kami telah berIMAN", sedang mereka tidak diUJI lagi? Dan sesungguhnya Kami telah mengUJI orang-orang yang SEBELUM mereka, maka sesungguhnya Allah mengeTAHUi orang-orang yang BENAR dan sesungguhnya Dia mengeTAHUi orang-orang yang DUSTA.” (QS Al ’Ankabut : 2-3)
• 5. BerIMAN bahwa disamping MUSIBAH COBAAN yang ada, jauh lebih BANYAK NIKMAT yang Allah berikan, dan kita WAJIB berSYUKUR dan berTAKWA.
”Dan Dia telah memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM dan sangat mengINGKARi (ni`mat Allah).” (QS Ibrahim : 34)
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu berSYUKUR, pasti Kami akan menTAMBAH (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengINGKARi (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya ADZAB-Ku sangat PEDIH". (QS Ibrahim : 7)
Katakanlah: "Siapakah yang memberi RIZKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang mengATUR segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya)?" (QS Yunus : 31)
• 6. BerIMAN bahwa semua keBAIKan "yang menimpa" kita berasal dari "sisi Allah" dan keBURUKan "yang menimpa" kita adalah disebabkan diri kita sendiri (dari nafs kita sendiri).
”Apa saja NI’MAT yang kamu peroleh adalah DARIi Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka DARI (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An Nisa : 79)
” Boleh jadi kamu memBENCI sesuatu, padahal ia AMAT BAIK bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menSUKAi sesuatu, padahal ia AMAT BURUK bagimu; Allah MENGETAHUI, sedang kamu TIDAK MENGETAHUI. " (QS. Al Baqarah: 216)
• 7. BerIMAN bahwa untuk masuk SURGA harus siap menerima UJIAN, dan BESARnya PAHALA tergantung BESARnya UJIAN.
”Apakah KAMU mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA ? Padahal belum datang kepadamu COBAAN sebagaimana halnya orang-orang terDAHULU sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh MALAPETAKA dan keSENGSARAan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya perTOLONGan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya perTOLONGan Allah itu AMAT DEKAT.” (QS Al Baqarah :214)
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang PALING BERAT UJIAN dan COBAANnya?” Nabi Saw menjawab, “Para NABI kemudian yang MENIRU (menyerupai) mereka dan yang MENIRU (menyerupai) mereka. Seseorang diUJI menurut KADAR AGAMAnya. Kalau AGAMAnya TIPIS (lemah) dia diUJI sesuai dengan itu (RINGAN) dan bila IMANnya KOKOH dia diUJI sesuai itu (KERAS). Seorang diUJI terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi BERSIH dari DOSA-DOSA. (HR. Bukhari)
”Seorang hamba memiliki suatu DERAJAT di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan AMAL-AMAL keBAIKannya maka Allah mengUJI dan menCOBAnya agar dia menCAPAI derajat itu.” (HR. Ath-Thabrani)
”Apabila Aku mengUJI hamba-Ku dengan memBUTAkan keDUA MATAnya dan dia berSABAR maka Aku GANTI kedua matanya dengan SURGA. (HR. Ahmad)
”Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian.” (HR. Abu Ya’la)
8. BerIMAN bahwa UJIAN adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada Hambanya, karena SURGA harus diperoleh dengan JIHAD (keSUNGGUHan) dan keSABARan.
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan keBAIKan maka ditimpakan UJIAN padanya.” (HR. Bukhari)
“ Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menCINTAi suatu kaum Allah mengUJI mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
”Apakah kamu mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA? padahal belum NYATA bagi Allah orang-orang yang berJIHAD di antaramu, dan belum NYATA orang-orang yang SABAR.” (QS Ali ’Imran : 142)
9. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN yang diterima akan mengHAPUS DOSA-DOSA.
“Tiada seorang mukmin ditimpa RASA SAKIT, keLELAHan (kepayahan), diserang PENYAKIT atau keSEDIHhan (keSUSAHan) sampai pun DURI yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah mengHAPUS DOSA-DOSAnya.” (HR. Bukhari)
“Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.” (HR. Ath-Thabrani)
10. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN adalah untuk menDEKATkan dirinya kepada Allah.
”Apabila Allah menCINTAi hamba maka dia diUJI agar Allah menDENGAR perMOHONannya (kerendahan dirinya).” (HR. Al-Baihaqi)
11. BerIMAN bahwa Allah mengUJI seorang hamba sesuai dengan keMAMPUannya.
”Allah tidak memBEBANi seseorang melainkan SESUAI dengan keSANGGUPannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ” (QS Al Baqarah : 286)
”Tidak semestinya seorang muslim mengHINA dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana mengHIHA dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “MeLIBATkan diri dalam UJIAN dan COBAAN yang dia TAK TAHAN menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
”Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah.” (HR. Bukhari)
12. BerIMAN bahwa Allah mengUJI manusia SEPERTI mengUJI keMURNIan EMAS.
”Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR. Ath-Thabrani)
13. BerIMAN bahwa berSABAR, berSYUKUR, meMAAFkan, dan berISTIGHFAR adalah HIDAYAH dari Allah.
”Barangsiapa diUJI lalu berSABAR, diBERI lalu berSYUKUR, diZHALIMi lalu meMAAFkan dan menZHALIMi lalu berISTIGHFAR maka bagi mereka keSELAMATan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh HIDAYAH.” (HR. Al-Baihaqi)
14. BerIMAN bahwa keBERKAHan Allah adalah bila kita RIDLO dengan semua NI’MAT yang Allah berikan baik SEDIKIT atau BANYAK.
”Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mengUJI hambanya dalam RIZKI yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia RIDLO dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memBERKAHinya dan meLUASkan pemberianNya. Kalau dia TIDAK RIDLO dengan pemberianNya maka Allah TIDAK AKAN memberinya BERKAH.” (HR. Ahmad)
Wallahu a'lam bi showab
Semoga Sahabat mendapatkan HIKMAH yang banyak.
O.F.A
Pernahkah mengalami MUSIBAH atau COBAAN yang sangat menSAKITkan?
Mungkin suami/istrei/anak Anda sakit yang tidak bisa disembuhkan atau bahkan meninggal, atau Anda di-PHK (kerja atau cinta), bisnis bangkrut, suami/isteri selingkuh, bercerai, suami tidak mau memberi nafkah, isteri yang tidak taat, sauadara, teman atau tetangga tidak mau menyapa, orang tua, suami, teman yang zhalim, dsb.
Apakah Anda ingin SABAR dan RIDLO menerima setiap keNYATAan,
serta tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada mereka,
dan tetap berSYUKUR kepada Allah atas keNYATAan tersebut ?
Bila Anda bisa melakukan seperti itu...
berarti Anda telah melakukan hal yang menTAKJUBkan.
Karena Rasulullah bersabda dari Suhaib r.a.,
“Sungguh menTAKJUBkan perkaranya orang yang berIMAN, karena SEGALA URUSANnya adalah BAIK baginya. Dan hal yang demikian itu TIDAK AKAN terdapat KECUALI HANYA pada orang MUKMIN; yaitu jika ia mendapatkan keBAHAGIAan, ia berSYUKUR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang TERBAIK untuknya. Dan jika ia tertimpa MUSIBAH, ia berSABAR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal TERBAIK bagi dirinya.” (HR. Muslim)
Sahabat Hikmah...
Dari hadits di atas ternyata TIPS-nya satu, yaitu menjadi manusia berIMAN
Tetapi beriman yang seperti apa sahabat?
Yaitu menjadi orang yang berIMAN dengan 6 RUKUN IMAN (berIMAN kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, Taqdir-Nya dan Hari Akhir) dan berIMAN dengan hal-hal berikut :
• 1. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah SEMENTARA, bukan sebenarnya keHIDUPan dan AKHIRAT itulah keHIDUPan yang sebenarnya dan KEKAL.
Sehingga kita akan berSABAR untuk menjalani keHIDUPan yang SEMENTARA dan menanti keHIDUPan yang KEKAL ABADI.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan DUNIA itu hanyalah perMAINan dan suatu yang meLALAIkan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA ini tidak lain hanyalah keSENANGan yang MENIPU ?” (QS Al-Hadiid: 20)
“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) SEHARI atau ½ HARI, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan SEBENTAR saja, kalau kamu mengetahui dengan sesungguhnya.' Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menCIPTAkan kamu secara MAIN-MAIN (saja), dan bahwa kamu tidak akan diKEMBALIkan kepada Kami?” (QS Al-Mu'minuun: 112-115)
• 2. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah TEMPAT UJIAN (dengan keBURUKan dan keBAIKan ) dan akan diMINTA perTANGGUNGJAWABannya (kewajiban) masing-masing.
Sehingga kita akan SIAP hidup susah (yang tidak sesuai dengan keinginan ) dengan penuh pengorbanan, kita akan IKHLAS (karena Allah bukan karena orang yang kita BENCI) tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada orang yang menZHALIMi kita. Kita akan bisa mempunyai kePRIBADIan seperti para Nabi dan Rasul.
”Dialah yang menJADIkan MATI dan HIDUP, supaya Dia mengUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk : 2)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengUJI kamu dengan keBURUKan dan keBAIKan sebagai COBAAN (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (Qs. al-Anbiya': 35).
"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya". (HR. Tirmidzi)
”Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. ” (QS Al Qalam : 4)
• 3. BerIMAN bahwa semua yang terjadi telah TERTULIS dalam KITAB di LAUH MAHFUZH.
”Tiada suatu BENCANA pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah TERTULIS dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) SEBELUM Kami menCIPTAkannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah MUDAH bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu JANGAN berDUKA cita terhadap apa yang LUPUT dari kamu, dan supaya kamu JANGAN TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah TIDAK MENYUKAI setiap orang yang SOMBONG lagi memBANGGAkan diri,” (QS Al-Hadiid: 22-23)
• 4. BerIMAN bahwa UJIAN adalah untuk mengetahui keBENARan IMAN kita.
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka diBIARkan (saja) mengatakan: "Kami telah berIMAN", sedang mereka tidak diUJI lagi? Dan sesungguhnya Kami telah mengUJI orang-orang yang SEBELUM mereka, maka sesungguhnya Allah mengeTAHUi orang-orang yang BENAR dan sesungguhnya Dia mengeTAHUi orang-orang yang DUSTA.” (QS Al ’Ankabut : 2-3)
• 5. BerIMAN bahwa disamping MUSIBAH COBAAN yang ada, jauh lebih BANYAK NIKMAT yang Allah berikan, dan kita WAJIB berSYUKUR dan berTAKWA.
”Dan Dia telah memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM dan sangat mengINGKARi (ni`mat Allah).” (QS Ibrahim : 34)
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu berSYUKUR, pasti Kami akan menTAMBAH (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengINGKARi (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya ADZAB-Ku sangat PEDIH". (QS Ibrahim : 7)
Katakanlah: "Siapakah yang memberi RIZKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang mengATUR segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya)?" (QS Yunus : 31)
• 6. BerIMAN bahwa semua keBAIKan "yang menimpa" kita berasal dari "sisi Allah" dan keBURUKan "yang menimpa" kita adalah disebabkan diri kita sendiri (dari nafs kita sendiri).
”Apa saja NI’MAT yang kamu peroleh adalah DARIi Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka DARI (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An Nisa : 79)
” Boleh jadi kamu memBENCI sesuatu, padahal ia AMAT BAIK bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menSUKAi sesuatu, padahal ia AMAT BURUK bagimu; Allah MENGETAHUI, sedang kamu TIDAK MENGETAHUI. " (QS. Al Baqarah: 216)
• 7. BerIMAN bahwa untuk masuk SURGA harus siap menerima UJIAN, dan BESARnya PAHALA tergantung BESARnya UJIAN.
”Apakah KAMU mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA ? Padahal belum datang kepadamu COBAAN sebagaimana halnya orang-orang terDAHULU sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh MALAPETAKA dan keSENGSARAan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya perTOLONGan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya perTOLONGan Allah itu AMAT DEKAT.” (QS Al Baqarah :214)
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang PALING BERAT UJIAN dan COBAANnya?” Nabi Saw menjawab, “Para NABI kemudian yang MENIRU (menyerupai) mereka dan yang MENIRU (menyerupai) mereka. Seseorang diUJI menurut KADAR AGAMAnya. Kalau AGAMAnya TIPIS (lemah) dia diUJI sesuai dengan itu (RINGAN) dan bila IMANnya KOKOH dia diUJI sesuai itu (KERAS). Seorang diUJI terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi BERSIH dari DOSA-DOSA. (HR. Bukhari)
”Seorang hamba memiliki suatu DERAJAT di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan AMAL-AMAL keBAIKannya maka Allah mengUJI dan menCOBAnya agar dia menCAPAI derajat itu.” (HR. Ath-Thabrani)
”Apabila Aku mengUJI hamba-Ku dengan memBUTAkan keDUA MATAnya dan dia berSABAR maka Aku GANTI kedua matanya dengan SURGA. (HR. Ahmad)
”Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian.” (HR. Abu Ya’la)
8. BerIMAN bahwa UJIAN adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada Hambanya, karena SURGA harus diperoleh dengan JIHAD (keSUNGGUHan) dan keSABARan.
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan keBAIKan maka ditimpakan UJIAN padanya.” (HR. Bukhari)
“ Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menCINTAi suatu kaum Allah mengUJI mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
”Apakah kamu mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA? padahal belum NYATA bagi Allah orang-orang yang berJIHAD di antaramu, dan belum NYATA orang-orang yang SABAR.” (QS Ali ’Imran : 142)
9. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN yang diterima akan mengHAPUS DOSA-DOSA.
“Tiada seorang mukmin ditimpa RASA SAKIT, keLELAHan (kepayahan), diserang PENYAKIT atau keSEDIHhan (keSUSAHan) sampai pun DURI yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah mengHAPUS DOSA-DOSAnya.” (HR. Bukhari)
“Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.” (HR. Ath-Thabrani)
10. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN adalah untuk menDEKATkan dirinya kepada Allah.
”Apabila Allah menCINTAi hamba maka dia diUJI agar Allah menDENGAR perMOHONannya (kerendahan dirinya).” (HR. Al-Baihaqi)
11. BerIMAN bahwa Allah mengUJI seorang hamba sesuai dengan keMAMPUannya.
”Allah tidak memBEBANi seseorang melainkan SESUAI dengan keSANGGUPannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ” (QS Al Baqarah : 286)
”Tidak semestinya seorang muslim mengHINA dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana mengHIHA dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “MeLIBATkan diri dalam UJIAN dan COBAAN yang dia TAK TAHAN menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
”Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah.” (HR. Bukhari)
12. BerIMAN bahwa Allah mengUJI manusia SEPERTI mengUJI keMURNIan EMAS.
”Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR. Ath-Thabrani)
13. BerIMAN bahwa berSABAR, berSYUKUR, meMAAFkan, dan berISTIGHFAR adalah HIDAYAH dari Allah.
”Barangsiapa diUJI lalu berSABAR, diBERI lalu berSYUKUR, diZHALIMi lalu meMAAFkan dan menZHALIMi lalu berISTIGHFAR maka bagi mereka keSELAMATan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh HIDAYAH.” (HR. Al-Baihaqi)
14. BerIMAN bahwa keBERKAHan Allah adalah bila kita RIDLO dengan semua NI’MAT yang Allah berikan baik SEDIKIT atau BANYAK.
”Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mengUJI hambanya dalam RIZKI yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia RIDLO dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memBERKAHinya dan meLUASkan pemberianNya. Kalau dia TIDAK RIDLO dengan pemberianNya maka Allah TIDAK AKAN memberinya BERKAH.” (HR. Ahmad)
Wallahu a'lam bi showab
Semoga Sahabat mendapatkan HIKMAH yang banyak.
O.F.A
EMPAT ANUGRAH yang bisa MEMBAWA DERITA
Sahabat Hikmah…
Anda pasti MELIHAT dan berTANYA...
BANYAK orang yang INGKAR kepada Allah...
Tetapi mereka HIDUP MAKMUR dan BEBAS.
BANYAK orang yang menSEKUTUkan Allah...
Tetapi mereka TIDAK diHUKUM oleh Allah dengan SEGERA.
BANYAK orang yang TIDAK SHOLAT dan berZAKAT...
Tetapi mereka HIDUP MEWAH di DUNIA...
Dan banyak orang yang berIMAN dan berTAKWA...
Tetapi mereka hidup di dalam PENJARA.
Banyak orang yang SHOLEH berAKHLAQ MULIA...
Tetapi mereka hanya hidup SEDERHANA dan seADAnya...
Sebagian orang yang tidak berHIKMAH mengatakan Allah tidak ADIL...
Mengapa orang-orang yangINGKAR kepada Allah TIDAK diHUKUM
Seperti kaum Nabi Nuh, kaum ’Ad, kaum Tsamud, kaum Nabi Luth dsb.
"Maka tidaklah menjadi peTUNJUK bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami memBINASAkan umat-umat SEBELUM mereka, padahal mereka berJALAN (di bekas-bekas) tempat TINGGAL umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berAKAL." (QS. Thaahaa, 20: 128) !
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami SIKSA disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya HUJAN BATU kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa dengan SUARA yang KERAS yang mengGUNTUR, dan di antara mereka ada yang Kami BENAMkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami TENGGELAMkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak mengANIAYA mereka, akan tetapi MEREKAlah yang mengANIAYA diri mereka sendiri." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 40) !
Sahabat Hikmah...
Ummat Nabi Muhammad berBEDA dengan ummat Nabi terdahulu,
Ummat terdahulu langsung mendapat BALASAN di DUNIA...
Tetapi Ummat Nabi Muhammad (sekarang) diberi TANGGUH...,
Jadi jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah masih membukakan pintu-pintu RIZKI.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah masih memberikan keSEHATan BADAN.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah tidak memperLIHATkan DOSA-DOSA semasa di DUNIA.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah tidak mengHUKUMnya di DUNIA.
Sa'ad bin Hilal Rahimullah pernah berkata ;
" Bila manusia ( umat Muhammad ) berbuat DOSA,
maka Allah TETAP memberikan 4 ANUGERAH kepadanya yaitu :
1. Dia tidak terhalang untuk mendapatkan RIZKI.
2. Dia tidak terhalang untuk mendapatkan keSEHATan BADAN.
3. Allah tidak akan memperLIHATkan DOSAnya semasa di DUNIA.
4. Allah tidak mengHUKUMnya di DUNIA
.
Karena ANUGERAH tersebut bisa membawa DERITA...
Bila tidak dimanfaatkan dengan seBENARnya...
Bila tidak berSYUKUR dan berTAUBAT...
Bila tidak digunakan untuk keBAIKan dan keTAKWAan...
Jadi janganlah SILAU melihat orang yang berBUAT DOSA...
Tetapi Allah membukakannya pintu RIZKI,
Allah memberikannya keSEHATan BADAN,
Allah masih menjaga keMULIAannya,
Mereka BEBAS bergerak di DUNIA,
Dan Allah tidak mengHUKUMnya dengan SEGERA.
Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw :
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh keBEBASan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.Itu hanyalah keSENANGan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah JAHANNAM; dan Jahannam itu adalah tempat yang seBURUK-BURUK-buruknya.” (QS. Ali Imran : 196-197)
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“ Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian TANGGUH kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya berTAMBAH-TAMBAH DOSA mereka; dan bagi mereka ADZAB yang mengHINAkan.” (QS. Ali Imran : 178)
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami berSEGERA memberikan keBAIKan-keBAIKan kepada mereka? Tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mukminun : 55-56)
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Kehidupan DUNIA dijadikan INDAH dalam pandangan orang-orang KAFIR, dan mereka memandang HINA orang-orang yang berIMAN. Padahal orang-orang yang berTAKWA itu lebih MULIA daripada mereka di HARI KIAMAT. Dan Allah memberi RIZKI kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al Baqarah : 212)
Dan Allah swt berfirman tentang orang kafir :
وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
“Dan Aku memberi TANGGUH kepada mereka. Sesungguhnya RENCANA-Ku amat TEGUH.” (QS. Al A'raf : 183)
وَلَوْلَا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ
“Dan sekiranya bukan Karena hendak mengHINDARi manusia menjadi UMAT yang SATU (dalam keKAFIRan), tentulah kami BUATkan bagi orang-orang yang KAFIR kepada Tuhan yang Maha Pemurah LOTENG-LOTENG PERAK bagi RUMAH mereka dan (juga) TANGGA-TANGGA (PERAK) yang mereka menaikinya.” (QS. Az Zukhruf : 33)
Jadi bila kita telah LALAI dan berBUAT DOSA...
MANFAATkanlah 4 ANUGERAH Allah kepada Ummat Nabi Muhammad tersebut,
Untuk berTAUBAT dan mperBAIKi diri serta berAMAL SHOLEH...
Karena sesungguhnya 4 ANUGERAH tersebut adalah KASIH SAYANGnya...
Buat orang yang berTAUBAT dan berTAKWA.
Dan karena sesungguhnya 4 ANUGERAH tersebut adalah PENANGGUHAN Allah...
Buat orang yang TETAP berDOSA agar SEMAKIN MERANA di NERAKA.
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (berIMAN) hendaklah ia berIMAN, dan barangsiapa yang ingin (KAFIR) biarlah ia KAFIR". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang ZHALIM itu NERAKA, yang GEJOLAKnya MENGEPUNG mereka. Dan jika mereka meminta MINUM, niscaya mereka akan diberi MINUM dengan AIR seperti BESI yang menDIDIH yang mengHANGUSkan muka. Itulah MINUMan yang paling BURUK dan TEMPAT ISTIRAHAT yang PALING JELEK.” (QS Al-Kahfi :29)
Wallahu ’alam bi showab
Semoga mendapatkan HIKMAH yang baanyak.
O.F.A
Anda pasti MELIHAT dan berTANYA...
BANYAK orang yang INGKAR kepada Allah...
Tetapi mereka HIDUP MAKMUR dan BEBAS.
BANYAK orang yang menSEKUTUkan Allah...
Tetapi mereka TIDAK diHUKUM oleh Allah dengan SEGERA.
BANYAK orang yang TIDAK SHOLAT dan berZAKAT...
Tetapi mereka HIDUP MEWAH di DUNIA...
Dan banyak orang yang berIMAN dan berTAKWA...
Tetapi mereka hidup di dalam PENJARA.
Banyak orang yang SHOLEH berAKHLAQ MULIA...
Tetapi mereka hanya hidup SEDERHANA dan seADAnya...
Sebagian orang yang tidak berHIKMAH mengatakan Allah tidak ADIL...
Mengapa orang-orang yangINGKAR kepada Allah TIDAK diHUKUM
Seperti kaum Nabi Nuh, kaum ’Ad, kaum Tsamud, kaum Nabi Luth dsb.
"Maka tidaklah menjadi peTUNJUK bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami memBINASAkan umat-umat SEBELUM mereka, padahal mereka berJALAN (di bekas-bekas) tempat TINGGAL umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berAKAL." (QS. Thaahaa, 20: 128) !
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami SIKSA disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya HUJAN BATU kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa dengan SUARA yang KERAS yang mengGUNTUR, dan di antara mereka ada yang Kami BENAMkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami TENGGELAMkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak mengANIAYA mereka, akan tetapi MEREKAlah yang mengANIAYA diri mereka sendiri." (QS. Al 'Ankabuut, 29: 40) !
Sahabat Hikmah...
Ummat Nabi Muhammad berBEDA dengan ummat Nabi terdahulu,
Ummat terdahulu langsung mendapat BALASAN di DUNIA...
Tetapi Ummat Nabi Muhammad (sekarang) diberi TANGGUH...,
Jadi jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah masih membukakan pintu-pintu RIZKI.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah masih memberikan keSEHATan BADAN.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah tidak memperLIHATkan DOSA-DOSA semasa di DUNIA.
Jangan BANGGA bila berbuat DOSA...
Dan Allah tidak mengHUKUMnya di DUNIA.
Sa'ad bin Hilal Rahimullah pernah berkata ;
" Bila manusia ( umat Muhammad ) berbuat DOSA,
maka Allah TETAP memberikan 4 ANUGERAH kepadanya yaitu :
1. Dia tidak terhalang untuk mendapatkan RIZKI.
2. Dia tidak terhalang untuk mendapatkan keSEHATan BADAN.
3. Allah tidak akan memperLIHATkan DOSAnya semasa di DUNIA.
4. Allah tidak mengHUKUMnya di DUNIA
.
Karena ANUGERAH tersebut bisa membawa DERITA...
Bila tidak dimanfaatkan dengan seBENARnya...
Bila tidak berSYUKUR dan berTAUBAT...
Bila tidak digunakan untuk keBAIKan dan keTAKWAan...
Jadi janganlah SILAU melihat orang yang berBUAT DOSA...
Tetapi Allah membukakannya pintu RIZKI,
Allah memberikannya keSEHATan BADAN,
Allah masih menjaga keMULIAannya,
Mereka BEBAS bergerak di DUNIA,
Dan Allah tidak mengHUKUMnya dengan SEGERA.
Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw :
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh keBEBASan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.Itu hanyalah keSENANGan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah JAHANNAM; dan Jahannam itu adalah tempat yang seBURUK-BURUK-buruknya.” (QS. Ali Imran : 196-197)
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“ Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian TANGGUH kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya berTAMBAH-TAMBAH DOSA mereka; dan bagi mereka ADZAB yang mengHINAkan.” (QS. Ali Imran : 178)
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami berSEGERA memberikan keBAIKan-keBAIKan kepada mereka? Tidak, Sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mukminun : 55-56)
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Kehidupan DUNIA dijadikan INDAH dalam pandangan orang-orang KAFIR, dan mereka memandang HINA orang-orang yang berIMAN. Padahal orang-orang yang berTAKWA itu lebih MULIA daripada mereka di HARI KIAMAT. Dan Allah memberi RIZKI kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al Baqarah : 212)
Dan Allah swt berfirman tentang orang kafir :
وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ
“Dan Aku memberi TANGGUH kepada mereka. Sesungguhnya RENCANA-Ku amat TEGUH.” (QS. Al A'raf : 183)
وَلَوْلَا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ
“Dan sekiranya bukan Karena hendak mengHINDARi manusia menjadi UMAT yang SATU (dalam keKAFIRan), tentulah kami BUATkan bagi orang-orang yang KAFIR kepada Tuhan yang Maha Pemurah LOTENG-LOTENG PERAK bagi RUMAH mereka dan (juga) TANGGA-TANGGA (PERAK) yang mereka menaikinya.” (QS. Az Zukhruf : 33)
Jadi bila kita telah LALAI dan berBUAT DOSA...
MANFAATkanlah 4 ANUGERAH Allah kepada Ummat Nabi Muhammad tersebut,
Untuk berTAUBAT dan mperBAIKi diri serta berAMAL SHOLEH...
Karena sesungguhnya 4 ANUGERAH tersebut adalah KASIH SAYANGnya...
Buat orang yang berTAUBAT dan berTAKWA.
Dan karena sesungguhnya 4 ANUGERAH tersebut adalah PENANGGUHAN Allah...
Buat orang yang TETAP berDOSA agar SEMAKIN MERANA di NERAKA.
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (berIMAN) hendaklah ia berIMAN, dan barangsiapa yang ingin (KAFIR) biarlah ia KAFIR". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang ZHALIM itu NERAKA, yang GEJOLAKnya MENGEPUNG mereka. Dan jika mereka meminta MINUM, niscaya mereka akan diberi MINUM dengan AIR seperti BESI yang menDIDIH yang mengHANGUSkan muka. Itulah MINUMan yang paling BURUK dan TEMPAT ISTIRAHAT yang PALING JELEK.” (QS Al-Kahfi :29)
Wallahu ’alam bi showab
Semoga mendapatkan HIKMAH yang baanyak.
O.F.A
Keutamaan BerSabar
Allah Ta’ala sesungguhnya telah menyifatkan orang-orang yang sabar, dengan beberapa sifat. Ia menambahkan lebih banyak derajat dan kebajikan kepada sabar. Ia menjadikan derajat dan kebajikan itu sebagai hasil (buah) dari sabar. Maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah Kami, yaitu ketika mereka berhati teguh (sabar)”. (QS. As-Sajadah : 24).
“Dan telah sempurnalah perkataan yang baik dari Tuhan engkau untuk Bani Israil, disebabkan keteguhan hati (kesabaran) mereka”. (QS Al A’raf : 137).
“Kepada orang-orang itu diberikan pembalasan (pokok) dua kali lipat, disebabkan kesabaran mereka”. (QS. Al Qashash : 54)
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu, akan disempurnakan pahalanya dengan tiada terhitung”. (QS Az-Zumar : 10).
Maka tidak ada dari pendekatan diri manusia kepada Allah (ibadah), melainkan pahalanya itu ditentukan dengan kadar dan dapat dihitung, selain sabar. Dan sesungguhnya adanya puasa itu sebagian dari sabar dan puasa itu separuh sabar, maka Allah Ta’ala mengaitkan puasa itu bagi orang-orang yang bersabar, bahwa Ia bersama mereka.
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46).
“Ya! Kalau kamu sabar dan memelihara diri, sedang mereka datang kepadamu (menyerang) dengan cepatnya, Tuhan akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang akan membinasakan”. (QS. Ali ‘Imran : 125).
Dan penelitian semua ayat-ayat tentang kedudukan sabar itu akan panjang bila diteruskan.
Adapun hadits-hadits yang menyangkut dengan sabar, maka di antara lain, Nabi s.a.w. bersabda : “Sabar itu separuh iman”, sebagaimana nanti akan diterangkan caranya sabar itu separuh iman. Adapun hadits-hadits yang lain di antaranya:
“Dari yang sekurang-kurangnya diberikan kepada kamu, ialah: keyakinan dan kesungguhan sabar. Siapa yang diberikan keberuntungan dari keyakinan dan kesungguhan sabar itu, niscaya ia tidak peduli dengan yang luput dari padanya, dari shalat malam dan puasa siang.
Dan engkau bersabar di atas apa yang menimpa atas diri engkau, adalah lebih aku sukai, daripada disempurnakan oleh setiap orang daripada kamu, kepadaku, dengan seperti amalan semua kamu. Akan tetapi aku takut, bahwa dibukakan kepadamu dunia sesudahku. Lalu sebagian kamu menetang sebagian yang lain. Dan akan ditantang kamu oleh penduduk langit (para malaikat) ketika itu. Maka siapa yang sabar dan memperhitungkan diri, niscaya memperoleh kesempurnaan pahalanya”.
Kemudian Nabi s.a.w. membaca firman Allah Ta’ala: “Apa yang di sisi kamu itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada orang-oang yang sabar itu pembalasan, menurut yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya” (An-Nahl:96).
Diriwayatkan Jabir, bahwa Nabi s.a.w ditanyakan tentang iman, maka Beliau menjawab: “Sabar dan suka memaafkan”.
Dikatakan bahwa Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada nabi Daud a.s.:
“Berakhlaklah dengan akhlak-Ku! Sesungguhnya sebagian dari akhlak-Ku, ialah, bahwa Aku Maha Sabar.”
Pada hadits yang diriwayatkan ‘Atha’ dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat orang-orang Anshar, lalu beliau bertanya:
“Apakah kamu ini semua orang beriman?”.
Semua mereka diam. Maka menjawab Umar r.a.: “Ya, wahai Rasulullah!”.
Nabi s.a.w. lalu bertanya: “Apakah tandanya keimanan kamu itu?”
Mereka menjawab: “Kami bersyukur atas kelapangan. Kami bersabar atas percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan Tuhan (qadha Allah Ta’ala)”.
Lalu Nabi s.a.w. menjawab: “Demi Tuhan pemilik Ka’bah! Benar kamu itu orang beriman!”.
Nabi s.a.w. bersabda:
“Pada kesabaran atas yang tidak engkau sukai itu banyak kebajikan”.
Isa Al-Masih a.s. berkata:
“Engkau sesungguhnya tiada akan memperoleh apa yang engkau sukai, selain dengan kesabaranmu atas apa yang tiada engkau sukai”.
Adapun atsar, maka di antaranya ialah terdapat pada surat khalifah Umar bin al-Khatab r.a. kepada Abu Musa Al-Asy’ari r.a., yang bunyinya di antara lain:
“Haruslah engkau bersabar! Dan ketahuilah, bahwa sabar itu dua. Yang satu lebih utama dari yang lain: sabar pada waktu musibah itu baik. Dan yang lebih baik daripadanya lagi, ialah sabar (menahan diri) dari yang diharamkan Allah Ta’ala. Dan ketahuilah, bahwa sabar itu yang memiliki iman. Yang demikian itu, adalah bahwa takwa itu kebajikan yang utama. Dan takwa itu dengan sabar”.
Ali r.a. berkata pula:
“Sabar itu dari iman, adalah seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak ada iman, bagi orang yang tiada mempunyai kesabaran”.
Adalah Habib bin Abi Habib Al Bashari, apabila membaca ayat: “Sesungguhnya dia (Ayub) kami dapati, seorang yang sabar. Seorang hamba yang amat baik. Sesungguhnya dia tetap kembali (kepada Tuhan)” (QS. Shad : 44), lalu beliau menangis dan berkata: “Alangkah menakjubkan! Ia yang memberi dan Ia yang memujinya.”
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah Kami, yaitu ketika mereka berhati teguh (sabar)”. (QS. As-Sajadah : 24).
“Dan telah sempurnalah perkataan yang baik dari Tuhan engkau untuk Bani Israil, disebabkan keteguhan hati (kesabaran) mereka”. (QS Al A’raf : 137).
“Kepada orang-orang itu diberikan pembalasan (pokok) dua kali lipat, disebabkan kesabaran mereka”. (QS. Al Qashash : 54)
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu, akan disempurnakan pahalanya dengan tiada terhitung”. (QS Az-Zumar : 10).
Maka tidak ada dari pendekatan diri manusia kepada Allah (ibadah), melainkan pahalanya itu ditentukan dengan kadar dan dapat dihitung, selain sabar. Dan sesungguhnya adanya puasa itu sebagian dari sabar dan puasa itu separuh sabar, maka Allah Ta’ala mengaitkan puasa itu bagi orang-orang yang bersabar, bahwa Ia bersama mereka.
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46).
“Ya! Kalau kamu sabar dan memelihara diri, sedang mereka datang kepadamu (menyerang) dengan cepatnya, Tuhan akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang akan membinasakan”. (QS. Ali ‘Imran : 125).
Dan penelitian semua ayat-ayat tentang kedudukan sabar itu akan panjang bila diteruskan.
Adapun hadits-hadits yang menyangkut dengan sabar, maka di antara lain, Nabi s.a.w. bersabda : “Sabar itu separuh iman”, sebagaimana nanti akan diterangkan caranya sabar itu separuh iman. Adapun hadits-hadits yang lain di antaranya:
“Dari yang sekurang-kurangnya diberikan kepada kamu, ialah: keyakinan dan kesungguhan sabar. Siapa yang diberikan keberuntungan dari keyakinan dan kesungguhan sabar itu, niscaya ia tidak peduli dengan yang luput dari padanya, dari shalat malam dan puasa siang.
Dan engkau bersabar di atas apa yang menimpa atas diri engkau, adalah lebih aku sukai, daripada disempurnakan oleh setiap orang daripada kamu, kepadaku, dengan seperti amalan semua kamu. Akan tetapi aku takut, bahwa dibukakan kepadamu dunia sesudahku. Lalu sebagian kamu menetang sebagian yang lain. Dan akan ditantang kamu oleh penduduk langit (para malaikat) ketika itu. Maka siapa yang sabar dan memperhitungkan diri, niscaya memperoleh kesempurnaan pahalanya”.
Kemudian Nabi s.a.w. membaca firman Allah Ta’ala: “Apa yang di sisi kamu itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada orang-oang yang sabar itu pembalasan, menurut yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya” (An-Nahl:96).
Diriwayatkan Jabir, bahwa Nabi s.a.w ditanyakan tentang iman, maka Beliau menjawab: “Sabar dan suka memaafkan”.
Dikatakan bahwa Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada nabi Daud a.s.:
“Berakhlaklah dengan akhlak-Ku! Sesungguhnya sebagian dari akhlak-Ku, ialah, bahwa Aku Maha Sabar.”
Pada hadits yang diriwayatkan ‘Atha’ dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat orang-orang Anshar, lalu beliau bertanya:
“Apakah kamu ini semua orang beriman?”.
Semua mereka diam. Maka menjawab Umar r.a.: “Ya, wahai Rasulullah!”.
Nabi s.a.w. lalu bertanya: “Apakah tandanya keimanan kamu itu?”
Mereka menjawab: “Kami bersyukur atas kelapangan. Kami bersabar atas percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan Tuhan (qadha Allah Ta’ala)”.
Lalu Nabi s.a.w. menjawab: “Demi Tuhan pemilik Ka’bah! Benar kamu itu orang beriman!”.
Nabi s.a.w. bersabda:
“Pada kesabaran atas yang tidak engkau sukai itu banyak kebajikan”.
Isa Al-Masih a.s. berkata:
“Engkau sesungguhnya tiada akan memperoleh apa yang engkau sukai, selain dengan kesabaranmu atas apa yang tiada engkau sukai”.
Adapun atsar, maka di antaranya ialah terdapat pada surat khalifah Umar bin al-Khatab r.a. kepada Abu Musa Al-Asy’ari r.a., yang bunyinya di antara lain:
“Haruslah engkau bersabar! Dan ketahuilah, bahwa sabar itu dua. Yang satu lebih utama dari yang lain: sabar pada waktu musibah itu baik. Dan yang lebih baik daripadanya lagi, ialah sabar (menahan diri) dari yang diharamkan Allah Ta’ala. Dan ketahuilah, bahwa sabar itu yang memiliki iman. Yang demikian itu, adalah bahwa takwa itu kebajikan yang utama. Dan takwa itu dengan sabar”.
Ali r.a. berkata pula:
“Sabar itu dari iman, adalah seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak ada iman, bagi orang yang tiada mempunyai kesabaran”.
Adalah Habib bin Abi Habib Al Bashari, apabila membaca ayat: “Sesungguhnya dia (Ayub) kami dapati, seorang yang sabar. Seorang hamba yang amat baik. Sesungguhnya dia tetap kembali (kepada Tuhan)” (QS. Shad : 44), lalu beliau menangis dan berkata: “Alangkah menakjubkan! Ia yang memberi dan Ia yang memujinya.”
Manisnya Iman
Sabda Rasulullah SAW.: "Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman (iaitu) Allah dan Rasul-Nya adalah lebih dia cintai daripada selainnya (Allah dan Rasul), dan dia mencintai seseorang semata-mata kerana Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran (maksiat) sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam api". (Hadis Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim)..
Iman adalah membenarkan secara putus (jazim) tanpa ragu sedikitpun dengan apa yang datang daripada Rasulullah SAW. yang diikuti dengan ketundukan hati dan ketenteraman jiwa menerima ketentuannya tanpa perasaan degil dan takabbur.
Terkadang-kadang terdapat iman yang jazim pada seseorang dan tidak ada keraguan sedikitpun terhadap kebenaran yang datang daripada Rasulullah SAW. tetapi sayangnya terkadang kadang iman tersebut diikuti oleh rasa sombong dan enggan serta tidak mahu melaksanakan apa yang diyakininya itu. Maka dalam keadaan seumpama ini, dia belum digolongkan sebagai orang yang beriman.
Juga terdapat orang yang memiliki iman yang jazim tanpa sedikitpun ada perasaan ragu, malahan dia tidak mempunyai sifat degil dan takabbur terhadap apa diyakininya. Tetapi sayangnya kita lihat orang tersebut tenggelam kedalam dunia kelalaian, dia tidak pandai menilai kadar iman sebagaimana semestinya, dia lalai untuk menunaikan kewajiban mensyukuri nikmat tersebut. Manusia seperti inilah yang dikatakan orang yang beriman atau " mukmin " yanq belum mendapatkan " kemanisan iman ".
Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman.
Hadis ini mengandunqi asas-asas utama bagi semua pintu kebaikan. Kemanisan iman adalah sesuatu yang dapat dirasakan oleh mukmin yang tenteram jiwanya terhadap nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan kemanisan iman seseorang dapat menghadapi hidup dengan penuh ceria. Keimanannya dapat membimbing dirinya untuk menghadapi kehidupan ini walau bagaimanapun keadaan yang menimpanya. Jika sedang ditimpa kesusahan dia boleh bersabar, dan dia dapat merasakan nikmat kesabaran. Dan jika dia mendapat nikmat kesenangan maka ia pandai bersyukur, dan dia dapat merasakan nikmat kesyukuran. Dia meyakini bahawa segala yang menimpanya apakah baik atau buruk adalah telah ditentukan oleh Allah sejak azali. Oleh itu ia dengan jiwa tenang dapat menghadapi semua keadaan dengan rasa redha.
Kalaulah begitu besar nikmat yang dia dapat rasakan ketika di dunia lantaran kemanisan iman yang dimilikinya, sudah pasti lebih besar lagi nikmat yang bakal dia terima di sisi Allah kelak di akhirat.
1. Adalah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya.
Cinta ialah kecenderongan jiwa seseorang kepada sesuatu yang boleh memberinya kelazatan, manfaat ataupun kerana sesuatu itu sesuai dengan fitrah (tabiat) nya. Ada beberapa sebab yang boleh menimbulkan rasa cinta seseorang. Menurut Imam Al Ghazali bahawa ada 5 sebab yang mendorong perasaan cinta seseorang:
1. Cinta manusia kepada dirinya, kewujudannya, keberkekalan dan kesempurnaannya.
2. Cinta manusia kepada orang yang berbuat ihsan kepadanya dan orang yang boleh mendatangkan manfaat kepadanya.
3. Cinta manusia kepada orang yang suka berbuat ihsan semata-mata kerana ihsannya. Walaupun dia sendiri tidak berhajat kepada ihsan orang tersebut.
4. Cinta manusia kepada kecantikan dan keindahan. Keindahan yang memikat ada yang hissy (fisical) seperti keindahan warna warni bunga dan binatang, dan ada pula yang maknawy (abstrak) seperti akhlak yang luhur dan sifat mulia dari seseorang umpamanya: berilmu, cerdik, berani, adil, sabar, cekal dan lain lain.
5. Cinta manusia kepada seseorang disebabkan kerana orang yang dicintainya itu memiliki persamaan sifat dengannya, walaupun semua sebab terdahulu atau sebahagiannya tidak wujud pada orang tersebut. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.: Roh-roh adalah tentera tentera yang dipersenjatakan, maka apa yang sesuai dengannya dia akan mesra dan apa yang bercanggah dengannya dia akan berbeza.
Dan jika kita amat amati sebab sebab cinta diatas dengan cermat nescaya kita dapati kesemua sebab itu mewajibkan orang beriman yang benar-benar mengenali Tuhannya untuk mencintai Allah dengan kadar cinta yang tidak ada tolok bandingannya.
Buah atau kesan cinta seseorang kepada Allah akan menimbulkan ketaatannya kepada Allah yakni melaksanakan suruhan Nya dan menjauhi laranqan-Nya. Tetapi perlu diingat bahawa terdapat perbezaan antara taat kerana cinta (mahabbah) dengan taat kerana mengharap dan takut (rakhbah dan Rahbah).
Iman adalah membenarkan secara putus (jazim) tanpa ragu sedikitpun dengan apa yang datang daripada Rasulullah SAW. yang diikuti dengan ketundukan hati dan ketenteraman jiwa menerima ketentuannya tanpa perasaan degil dan takabbur.
Terkadang-kadang terdapat iman yang jazim pada seseorang dan tidak ada keraguan sedikitpun terhadap kebenaran yang datang daripada Rasulullah SAW. tetapi sayangnya terkadang kadang iman tersebut diikuti oleh rasa sombong dan enggan serta tidak mahu melaksanakan apa yang diyakininya itu. Maka dalam keadaan seumpama ini, dia belum digolongkan sebagai orang yang beriman.
Juga terdapat orang yang memiliki iman yang jazim tanpa sedikitpun ada perasaan ragu, malahan dia tidak mempunyai sifat degil dan takabbur terhadap apa diyakininya. Tetapi sayangnya kita lihat orang tersebut tenggelam kedalam dunia kelalaian, dia tidak pandai menilai kadar iman sebagaimana semestinya, dia lalai untuk menunaikan kewajiban mensyukuri nikmat tersebut. Manusia seperti inilah yang dikatakan orang yang beriman atau " mukmin " yanq belum mendapatkan " kemanisan iman ".
Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman.
Hadis ini mengandunqi asas-asas utama bagi semua pintu kebaikan. Kemanisan iman adalah sesuatu yang dapat dirasakan oleh mukmin yang tenteram jiwanya terhadap nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan kemanisan iman seseorang dapat menghadapi hidup dengan penuh ceria. Keimanannya dapat membimbing dirinya untuk menghadapi kehidupan ini walau bagaimanapun keadaan yang menimpanya. Jika sedang ditimpa kesusahan dia boleh bersabar, dan dia dapat merasakan nikmat kesabaran. Dan jika dia mendapat nikmat kesenangan maka ia pandai bersyukur, dan dia dapat merasakan nikmat kesyukuran. Dia meyakini bahawa segala yang menimpanya apakah baik atau buruk adalah telah ditentukan oleh Allah sejak azali. Oleh itu ia dengan jiwa tenang dapat menghadapi semua keadaan dengan rasa redha.
Kalaulah begitu besar nikmat yang dia dapat rasakan ketika di dunia lantaran kemanisan iman yang dimilikinya, sudah pasti lebih besar lagi nikmat yang bakal dia terima di sisi Allah kelak di akhirat.
1. Adalah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya.
Cinta ialah kecenderongan jiwa seseorang kepada sesuatu yang boleh memberinya kelazatan, manfaat ataupun kerana sesuatu itu sesuai dengan fitrah (tabiat) nya. Ada beberapa sebab yang boleh menimbulkan rasa cinta seseorang. Menurut Imam Al Ghazali bahawa ada 5 sebab yang mendorong perasaan cinta seseorang:
1. Cinta manusia kepada dirinya, kewujudannya, keberkekalan dan kesempurnaannya.
2. Cinta manusia kepada orang yang berbuat ihsan kepadanya dan orang yang boleh mendatangkan manfaat kepadanya.
3. Cinta manusia kepada orang yang suka berbuat ihsan semata-mata kerana ihsannya. Walaupun dia sendiri tidak berhajat kepada ihsan orang tersebut.
4. Cinta manusia kepada kecantikan dan keindahan. Keindahan yang memikat ada yang hissy (fisical) seperti keindahan warna warni bunga dan binatang, dan ada pula yang maknawy (abstrak) seperti akhlak yang luhur dan sifat mulia dari seseorang umpamanya: berilmu, cerdik, berani, adil, sabar, cekal dan lain lain.
5. Cinta manusia kepada seseorang disebabkan kerana orang yang dicintainya itu memiliki persamaan sifat dengannya, walaupun semua sebab terdahulu atau sebahagiannya tidak wujud pada orang tersebut. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.: Roh-roh adalah tentera tentera yang dipersenjatakan, maka apa yang sesuai dengannya dia akan mesra dan apa yang bercanggah dengannya dia akan berbeza.
Dan jika kita amat amati sebab sebab cinta diatas dengan cermat nescaya kita dapati kesemua sebab itu mewajibkan orang beriman yang benar-benar mengenali Tuhannya untuk mencintai Allah dengan kadar cinta yang tidak ada tolok bandingannya.
Buah atau kesan cinta seseorang kepada Allah akan menimbulkan ketaatannya kepada Allah yakni melaksanakan suruhan Nya dan menjauhi laranqan-Nya. Tetapi perlu diingat bahawa terdapat perbezaan antara taat kerana cinta (mahabbah) dengan taat kerana mengharap dan takut (rakhbah dan Rahbah).
Derita Wanita Karir
Bersamaan perkembangan zaman, kaum perempuan boleh berbahagia, karena peluang mereka untuk mengaktulisasikan dirinya makin terbuka lebar. Kita melihat makin banyak perempuan-perempuan yang bekerja di luar rumah sebagai "wanita karir".
Mereka bisa sukses di bidangnya masing-masing dan kita pun dibuat terkagum-kagum pada kaum perempuan yang berhasil menduduki "posisi penting" dalam berbagai organisasi. Tapi tak banyak kaum perempuan yang menyadari berapa harga yang harus mereka bayar baik secara psikologi, biologi dan sosial demi mengejar predikat wanita karir yang sukses?
Kaum perempuan boleh berbangga hati merayakan kebebasannya sekarang. Menjadi perempuan karir sudah menjadi hal yang lumrah di jaman modern seperti sekarang ini dan mayoritas perempuan beranggapan, perempuan tanpa karir, ibarat ikan tanpa air.
Di sisi lain ada kelompok perempuan yang mengklaim mendapatkan kebebasan itu. Padahal mereka tidak lebih hanya sebagai alat jual-beli produk. Perempuan-perempuan ini tidak sungkan-sungkan memanfaatkan kemolekan tubuhnya untuk keperluan iklan komersial, menjual senyumnya saat bekerja sebagai sales dan menggunakan uang gajinya dari pekerjaan itu hanya untuk membeli barang-barang yang diperintahkan "harus mereka miliki". Pendek kata, kaum perempuan yang sudah menjadi budak entitas komersil yang sebenarnya tidak membuat hidup kaum perempuan lebih sejahtera.
Pertanyaan yang mencuat di kalangan kaum perempuan yang kritis adalah, apakah menjadi wanita karir merupakan kebebasan yang hakiki buat kaum perempuan atau hanya manipulasi dan eksploitasi terselubung terhadap kaum perempuan.
Makin banyaknya perempuan yang berkarir menimbulkan dampak sosial yang cukup serius. Eropa misalnya, belakangan ini menyuarakan kekhawatirannya atas semakin banyaknya perempuan Eropa yang lebih memilik karir, dan telah menyebabkan turunnya tingkat kesuburan perempuan di benua itu dan berdampak pada cepatnya penurunan populasi usia kerja. Kaum perempuan di Eropa ternyata lebih senang "merawat karirnya" ketimbang menjalankan apa yang menjadi insting kaum perempuan untuk merawat dan mendidik anak-anak.
Seorang perempuan bahkan harus menjadi "superwoman" dengan berperan ganda sebagai isteri, ibu dan wanita karir. Tidak bisa dipungkiri, faktanya, porsi waktu yang dihabiskan lebih banyak untuk kepentingan karir mereka dibandingkan untuk melayani keluarga.
Seorang wanita karir bisa memiliki apa saja, tapi sesungguhnya mereka tidak punya kehidupan. Itulah pengakuan jujur Gaby Hinsliff, seorang edtitor desk politik di Observer. Hinsliff memilih meninggalkan karirnya yang sudah mapan agar lebih bisa menghabiskan banyak waktu dengan anak lelakinya yang berusia dua tahun.
Hinsliff dengan berani mengungkapkan kegalauannya ketika harus menggabungkan antara bekerja dan keluarga dan ia mewakili penderitaan banyak wanita karir yang selama ini tak bisa mereka ungkapkan.
Di satu sisi para wanita karir itu berjuang mengejar karirnya, di sisi lain mereka berjuang untuk mendapatkan kembali kehidupan mereka sebagai perempuan dan sebagai ibu serta merawat anak-anak mereka agar tumbuh menjadi manusia yang seimbang.
Hinsliff, tanpa diduga mendapat dukungan atas keputusannya itu dari sejumlah wanita karir yang sukses. Salah satu komentar yang ditulis untuk Hinsliff antara lain,"Ini benar-benar membuat mata kita terbuka, -tetapi masyarakat menilai perempuan berdasarkan prestasi kerja mereka, tidak pernah prestasi mereka sebagai ibu ".
Komentar lainnya tertulis,"Mengapa begitu penting bagi perempuan untuk 'diakui' oleh orang lain meski mereka merasa tidak berguna?" Karena paling penting bagi seorang perempuan adalah kepuasan ketika melakukan sesuatu yang menurut mereka penting, termasuk ketika perempuan memilih menjadi seorang ibu dan isteri yang baik.
Mereka bisa sukses di bidangnya masing-masing dan kita pun dibuat terkagum-kagum pada kaum perempuan yang berhasil menduduki "posisi penting" dalam berbagai organisasi. Tapi tak banyak kaum perempuan yang menyadari berapa harga yang harus mereka bayar baik secara psikologi, biologi dan sosial demi mengejar predikat wanita karir yang sukses?
Kaum perempuan boleh berbangga hati merayakan kebebasannya sekarang. Menjadi perempuan karir sudah menjadi hal yang lumrah di jaman modern seperti sekarang ini dan mayoritas perempuan beranggapan, perempuan tanpa karir, ibarat ikan tanpa air.
Di sisi lain ada kelompok perempuan yang mengklaim mendapatkan kebebasan itu. Padahal mereka tidak lebih hanya sebagai alat jual-beli produk. Perempuan-perempuan ini tidak sungkan-sungkan memanfaatkan kemolekan tubuhnya untuk keperluan iklan komersial, menjual senyumnya saat bekerja sebagai sales dan menggunakan uang gajinya dari pekerjaan itu hanya untuk membeli barang-barang yang diperintahkan "harus mereka miliki". Pendek kata, kaum perempuan yang sudah menjadi budak entitas komersil yang sebenarnya tidak membuat hidup kaum perempuan lebih sejahtera.
Pertanyaan yang mencuat di kalangan kaum perempuan yang kritis adalah, apakah menjadi wanita karir merupakan kebebasan yang hakiki buat kaum perempuan atau hanya manipulasi dan eksploitasi terselubung terhadap kaum perempuan.
Makin banyaknya perempuan yang berkarir menimbulkan dampak sosial yang cukup serius. Eropa misalnya, belakangan ini menyuarakan kekhawatirannya atas semakin banyaknya perempuan Eropa yang lebih memilik karir, dan telah menyebabkan turunnya tingkat kesuburan perempuan di benua itu dan berdampak pada cepatnya penurunan populasi usia kerja. Kaum perempuan di Eropa ternyata lebih senang "merawat karirnya" ketimbang menjalankan apa yang menjadi insting kaum perempuan untuk merawat dan mendidik anak-anak.
Seorang perempuan bahkan harus menjadi "superwoman" dengan berperan ganda sebagai isteri, ibu dan wanita karir. Tidak bisa dipungkiri, faktanya, porsi waktu yang dihabiskan lebih banyak untuk kepentingan karir mereka dibandingkan untuk melayani keluarga.
Seorang wanita karir bisa memiliki apa saja, tapi sesungguhnya mereka tidak punya kehidupan. Itulah pengakuan jujur Gaby Hinsliff, seorang edtitor desk politik di Observer. Hinsliff memilih meninggalkan karirnya yang sudah mapan agar lebih bisa menghabiskan banyak waktu dengan anak lelakinya yang berusia dua tahun.
Hinsliff dengan berani mengungkapkan kegalauannya ketika harus menggabungkan antara bekerja dan keluarga dan ia mewakili penderitaan banyak wanita karir yang selama ini tak bisa mereka ungkapkan.
Di satu sisi para wanita karir itu berjuang mengejar karirnya, di sisi lain mereka berjuang untuk mendapatkan kembali kehidupan mereka sebagai perempuan dan sebagai ibu serta merawat anak-anak mereka agar tumbuh menjadi manusia yang seimbang.
Hinsliff, tanpa diduga mendapat dukungan atas keputusannya itu dari sejumlah wanita karir yang sukses. Salah satu komentar yang ditulis untuk Hinsliff antara lain,"Ini benar-benar membuat mata kita terbuka, -tetapi masyarakat menilai perempuan berdasarkan prestasi kerja mereka, tidak pernah prestasi mereka sebagai ibu ".
Komentar lainnya tertulis,"Mengapa begitu penting bagi perempuan untuk 'diakui' oleh orang lain meski mereka merasa tidak berguna?" Karena paling penting bagi seorang perempuan adalah kepuasan ketika melakukan sesuatu yang menurut mereka penting, termasuk ketika perempuan memilih menjadi seorang ibu dan isteri yang baik.
HIKMAH DI BALIK SAKIT
Bismillah...
Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Al Anbiyaa’: 35). Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir Al Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan”. (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat dinalar oleh akal manusia.
1. Sakit Menjadi Kebaikan bagi Seorang Muslim jika Dia Bersabar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
2. Sakit Akan Menghapuskan Dosa
Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, ”Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syuura: 30). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
3. Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api Neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)
4. Sakit akan Mengingatkan Hamba atas Kelalaiannya
Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (Al An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara ta’at dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
Terdapat Hikmah yang Banyak di Balik Berbagai Musibah
Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)
Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin.
Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Al Anbiyaa’: 35). Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir Al Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan”. (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat dinalar oleh akal manusia.
1. Sakit Menjadi Kebaikan bagi Seorang Muslim jika Dia Bersabar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
2. Sakit Akan Menghapuskan Dosa
Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, ”Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syuura: 30). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
3. Sakit akan Membawa Keselamatan dari Api Neraka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)
4. Sakit akan Mengingatkan Hamba atas Kelalaiannya
Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (Al An’am: 42) yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara ta’at dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir)
Terdapat Hikmah yang Banyak di Balik Berbagai Musibah
Wahai saudaraku, ketahuilah di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak. Maka perhatikanlah saudaraku nasehat Ibnul Qoyyim rahimahullah berikut ini: “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah (yang dapat kita gali, -ed). Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)
Ingatlah saudaraku, cobaan dan penyakit merupakan tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi, shohih). Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keyakinan dan kesabaran yang akan meringankan segala musibah dunia ini. Amin.
Sifat Hurul‘in (Bidadari)
1. Sebagai Istri yang Suci
2. Kepala dan Kerudung yang Dikenakannya
3. Wajahnya Putih dan Cantik Jelita
4. Sangat Indah Rupawan
5. Keindahan Matanya
6. Pandangannya Pendek (Tidak Liar)
7. Keindahan Hidung dan Kelembutannya
8. Pipinya Mulus, Bersih dan Ranum Kemerah-merahan
9. Mulutnya Manis dan Senyumnya Memancarkan Cahaya
10. Nyanyiannya
11. Suaranya Paling Merdu
12. Kekal Abadi
13. Selalu Berada dalam Keamanan dan Ketenangan
14. Selalu dalam Kesenangan
15. Selalu Rela dan Cinta
16. Senantiasa Menetap dan Mendampingi
17. Dipingit (Tidak Kemana-mana)
18. Berada dalam Tenda-Tenda
19. Selalu Memuji lagi Menyambut
20. Rambutnya Hitam Legam dengan Aromanya yang Harum Semerbak
21. Lehernya Halus dan Panjang
22. Pinggangnya Indah
23. Perutnya Indah
24. Hatinya Menjadi Cermin bagi Suaminya
25. Pergelangan Tangan, Tapak Tangan dan Cincinnya Sangat lembut
26. Disucikan
27. Mereka Adalah Perawan
28. Tidak Membosankan Suami dan Selalu Memuaskan
29. Betisnya Bening, Tumitnya Putih Mulus
30. Aroma dan Perhiasannya
31. Wanita yang Baik
32. Cerah Memancarkan Cahaya
33. Kedudukannya Tinggi
34. Berlimpah Kecintaan
35. Sebaya dan Sama
36. Benar-Benar Suci, dan sebelumnya tidak pernah Disentuh oleh Manusia maupun Jin
37. Luput (Terbebas) dari Akhlak Tercela
38. Diciptakan oleh Dzat Yang Maha Bijaksana Secara Langsung
2. Kepala dan Kerudung yang Dikenakannya
3. Wajahnya Putih dan Cantik Jelita
4. Sangat Indah Rupawan
5. Keindahan Matanya
6. Pandangannya Pendek (Tidak Liar)
7. Keindahan Hidung dan Kelembutannya
8. Pipinya Mulus, Bersih dan Ranum Kemerah-merahan
9. Mulutnya Manis dan Senyumnya Memancarkan Cahaya
10. Nyanyiannya
11. Suaranya Paling Merdu
12. Kekal Abadi
13. Selalu Berada dalam Keamanan dan Ketenangan
14. Selalu dalam Kesenangan
15. Selalu Rela dan Cinta
16. Senantiasa Menetap dan Mendampingi
17. Dipingit (Tidak Kemana-mana)
18. Berada dalam Tenda-Tenda
19. Selalu Memuji lagi Menyambut
20. Rambutnya Hitam Legam dengan Aromanya yang Harum Semerbak
21. Lehernya Halus dan Panjang
22. Pinggangnya Indah
23. Perutnya Indah
24. Hatinya Menjadi Cermin bagi Suaminya
25. Pergelangan Tangan, Tapak Tangan dan Cincinnya Sangat lembut
26. Disucikan
27. Mereka Adalah Perawan
28. Tidak Membosankan Suami dan Selalu Memuaskan
29. Betisnya Bening, Tumitnya Putih Mulus
30. Aroma dan Perhiasannya
31. Wanita yang Baik
32. Cerah Memancarkan Cahaya
33. Kedudukannya Tinggi
34. Berlimpah Kecintaan
35. Sebaya dan Sama
36. Benar-Benar Suci, dan sebelumnya tidak pernah Disentuh oleh Manusia maupun Jin
37. Luput (Terbebas) dari Akhlak Tercela
38. Diciptakan oleh Dzat Yang Maha Bijaksana Secara Langsung
MARATUL SOLEHA
Rasulullah SAW menggambarkan beberapa sifat seorang wanita sholeha, pendek tapi cukup untuk menjadi pedoman bagi muslimah.
"Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya." (riwayat Ahmad)
1. Taat, seorang wanita yang terbiasa taat pada orang tua maka akan mudah taat pada suami. Selama perintah suaminya adalah ma'ruf (tidak menyelisihi syariat) dia segera melaksanakannya. Bila perintah tersebut tidak berkenan, akan dicarinya waktu yang tepat untuk meyakinkan suami agar mengurungkan perintahnya tanpa dibarengi bantahan, penentangan, atau pemaksaan kehendak.
2. Enak Dipandang, tidak harus cantik. Mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya seorang wanita akan membuat senang suami yang memandangnya. Dia akan mampu membuat suaminya merasa nyaman, tenang dan puas.
3. Cinta dan Pasrah, seorang pria tentu mengharapkan seorang istri yang mampu mencintai sepenuh hati dan bersikap pasrah. Wanita yang dalam berbuat dan bertingkah laku selalu berupaya menyenangkan suami dan menjauhi hal-hal yang mendatangkan kebenciannya.
4. Suka Membantu, wanita sholeha adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya. Bukannya memberatkan, namun justru mengingatkan suami untuk selalu berlaku taat pada Allah subhanahu wa ta'ala, serta memberikan saran dan pendapat demi kemajuan usaha sang suami.
"Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya." (riwayat Ahmad)
1. Taat, seorang wanita yang terbiasa taat pada orang tua maka akan mudah taat pada suami. Selama perintah suaminya adalah ma'ruf (tidak menyelisihi syariat) dia segera melaksanakannya. Bila perintah tersebut tidak berkenan, akan dicarinya waktu yang tepat untuk meyakinkan suami agar mengurungkan perintahnya tanpa dibarengi bantahan, penentangan, atau pemaksaan kehendak.
2. Enak Dipandang, tidak harus cantik. Mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya seorang wanita akan membuat senang suami yang memandangnya. Dia akan mampu membuat suaminya merasa nyaman, tenang dan puas.
3. Cinta dan Pasrah, seorang pria tentu mengharapkan seorang istri yang mampu mencintai sepenuh hati dan bersikap pasrah. Wanita yang dalam berbuat dan bertingkah laku selalu berupaya menyenangkan suami dan menjauhi hal-hal yang mendatangkan kebenciannya.
4. Suka Membantu, wanita sholeha adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya. Bukannya memberatkan, namun justru mengingatkan suami untuk selalu berlaku taat pada Allah subhanahu wa ta'ala, serta memberikan saran dan pendapat demi kemajuan usaha sang suami.
Surga Hanya Dimasuki Orang-orang yang Diampuni-Nya
Sahabat Hikmah…
Manusia tinggal di dunia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah”
(QS Adz Dzariyat 51: 56)
Allah telah memberikan jin dan manusia keistimewaan.
Allah telah menciptakan apa yang di langit dan bumi untuk jin dan manusia.
Bahkan adanya surga dan neraka adalah untuk jin dan manusia.
Bagi yang mengikuti mengikuti Allah dan Rasul-Nya maka dia masuk Surga.
Dan bagi yang mengikuti Iblis dan teman-temannya maka dia masuk Neraka.
Tetapi manusia adalah makhluk yang lemah, sering lalai dan berbuat dosa.
Sehingga Surga hanyalah dimasuki siapa-siapa yang diampuni-Nya.
Orang-orang yang diampuni adalah orang-orang yang bertaqwa
Dan orang-orang yang melakukan taubat nasuha.
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al hadid 57:28)
”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Anfal 8:29)
Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim: 66,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bresamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kamidan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".
Memang Allah adalah Maha Pengampun, tetapi ada orang yang tidak diampuninya, yaitu orang-orang yang menyekutukan Allah (syirik).
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Diamengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yangdikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
(kezhaliman) yang sangat besar" (QS An Nisaa' 48)
Dari Anas radhiallahu 'anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih)
Dan Rasulullah menjamin, siapa yang tidak syirik maka PASTI masuk surga.
Dari Abu Dzar ra., Rasulullah SAW bersabda, "Jibril berkatakepadaku,' Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'"
(HR. Bukhari)
Maka penting sekali memahami SYIRIK.
Apa sebenarnya syirik, jenis-jenisnya dan bahayanya.
Siahkan Sahabat Hikmah mengambil HIKMAH tentang syirik:
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah, seperti memohon dan taat kepada selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah, seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.
BERSAMBUNG...Silahkan klik link fan page KKH untuk melanjutkan : http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=464941345848&id=291202364354
Manusia tinggal di dunia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah”
(QS Adz Dzariyat 51: 56)
Allah telah memberikan jin dan manusia keistimewaan.
Allah telah menciptakan apa yang di langit dan bumi untuk jin dan manusia.
Bahkan adanya surga dan neraka adalah untuk jin dan manusia.
Bagi yang mengikuti mengikuti Allah dan Rasul-Nya maka dia masuk Surga.
Dan bagi yang mengikuti Iblis dan teman-temannya maka dia masuk Neraka.
Tetapi manusia adalah makhluk yang lemah, sering lalai dan berbuat dosa.
Sehingga Surga hanyalah dimasuki siapa-siapa yang diampuni-Nya.
Orang-orang yang diampuni adalah orang-orang yang bertaqwa
Dan orang-orang yang melakukan taubat nasuha.
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al hadid 57:28)
”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Anfal 8:29)
Taubat yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat Nasuha", yaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surat At-Tahrim: 66,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bresamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kamidan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".
Memang Allah adalah Maha Pengampun, tetapi ada orang yang tidak diampuninya, yaitu orang-orang yang menyekutukan Allah (syirik).
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Diamengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yangdikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
(kezhaliman) yang sangat besar" (QS An Nisaa' 48)
Dari Anas radhiallahu 'anhu, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Allah ta’ala telah berfirman : “Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih)
Dan Rasulullah menjamin, siapa yang tidak syirik maka PASTI masuk surga.
Dari Abu Dzar ra., Rasulullah SAW bersabda, "Jibril berkatakepadaku,' Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'"
(HR. Bukhari)
Maka penting sekali memahami SYIRIK.
Apa sebenarnya syirik, jenis-jenisnya dan bahayanya.
Siahkan Sahabat Hikmah mengambil HIKMAH tentang syirik:
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah, seperti memohon dan taat kepada selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah, seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.
BERSAMBUNG...Silahkan klik link fan page KKH untuk melanjutkan : http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=464941345848&id=291202364354
Muslimah Cantik, Bermahkota Rasa Malu
“Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…” (SMS dari seorang sahabat)
Membaca SMS di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimat puitis. Namun ketika kita mau untuk merenunginya, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,
الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)
Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.
Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.
Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini…
Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar ‘Miss Universe’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…
Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128) Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/191)
Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata,
إن كنتن مؤمنات فليس هذا بلباس المؤمنات وإن كنتن غير مؤمنات فتمتعينه
“Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” (disebutkan dalam Ghoyatul Marom (198). Syaikh Al Albani mengatakan, “Aku belum meneliti ulang sanadnya”)
Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita—kaum wanita—terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justeru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)
Wahai, muslimah…
Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.
Wahai saudariku muslimah…
Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dikarenakan keimananmu pada Rabb-mu…
Membaca SMS di atas, mungkin pada sebagian orang menganggap biasa saja, sekedar sebait kalimat puitis. Namun ketika kita mau untuk merenunginya, sungguh terdapat makna yang begitu dalam. Ketika kita menyadari fitrah kita tercipta sebagai wanita, mahkluk terindah di dunia ini, kemudian Allah mengkaruniakan hidayah pada kita, maka inilah hal yang paling indah dalam hidup wanita. Namun sayang, banyak sebagian dari kita—kaum wanita—yang tidak menyadari betapa berharganya dirinya. Sehingga banyak dari kaum wanita merendahkan dirinya dengan menanggalkan rasa malu, sementara Allah telah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,
الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)
Begitu jelas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.
Namun sayang, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita—yang seharusnya—menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.
Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; ‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya’, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Sehingga ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya.
Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini…
Di zaman ini justeru banyak wanita yang memilih mendapatkan mahkota ‘kehormatan’ dari ajang kontes-kontes yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota ‘kehormatan’ yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata dan gelar ‘Miss Universe’ atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…
Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128) Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang adalah wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/191)
Dalam sebuah kisah, ‘Aisyah radhiyyallahu ‘anha pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata,
إن كنتن مؤمنات فليس هذا بلباس المؤمنات وإن كنتن غير مؤمنات فتمتعينه
“Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” (disebutkan dalam Ghoyatul Marom (198). Syaikh Al Albani mengatakan, “Aku belum meneliti ulang sanadnya”)
Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita—kaum wanita—terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justeru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman?
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)
Wahai, muslimah…
Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkan (mahkota emas permata itu), kau harus menelanjangi dirimu di depan public.
Wahai saudariku muslimah…
Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu dikarenakan keimananmu pada Rabb-mu…
JANGAN HALANGI AKU MEMBELA RASULULLAH
Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya. “Suamiku tersayang,” Nasibah berkata, “aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang.”Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup.“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…”Nasibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya, “Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, “Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi.”Mata amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah.”Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur.”Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan kiranya?” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “apakah anakku gugur?”Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”“Inna lillah….” Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.“Kau berduka, ya Ummu Amar?”Nasibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak.”Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani.”Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. “Kau tidak takut, nak?”Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. “Hai utusan,” ujarnya, “Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau perempuan, ya Ibu….”Nasibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?”Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. “Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas’ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Istri Said-kah engkau?”Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?”“Beliau tidak kurang suatu apapun…”“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”“Engkau masih luka parah, Nasibah….”“Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?”Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa.”
Alam adalah Tentara Allah... Bersahabatlah !
Sahabat Hikmah...
Alam semesta ciptaan Allah adalah hamba-hamba Allah.
Mereka juga tentara Allah yang sangat tangguh dan patuh.
”Dan kepunyaan Allah-lah TENTARA langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Fath 48:4)
Laut, hujan, angin topan, bumi, gunung, binatang buas…
Hingga serangga kecil yang merayap lambat...
Adalah tentara Allah yang sangat perkasa.
Para tentara Allah itu tunduk patuh kepada Allah,
Mereka bertasbih dan betahmid memuji-Nya.
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’ 17:44)
Mereka siap diperintahkan oleh Allah...
Untuk menghukum orang kafir sebagai musuh Allah.
Atau melindungi orang-orang beriman sebagai kekasih-Nya.
Kita bisa membaca ayat Al Quran bagaimana Allah mengirimkan tentara-Nya...
Untuk menghukum Fir’aun dan kaumnya yang melampaui batas.
”Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS Al A’raf 7:133) Para ahli tafsir mengatakan yang dimaksud darah dalah air yang berubah menjadi darah.
Dan Laut Merah pun bisa bersahabat dengan Nabi Musa,
Tetapi berubah menjadi musuh yang ganas buat Fir’aun dan tentaranya.
Pada kisah Rasulullah yang hijrah dan bersembunyi di Gua Tsur,
Burung merpati dan laba-laba tunduk atas perintah Allah...
Mereka dengan cepat membuat sarang dan bertelur di mulut gua...
Sehingga musyrikin Mekah tidak menyangka ada manusia di dalam gua.
Demikian juga bagaimana langit dan bumi menjadi tentara Allah ...
Yang dikirim kepada ummat Nabi Nuh yang angkuh dan keras kepala.
Langit menumpahkan bermiliar kubik air, deras dan sangat deras...
Dengan disertai angin topan yang sangat kencang.
Bahkan air juga memuncrat hebat dari dalam tanah.
Tiba-tiba bumi menjadi hamparan samudera yang sangat luas.
Yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh,
Dan menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS Hud 11:42-44)
Alam semesta dalah sesama ciptaan Allah,
Kita bisa bersahabat dengan alam atas ikatan iman.
Bersama alam kita bertasbih, mengagungkan Allah, memuji-Nya,
Menyembah-Nya dan mengesakan-Nya.
”Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya berTASBIH apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) SHALAT dan TASBIHnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS An Nur 24:41)
Bersahabat dengan alam dengan ikatan iman memberikan banyak manfaat.
Diantaranya, alam bisa menjadi pengingat kita setiap saat.
Terutama setelah berbagai musibah datang silih berganti di Bumi Pertiwi.
Alam menampakkan ketundukkannya kepada Sang Khaliq,
Yang tunduk atas perintah-Nya untuk menunjukkan kebesaran-Nya
Bahwa alam adalah TENTARA-Nya...
Bahwa alam juga berTASBIH dan berTAHMID...
Bahkan merekapun SHALAT...
Bersahabat dengan alam dengan ikatan iman...
Mengingatkan kita bagaimana menjalani hidup dengan baik.
Mengingatkan kita dari kesalahan dan dosa.
Bila seluruh isi alam ini beriman selalu bertahmid kepada-Nya.
Alangkah malunya kita, bila selalu bermaksiat kepada-Nya.
Bila seluruh isi alam ini shalat dan bertasbih kepada-Nya.
Alangkah hinanya manusia yang berakal bila tidak shalat dan takabur kepada-Nya.
Ya... semestinya kita malu dengan tanah yang kita injak,
Malu dengan udara yang kita hirup,
Malu kepada matahari yang menerangi kita,
Malu kepada pohon-pohon yang berdiri tenang,
Malu kepad nyamuk-nyamuk yang beterbangan sekitar kita,
Malu kepada semut-semut yang merayap ketakutan,
Bahkan malu kepada bayang-bayang kita sendiri yang selalu mengikuti kita.
”Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan SUJUD kepada Allah, sedang mereka berendah diri ?
Dan kepada Allah sajalah berSUJUD segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka TAKUT kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl 16:48-50)
Mereka senantiasa bertasbih, bertahmid, sujud dan shalat serta takut kepada Allah...
Sementara kita? Apa yang selama ini kita lakukan kepada Allah?
Tadi pagi... ? Tadi malam...? Kemarin... ? Dulu...? Hari ini...?
Alam memberi kita inspirasi iman yang sangat kaya.
Dalam diamnya, mereka tengah bersuara dengan bahasa yang lain.
Seperti tengah menohok jantung kita, menyadarkan tentang Allah.
Tidak sulit memahami perspektif iman dalam bersahabat dengan alam.
Hanya dibutuhkan sedikit penghayatan dan perenungan...
Serta sedikit waktu untuk berlatih jujur.
Tetapi itu semua akan sulit bagi mereka yang dengan sengaja menutup mata hatinya.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berAKAL, (yaitu) orang-orang yang BERDZIKIR (mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka meMIKIRkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran 3:190-191)
Bila kita perhatikan...
Dari setiap jengkal daratan di bumi...
Dari setiap lereng gunung yang lebat...
Dari setiap hamparan lautan yang luas...
Para tentara Allah tersebut tak pernah lelah MEMBERI...
Berapakah yang telah dinikmati oleh manusia dari alam semesta ini ?
Dan itu semua adalah atas perintah-Nya...
Maka selayaknya kita bersyukur kepada-Nya.
Sehingga bila kita merusak alam dan lalai dan lupa kepada Penguasanya,
Allah akan menegur kita dengan tentara-Nya...
Agar kita kembali bersujud dan bertasbih kepada-Nya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Sesungghnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al baqarah 2:155-157)
Dalam seluruh makna tersebut di atas itulah kita menghayati...
Alam semesta adalah tentara Allah yang beriman dan patuh kepada-Nya.
Karenanya kita harus bersahabat dengan mereka dalam ikatan iman.
Bukan sebaliknya malah membuat kerusakan, onar....
dan bangga menumpuk dosa di atasnya.
Dan... kita juga harus saling mengingatkan...
Karena fitnah tersebut tidak hanya menimpa orang-orang yang selalu berbuat dosa saja,
Tetapi juga akan menimpa orang-orang yang beriman di sekelilingnya.
”Dan takutlah (peliharalah) dirimu daripada fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS Al Anfal 8:25)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasehat:
“Tidaklah musibah itu turun, kecuali lantaran dosa. Dan tidaklah ia bisa diangkat kecuali dengan taubat”
Kita tidak sedang mengajari siapapun.
Apalagi menggurui para korban bencana yang mencabik-cabik negeri ini.
Kita sangat sadar, untuk tabah atas semua kepahitan ini saja tidak mudah.
Tetapi setelah segala duka nestapa ini...
Tidak adakah umpan balik yang lebih bertenaga ?
Setelah segala kehilangan yang menyakitkan ini...
Haruskah kita kehilangan spirit untuk menghayati rahasia alam dibalik semuanya ?
Kita harus menjadi seorang mukmin, dalam suka maupun duka.
Kita harus menjadi seorang mukmin, dalam karunia maupun bencana.
Allah yang Maha Suci lagi Maha Bijaksana tidak akan salah membedakan...
Mana diantara kita yang diadzab karena dosanya...
Dan mana yang sedang diuji untuk menaikkan derajat keimanannya.
Meski semuanya tercebur dalam satu kubangan bencana yang sama rasanya.
Kita memang harus tetap menjadi seorang mukmin, apappun yang terjadi.
Meskipun ini memang sulit...
Tetapi pilihan lain akan jauh lebih menyakitkann.
Wallahu a’lam bishowab.
O.F.A
Alam semesta ciptaan Allah adalah hamba-hamba Allah.
Mereka juga tentara Allah yang sangat tangguh dan patuh.
”Dan kepunyaan Allah-lah TENTARA langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Fath 48:4)
Laut, hujan, angin topan, bumi, gunung, binatang buas…
Hingga serangga kecil yang merayap lambat...
Adalah tentara Allah yang sangat perkasa.
Para tentara Allah itu tunduk patuh kepada Allah,
Mereka bertasbih dan betahmid memuji-Nya.
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’ 17:44)
Mereka siap diperintahkan oleh Allah...
Untuk menghukum orang kafir sebagai musuh Allah.
Atau melindungi orang-orang beriman sebagai kekasih-Nya.
Kita bisa membaca ayat Al Quran bagaimana Allah mengirimkan tentara-Nya...
Untuk menghukum Fir’aun dan kaumnya yang melampaui batas.
”Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS Al A’raf 7:133) Para ahli tafsir mengatakan yang dimaksud darah dalah air yang berubah menjadi darah.
Dan Laut Merah pun bisa bersahabat dengan Nabi Musa,
Tetapi berubah menjadi musuh yang ganas buat Fir’aun dan tentaranya.
Pada kisah Rasulullah yang hijrah dan bersembunyi di Gua Tsur,
Burung merpati dan laba-laba tunduk atas perintah Allah...
Mereka dengan cepat membuat sarang dan bertelur di mulut gua...
Sehingga musyrikin Mekah tidak menyangka ada manusia di dalam gua.
Demikian juga bagaimana langit dan bumi menjadi tentara Allah ...
Yang dikirim kepada ummat Nabi Nuh yang angkuh dan keras kepala.
Langit menumpahkan bermiliar kubik air, deras dan sangat deras...
Dengan disertai angin topan yang sangat kencang.
Bahkan air juga memuncrat hebat dari dalam tanah.
Tiba-tiba bumi menjadi hamparan samudera yang sangat luas.
Yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh,
Dan menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS Hud 11:42-44)
Alam semesta dalah sesama ciptaan Allah,
Kita bisa bersahabat dengan alam atas ikatan iman.
Bersama alam kita bertasbih, mengagungkan Allah, memuji-Nya,
Menyembah-Nya dan mengesakan-Nya.
”Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya berTASBIH apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) SHALAT dan TASBIHnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS An Nur 24:41)
Bersahabat dengan alam dengan ikatan iman memberikan banyak manfaat.
Diantaranya, alam bisa menjadi pengingat kita setiap saat.
Terutama setelah berbagai musibah datang silih berganti di Bumi Pertiwi.
Alam menampakkan ketundukkannya kepada Sang Khaliq,
Yang tunduk atas perintah-Nya untuk menunjukkan kebesaran-Nya
Bahwa alam adalah TENTARA-Nya...
Bahwa alam juga berTASBIH dan berTAHMID...
Bahkan merekapun SHALAT...
Bersahabat dengan alam dengan ikatan iman...
Mengingatkan kita bagaimana menjalani hidup dengan baik.
Mengingatkan kita dari kesalahan dan dosa.
Bila seluruh isi alam ini beriman selalu bertahmid kepada-Nya.
Alangkah malunya kita, bila selalu bermaksiat kepada-Nya.
Bila seluruh isi alam ini shalat dan bertasbih kepada-Nya.
Alangkah hinanya manusia yang berakal bila tidak shalat dan takabur kepada-Nya.
Ya... semestinya kita malu dengan tanah yang kita injak,
Malu dengan udara yang kita hirup,
Malu kepada matahari yang menerangi kita,
Malu kepada pohon-pohon yang berdiri tenang,
Malu kepad nyamuk-nyamuk yang beterbangan sekitar kita,
Malu kepada semut-semut yang merayap ketakutan,
Bahkan malu kepada bayang-bayang kita sendiri yang selalu mengikuti kita.
”Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan SUJUD kepada Allah, sedang mereka berendah diri ?
Dan kepada Allah sajalah berSUJUD segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka TAKUT kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl 16:48-50)
Mereka senantiasa bertasbih, bertahmid, sujud dan shalat serta takut kepada Allah...
Sementara kita? Apa yang selama ini kita lakukan kepada Allah?
Tadi pagi... ? Tadi malam...? Kemarin... ? Dulu...? Hari ini...?
Alam memberi kita inspirasi iman yang sangat kaya.
Dalam diamnya, mereka tengah bersuara dengan bahasa yang lain.
Seperti tengah menohok jantung kita, menyadarkan tentang Allah.
Tidak sulit memahami perspektif iman dalam bersahabat dengan alam.
Hanya dibutuhkan sedikit penghayatan dan perenungan...
Serta sedikit waktu untuk berlatih jujur.
Tetapi itu semua akan sulit bagi mereka yang dengan sengaja menutup mata hatinya.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berAKAL, (yaitu) orang-orang yang BERDZIKIR (mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka meMIKIRkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran 3:190-191)
Bila kita perhatikan...
Dari setiap jengkal daratan di bumi...
Dari setiap lereng gunung yang lebat...
Dari setiap hamparan lautan yang luas...
Para tentara Allah tersebut tak pernah lelah MEMBERI...
Berapakah yang telah dinikmati oleh manusia dari alam semesta ini ?
Dan itu semua adalah atas perintah-Nya...
Maka selayaknya kita bersyukur kepada-Nya.
Sehingga bila kita merusak alam dan lalai dan lupa kepada Penguasanya,
Allah akan menegur kita dengan tentara-Nya...
Agar kita kembali bersujud dan bertasbih kepada-Nya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Sesungghnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al baqarah 2:155-157)
Dalam seluruh makna tersebut di atas itulah kita menghayati...
Alam semesta adalah tentara Allah yang beriman dan patuh kepada-Nya.
Karenanya kita harus bersahabat dengan mereka dalam ikatan iman.
Bukan sebaliknya malah membuat kerusakan, onar....
dan bangga menumpuk dosa di atasnya.
Dan... kita juga harus saling mengingatkan...
Karena fitnah tersebut tidak hanya menimpa orang-orang yang selalu berbuat dosa saja,
Tetapi juga akan menimpa orang-orang yang beriman di sekelilingnya.
”Dan takutlah (peliharalah) dirimu daripada fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS Al Anfal 8:25)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasehat:
“Tidaklah musibah itu turun, kecuali lantaran dosa. Dan tidaklah ia bisa diangkat kecuali dengan taubat”
Kita tidak sedang mengajari siapapun.
Apalagi menggurui para korban bencana yang mencabik-cabik negeri ini.
Kita sangat sadar, untuk tabah atas semua kepahitan ini saja tidak mudah.
Tetapi setelah segala duka nestapa ini...
Tidak adakah umpan balik yang lebih bertenaga ?
Setelah segala kehilangan yang menyakitkan ini...
Haruskah kita kehilangan spirit untuk menghayati rahasia alam dibalik semuanya ?
Kita harus menjadi seorang mukmin, dalam suka maupun duka.
Kita harus menjadi seorang mukmin, dalam karunia maupun bencana.
Allah yang Maha Suci lagi Maha Bijaksana tidak akan salah membedakan...
Mana diantara kita yang diadzab karena dosanya...
Dan mana yang sedang diuji untuk menaikkan derajat keimanannya.
Meski semuanya tercebur dalam satu kubangan bencana yang sama rasanya.
Kita memang harus tetap menjadi seorang mukmin, apappun yang terjadi.
Meskipun ini memang sulit...
Tetapi pilihan lain akan jauh lebih menyakitkann.
Wallahu a’lam bishowab.
O.F.A
Diantara Lingkaran Kehidupan
Setiap orang berada didalam salah satu diantara dua lingkaran :
RAHMAT dan KEADILAN.
Barangsiapa yang berada didalam lingkaran Rahmat,
Kelak akan berada didalam lingkaran Keutamaan.
Barangsiapa yang berada didalam lingkaran Keadilan,
Kelak akan berada di dalam lingkaran Pembalasan.
Barangsiapa yang tidak tercukupi kefakirannya dengan sedikit harta,
Maka dia tidak akan merasa cukup dengan harta yang banyak.
Barangsiapa yang tidak mendapat manfaat dari sedikit ilmu,
Maka mustahil ia akan mendapatkannya dari banyak ilmu.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak Tuhannya daripada hak dirinya dan teman-temannya, maka ia adalah hamba yang dekat dengan Tuhannya.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak dirinya sendiri sendiri daripada Tuhannya dan teman-temannya, maka ia adalah hamba hawa nafsunya.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak teman-temannya daripada hak Tuhan dan dirinya, maka ia adalah hamba kedudukan.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak Tuhannya dan teman-temannya daripada hak dirinya, maka ia adalah pewaris para nabi.
Dunia yang terpuji adalah yang menyampaikan seseorang pada perbuatan yang baik atau menyelamatkan dari perbuatan jelek.
Dunia yang diperbolehkan adalah yang tidak menyebabkan seseorang meninggalkan perintah dan menerjang larangannya.
Dunia yang terhina dalam lisan Al-Quran dan Al-Sunnah adalah yang menyebabkan seseorang meninggalkan ketaatan atau melakukan maksiat
Tidak akan mengerti kedudukan suatu nikmat,
kecuali berada pada keadaan yang berlawanan dengan nikmat itu.
Dan tidak akan terhibur seseorang yang tertimpa musibah,
Kecuali mengetahui ada orang lain yang tertimpa musibah seperti dirinya.
Sungguh mengherankan,
seseorang yang berjuang mengejar dunia yang belum pasti didapatkannya,
Dan jika mendapatkannya, ia dalam keraguan untuk mendapatkan manfaat dari apa yang didapatnya.
Ia pun dalam keyakinan akan meninggalkan dan keluar dari dunia,
Tetapi untuk kematian yang sudah pasti, ia menghadapinya dengan sekedarnya.
Barangsiapa yang terbiasa membatalkan suatu kemauan,
Maka dirinya akan terhalang dari suatu keberuntungan.
(Saduran bebas dari "Membuka Rahasia Ilahi" karya Allamah Sayyid Abdullah Al-Hadad)
=Bulan Cahaya=
RAHMAT dan KEADILAN.
Barangsiapa yang berada didalam lingkaran Rahmat,
Kelak akan berada didalam lingkaran Keutamaan.
Barangsiapa yang berada didalam lingkaran Keadilan,
Kelak akan berada di dalam lingkaran Pembalasan.
Barangsiapa yang tidak tercukupi kefakirannya dengan sedikit harta,
Maka dia tidak akan merasa cukup dengan harta yang banyak.
Barangsiapa yang tidak mendapat manfaat dari sedikit ilmu,
Maka mustahil ia akan mendapatkannya dari banyak ilmu.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak Tuhannya daripada hak dirinya dan teman-temannya, maka ia adalah hamba yang dekat dengan Tuhannya.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak dirinya sendiri sendiri daripada Tuhannya dan teman-temannya, maka ia adalah hamba hawa nafsunya.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak teman-temannya daripada hak Tuhan dan dirinya, maka ia adalah hamba kedudukan.
Seseorang yang selalu sibuk memenuhi hak Tuhannya dan teman-temannya daripada hak dirinya, maka ia adalah pewaris para nabi.
Dunia yang terpuji adalah yang menyampaikan seseorang pada perbuatan yang baik atau menyelamatkan dari perbuatan jelek.
Dunia yang diperbolehkan adalah yang tidak menyebabkan seseorang meninggalkan perintah dan menerjang larangannya.
Dunia yang terhina dalam lisan Al-Quran dan Al-Sunnah adalah yang menyebabkan seseorang meninggalkan ketaatan atau melakukan maksiat
Tidak akan mengerti kedudukan suatu nikmat,
kecuali berada pada keadaan yang berlawanan dengan nikmat itu.
Dan tidak akan terhibur seseorang yang tertimpa musibah,
Kecuali mengetahui ada orang lain yang tertimpa musibah seperti dirinya.
Sungguh mengherankan,
seseorang yang berjuang mengejar dunia yang belum pasti didapatkannya,
Dan jika mendapatkannya, ia dalam keraguan untuk mendapatkan manfaat dari apa yang didapatnya.
Ia pun dalam keyakinan akan meninggalkan dan keluar dari dunia,
Tetapi untuk kematian yang sudah pasti, ia menghadapinya dengan sekedarnya.
Barangsiapa yang terbiasa membatalkan suatu kemauan,
Maka dirinya akan terhalang dari suatu keberuntungan.
(Saduran bebas dari "Membuka Rahasia Ilahi" karya Allamah Sayyid Abdullah Al-Hadad)
=Bulan Cahaya=
Kisah Mengharukan Seorang Anak
Sepasang suami meninggalkan seorang diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus teriak, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan teriakan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mataisterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Ya Rabb........Pantes kha hukuman itu dy terima??????
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus teriak, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan teriakan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mataisterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Ya Rabb........Pantes kha hukuman itu dy terima??????
Amanah Bisa Melapangkan Rejeki
Jujur dan amanah adalah dua sifat utama yang akan menghantarkan seseorang atau suatu bangsa pada keberhasilan dan kesuksesan yang hakiki. Nabi Yusuf AS berhasil menghantarkan masyarakat Mesir pada kesejahteraan dan kemakmuran, karena beliau dan timnya memiliki sifat amanah dan menjaga serta memiliki profesionalitas yang tinggi (QS. Yusuf [12] ayat 55).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ. {يوسف: 55}.
“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS. Yusuf [12]: 55).
Dalam sebuah hadits riwayat imam ad-Daelamy, Rasulullah SAW mengatakan bahwa sifat amanah itu akan mengundang rizki, sebaliknya sifat khianat itu akan mengundang kefakiran.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: الأَمَانَةُ تَجْلِبُ الرِّزْقَ وَالْخِيَانَةُ تَجْلِبُ الْفَقْرَ. {رواه الديلمي}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sifat amanah dan jujur itu akan menarik rizki, sedangkan khianat itu akan menarik (mengakibatkan) kefakiran.” (HR. Dailamiy).
Disamping secara pribadi harus jujur, orang yang beriman pun diperintahkan membangun suasana dan lingkungan yang penuh dengan kejujuran (QS. At-Taubah [9] ayat 119).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيـــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِيْنَ. {التوبة: 119}.
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]: 119).
Bangsa dan Negara kita sekarang ini sangat membutuhkan para pemimpin, para pegawai dan anggota masyarakat yang memiliki kejujuran yang tangguh, disamping profesionalitas yang tinggi, untuk bisa membawa bangsa ini keluar dari krisis yang sangat kompleks dan berat.
Kesalehan sosial, yang dibangun melalui ibadah-ibadah yang disyariatkan, antara lain peduli, empati dan simpati, serta bersedia menolong orang lain yang sedang mendapatkan kesulitan, seperti yang terjadi sekarang ini. Disamping banyaknya orang miskin yang membutuhkan pertolongan, juga banyak orang yang menderita karena mendapatkan musibah, seperti gempa bumi di beberapa daerah di Jawa Barat dan Sumatera Barat, yang telah mengakibatkan korban harta dan jiwa yang cukup banyak.
Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadits, bahwa Allah SWT akan menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong sesamanya. Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang sedang mendapatkan kesulitan, maka Allah SWT akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat nanti.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَهُ اللهُ فيِ الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ، وَاللهُ فيِ عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فيِ عَوْنِ أَخِيْهِ...{رواه ابن ماجه}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong sesama saudaranya ...”. (HR. Ibnu Majjah).
Mari kita jadikan semangat beribadah ini, untuk penguatan kesalehan individual dan kesalehan sosial, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam pandangan Allah SWT maupun dalam pandangan manusia.
HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN
1. Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu Hibban dalam shahihnya Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dalam musnadnya Kasyful Astar-100, lih. Juga dalam Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056)
2. Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)
3. Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)
قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ. {يوسف: 55}.
“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS. Yusuf [12]: 55).
Dalam sebuah hadits riwayat imam ad-Daelamy, Rasulullah SAW mengatakan bahwa sifat amanah itu akan mengundang rizki, sebaliknya sifat khianat itu akan mengundang kefakiran.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: الأَمَانَةُ تَجْلِبُ الرِّزْقَ وَالْخِيَانَةُ تَجْلِبُ الْفَقْرَ. {رواه الديلمي}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sifat amanah dan jujur itu akan menarik rizki, sedangkan khianat itu akan menarik (mengakibatkan) kefakiran.” (HR. Dailamiy).
Disamping secara pribadi harus jujur, orang yang beriman pun diperintahkan membangun suasana dan lingkungan yang penuh dengan kejujuran (QS. At-Taubah [9] ayat 119).
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيـــُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِيْنَ. {التوبة: 119}.
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah [9]: 119).
Bangsa dan Negara kita sekarang ini sangat membutuhkan para pemimpin, para pegawai dan anggota masyarakat yang memiliki kejujuran yang tangguh, disamping profesionalitas yang tinggi, untuk bisa membawa bangsa ini keluar dari krisis yang sangat kompleks dan berat.
Kesalehan sosial, yang dibangun melalui ibadah-ibadah yang disyariatkan, antara lain peduli, empati dan simpati, serta bersedia menolong orang lain yang sedang mendapatkan kesulitan, seperti yang terjadi sekarang ini. Disamping banyaknya orang miskin yang membutuhkan pertolongan, juga banyak orang yang menderita karena mendapatkan musibah, seperti gempa bumi di beberapa daerah di Jawa Barat dan Sumatera Barat, yang telah mengakibatkan korban harta dan jiwa yang cukup banyak.
Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadits, bahwa Allah SWT akan menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong sesamanya. Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang sedang mendapatkan kesulitan, maka Allah SWT akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat nanti.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ s: مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَهُ اللهُ فيِ الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ، وَاللهُ فيِ عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فيِ عَوْنِ أَخِيْهِ...{رواه ابن ماجه}.
“Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang memudahkan urusan orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong sesama saudaranya ...”. (HR. Ibnu Majjah).
Mari kita jadikan semangat beribadah ini, untuk penguatan kesalehan individual dan kesalehan sosial, agar kehidupan kita menjadi lebih baik dan lebih bermakna dalam pandangan Allah SWT maupun dalam pandangan manusia.
HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN
1. Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu Hibban dalam shahihnya Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dalam musnadnya Kasyful Astar-100, lih. Juga dalam Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056)
2. Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH? Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)
3. Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)
Pembuka-Pembuka Keberkahan Rejeki
Kadang kita merasa orang yang sangat tidak beruntung jika melihat perekonomian di atas kita sehingga kita sering tidak bersyukur atas apa yang telah kita dapatkan…. Kita merasa kadang hidup sangatlah sulit dan atas itu semua kita mencari alasan untuk menyalahkan siapa atau apa….. Jarang atau bahkan kurang kita dalam melihat kenyataan yang ada disekitar kita.
Ada beberapa cara mungkin yang dapat kita jalankan jika ingin rejeki kita lancar dan berlimpah, di antaranya adalah :
1. Taqwa
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).
2. Tawakal
Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)
3. Shalat
Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)
4. Istighfar
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS Nuh: 10-12).
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Majah dan al-Hakim).
5. Silaturahmi
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”
6. Sedekah
Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)
7. Berbuat Kebaikan
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Alqashash:84)
Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)
8. Berdagang
Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)
9. Bangun Pagi
Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, “Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)
Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, “Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)
10. Bersyukur
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)
Semoga kita dapat melakukan dan mempraktekannya demi kehidupan yang lebih baik. Amin ya Rabbi…..
Ada beberapa cara mungkin yang dapat kita jalankan jika ingin rejeki kita lancar dan berlimpah, di antaranya adalah :
1. Taqwa
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).
2. Tawakal
Nabi s.a.w. bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)
3. Shalat
Firman Allah dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)
4. Istighfar
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS Nuh: 10-12).
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Majah dan al-Hakim).
5. Silaturahmi
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”
6. Sedekah
Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)
7. Berbuat Kebaikan
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Alqashash:84)
Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan.Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.(HR. Ahmad)
8. Berdagang
Dan Nabi SAW bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan” (Riwayat Ahmad)
9. Bangun Pagi
Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya, “Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari. ( H.R. Al-Baihaqi)
Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, “Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan. (H.R. At-Tabarani)
10. Bersyukur
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim:7)
Semoga kita dapat melakukan dan mempraktekannya demi kehidupan yang lebih baik. Amin ya Rabbi…..
Subscribe to:
Posts (Atom)